31 Januari, 2013

Doa Daniel

Pada tahun pertama pemerintahan Darius orang Media,
putra Ahasyweros atas kerajaan Babel, aku Daniel,
membaca-baca buku-buku agama.
Aku merenungkan bahwa menurut perkataan TUHAN kepada Nabi Yeremia,
kota Yerusalem akan tetap runtuh selama tujuh puluh tahun.

Lalu berdoalah aku dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN Allah,
dan memohon belas kasihannya.
Aku pun berpuasa dan memakai kain karung serta duduk di atas abu.
Segala dosa bangsaku kuakui kepada TUHAN Allahku.
Kataku, "TUHAN Allah, Engkau besar, dan kami menghormati Engkau.
Engkau selalu menepati perjanjian-Mu dan menunjukkan kasih-Mu yang abadi
kepada mereka yang mengasihi Engkau dan melakukan apa yang Kauperintahkan.

Kami telah berdosa, kami telah berbuat jahat, dan melakukan kesalahan.
Kami telah berontak dan melanggar perintah-Mu
serta menyimpang dari peraturan-peraturan-Mu.
Kami tidak mendengarkan para nabi, hamba-hamba-Mu itu,
yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami,
kepada para pemimpin, para leluhur dan kepada seluruh bangsa kami.

Ya TUHAN, tindakan-Mu selalu tepat dan adil,
tetapi kami selalu mendatangkan malu kepada diri kami,
yaitu kami semua yang tinggal di Yudea
dan di Yerusalem dan semua orang sebangsa kami
yang telah Kausebar ke negeri-negeri yang jauh dan yang dekat
oleh karena mereka tidak setia kepada-Mu.

Raja-raja kami, para pemimpin dan nenek moyang kami
telah melakukan hal-hal yang memalukan
dan telah berdosa kepada-Mu, ya TUHAN.
Engkau penuh pengampunan dan belas kasihan,
meskipun kami telah melawan Engkau.
Kami tidak mendengarkan suara-Mu, ya TUHAN Allah kami,
ketika Kausuruh kami hidup menurut hukum-hukum
yang telah Kauberikan kepada kami melalui para nabi, hamba-hamba-Mu itu.

Seluruh Israel telah melanggar hukum-hukum-Mu
dan tidak mau mendengarkan suara-Mu.
Kami berdosa terhadap Engkau, dan sebab itu
Kautimpakan kepada kami kutuk yang telah tertulis dalam Buku Musa, hamba-Mu.
Engkau bertindak tepat seperti yang telah Kaujanjikan kepada kami
dan kepada para penguasa kami.
Yerusalem telah Kauhukum lebih keras daripada kota mana pun di dunia ini.

Segala malapetaka yang tertulis dalam Hukum Musa
telah Kautimpakan kepada kami.
Tetapi meskipun demikian, ya TUHAN Allah kami,
kami masih saja menolak untuk menyenangkan hati-Mu.
Kami tetap tak mau meninggalkan dosa-dosa kami
dan tidak mau pula memperhatikan ajaran-ajaran-Mu.
Engkau, ya TUHAN Allah kami,
telah menghukum kami dengan malapetaka yang telah Kaupersiapkan;
tindakan-Mu selalu tepat dan adil,
tetapi kami tidak mendengarkan suara-Mu.

Ya TUHAN, Allah kami, Engkau telah menunjukkan kuasa-Mu
dengan membawa umat-Mu keluar dari Mesir,
dan kuasa-Mu itu masih tetap dikenang.
Kami telah berdosa dan berbuat kesalahan.
Engkau telah membela kami di zaman dulu,
sebab itu janganlah marah lagi kepada Yerusalem,
kota-Mu sendiri, bukit-Mu yang suci.
Oleh karena dosa kami dan kejahatan nenek moyang kami,
maka semua orang yang di sekeliling kami
memandang rendah terhadap Yerusalem dan terhadap umat-Mu.

Ya Allah kami, dengarkanlah doa dan permohonanku.
Pulihkanlah rumah-Mu yang telah dimusnahkan itu,
perbaikilah supaya semua orang tahu bahwa Engkaulah Allah.
Dengarkanlah kami, ya Allah, pandanglah kami
dan perhatikanlah penderitaan kami serta kerusakan kota
yang disebut dengan nama-Mu.
Kami berdoa kepada-Mu bukan karena jasa-jasa kami,
melainkan karena Engkau penuh belas kasihan.
TUHAN, dengarlah kami, ampunilah kami,
perhatikanlah kami dan bertindaklah segera!
Janganlah lama-lama, supaya semua orang tahu bahwa Engkaulah Allah.
Sebab Yerusalem dan umat-Mu adalah milik-Mu yang khas."

Domba jantan dan kambing jantan

Pada tahun ketiga pemerintahan Raja Belsyazar,
aku mendapat penglihatan kedua.
Dalam penglihatan itu kudapati diriku di provinsi Elam, di Susan,
ibukota Persia. Aku berdiri di dekat Sungai Ulai,
dan di pinggir sungai itu tampak seekor domba jantan
yang mempunyai dua buah tanduk panjang,
yang satu lebih panjang dan lebih baru daripada yang lain.

Kulihat domba jantan itu menanduk ke arah barat, utara dan selatan.
Tak seekor binatang pun yang tahan menghadapinya atau luput dari kuasanya.
Ia berbuat sekehendak hatinya dan menjadi sombong.
Sementara aku memandangnya, tampak seekor kambing jantan
berlari-lari dari sebelah barat melintasi bumi.
Begitu kencang larinya sehingga kakinya tidak menyentuh tanah.
Di antara kedua matanya ada satu tanduk yang menyolok.
Kambing jantan itu mendekati domba jantan
yang kulihat di pinggir sungai itu,
lalu menyerbu ke arahnya dengan ganas.

Kuperhatikan ia menyerang domba jantan itu.
Ia begitu ganas sehingga menubruk domba jantan itu
dan mematahkan kedua tanduknya.
Domba jantan itu tidak berdaya untuk melawan.
Ia terlempar ke tanah dan diinjak-injak,
dan tak ada seorang pun yang dapat menolongnya.

Kambing jantan itu semakin besar.
Tetapi ketika ia sampai pada puncak kekuasaannya,
patahlah tanduknya yang besar itu,
lalu di tempat itu tumbuh empat buah tanduk yang menyolok,
masing-masing menunjuk ke arah yang berlainan.

Dari salah satu tanduk itu tumbuhlah tanduk kecil,
yang menjadi sangat besar dan kekuasaannya meluas ke arah selatan,
ke arah timur dan ke arah tanah yang permai.
Tanduk itu menjadi semakin besar sampai cukup kuat
untuk menyerang tentara surga yaitu bintang-bintang,
malahan beberapa di antaranya dilemparkannya ke tanah dan diinjak-injaknya.

Bahkan ia menantang panglima tentara surga,
menghentikan kurban persembahan harian
yang dipersembahkan kepada panglima itu,
dan merobohkan rumah ibadat untuk dia.
Lalu orang-orang di sana mulai berdosa
dan tidak mempersembahkan kurban-kurban yang diwajibkan itu.
Maka ibadah yang benar telah dicampakkan ke tanah.
Tanduk itu berhasil dalam segala perbuatannya.

Kemudian kudengar seorang malaikat berkata kepada yang lain,
"Sampai berapa lamakah semua yang tampak dalam penglihatan itu akan berlangsung?
Sampai kapan dosa besar itu menggantikan kurban harian?
Sampai kapan tentara surga dan rumah ibadat itu diinjak-injak?"
Kudengar malaikat yang satu lagi menjawab,
"Sampai 1.150 hari lagi. Selama itu kurban petang
dan kurban pagi tidak dipersembahkan.
Setelah itu barulah rumah ibadat akan dipulihkan."

Ketika aku sedang berusaha untuk memahami arti penglihatan itu,
tiba-tiba berdiri di depanku sesuatu yang seperti manusia.
Kudengar suara yang berseru di seberang Sungai Ulai, katanya,
"Gabriel, terangkanlah kepadanya penglihatannya itu."
Lalu Gabriel yang berdiri di depanku itu mendekati aku.
Aku menjadi begitu takut, sehingga aku rebah.
Kata Gabriel kepadaku, "Hai manusia fana,
engkau harus tahu bahwa penglihatan itu adalah mengenai akhir zaman."

Sementara ia berbicara, aku pingsan.
Tetapi ia memegang aku dan menolong aku berdiri kembali.
Lalu ia berkata,
"Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang akan terjadi kelak
sebagai akibat kemarahan Allah.
Sebab penglihatanmu itu menunjuk kepada akhir zaman.
Domba jantan yang kaulihat itu, yang mempunyai dua buah tanduk,
melambangkan kerajaan Media dan Persia.
Kambing jantan itu melambangkan kerajaan Yunani,
dan tanduk yang menyolok di antara kedua matanya itu
ialah rajanya yang pertama.
Keempat tanduk yang muncul setelah tanduk pertama itu patah,
berarti bahwa kerajaan Yunani akan terbagi-bagi menjadi empat kerajaan,
tetapi satu pun tidak akan sekuat kerajaan yang mula-mula itu.

Menjelang akhir kerajaan-kerajaan itu,
apabila kejahatan sudah memuncak,
maka akan muncul seorang raja yang keras kepala dan pandai menipu.
Ia akan menjadi kuat sekali, tetapi tidak karena kekuatannya sendiri.
Ia akan mendatangkan kebinasaan yang mengerikan
dan apa saja yang dilakukannya akan berhasil.
Ia akan membinasakan orang-orang perkasa dan umat Allah.

Karena ia licik, penipuan-penipuannya akan berhasil.
Ia akan menyombongkan dirinya, dan tanpa memberi peringatan lebih dahulu
ia akan membinasakan banyak orang.
Bahkan ia berani melawan Raja Yang Mahabesar.
Tetapi ia akan dihancurkan tanpa kekuatan manusia.

Penglihatan tentang kurban petang dan pagi
yang telah diterangkan kepadamu itu, benar-benar akan terjadi.
Tetapi semua itu akan terjadi di masa depan yang masih jauh;
jadi jangan ceritakan kepada seorang pun."
Kemudian aku merasa lemah lalu jatuh sakit beberapa hari lamanya.
Setelah itu bangunlah aku dan kembali melakukan tugas-tugasku untuk raja.
Tetapi aku gelisah memikirkan penglihatan-penglihatan itu
dan tak dapat memahaminya.

30 Januari, 2013

Keempat binatang dan anak manusia

Pada suatu malam, pada tahun pertama Belsyazar menjadi raja di Babel,
aku, Daniel bermimpi dan mendapat penglihatan.
Mimpi itu kucatat dan laporan mengenai penglihatanku itu
adalah sebagai berikut:
Angin kencang bertiup dari segala arah
dan mengakibatkan adanya badai di samudra raya.

Kemudian empat ekor binatang raksasa muncul dari dalam air,
yang satu berbeda dengan yang lain.
Yang pertama rupanya seperti singa,
tetapi ia mempunyai sayap burung garuda.
Ketika aku memandangnya, tiba-tiba sayapnya tercabut dan lepas;
ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia,
lalu diberikan akal manusia.

Binatang yang kedua rupanya seperti beruang.
Ia berdiri pada kaki belakangnya,
dan membawa tiga potong tulang rusuk di antara gigi-giginya.
Kudengar suara berkata kepadanya, "Ayo, makanlah daging sebanyak kausuka!"
Ketika aku sedang mengamat-amatinya,
muncullah binatang yang lain.

Rupanya seperti macan tutul,
tetapi pada punggungnya ada empat sayap burung,
dan ia berkepala empat. Ia kelihatan berwibawa.

Ketika aku sedang memandangnya, binatang yang keempat muncul.
Ia sangat kuat dan dahsyat serta mengerikan.
Dengan gigi-giginya yang besar dan sekeras besi,
ia meremukkan dan melahap mangsanya, lalu menginjak-injak sisa-sisanya.
Berbeda dengan binatang-binatang yang sebelumnya ia bertanduk sepuluh.

Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduknya,
tiba-tiba sebuah tanduk lain tumbuh di antaranya.
Tanduk itu kecil, tetapi dapat mendesak dan mencabut
tiga buah di antara tanduk-tanduk yang mula-mula itu.
Tanduk kecil itu mempunyai mata seperti mata manusia
dan mulut yang membual dengan sombong.

Sementara aku terus melihat, beberapa takhta sedang diletakkan.
Lalu Dia yang hidup kekal duduk di atas
salah satu dari takhta-takhta itu.
Pakaian-Nya dan rambut-Nya putih bersih seperti kapas.
Takhta-Nya dengan roda-rodanya menyala-nyala karena kobaran api,
dan aliran api mengalir dari takhta itu.
Ribuan orang melayani Dia, dan jutaan orang berdiri di hadapan-Nya.
Kemudian dimulailah sidang pengadilan, dan buku-buku di buka.

Ketika aku sedang melihatnya, masih saja kudengar
tanduk kecil itu membual dengan sombongnya.
Kemudian binatang yang keempat itu dibunuh,
dan bangkainya dilemparkan ke dalam api hingga musnah.
Binatang-binatang yang lain telah dicabut kekuasaannya,
tetapi mereka diizinkan hidup sampai waktu yang telah ditentukan.
Dalam penglihatanku pada malam itu,
kulihat sesuatu yang seperti manusia.
Ia datang dengan dikelilingi awan lalu pergi kepada Dia
yang hidup kekal dan diperkenalkan kepadanya.

Ia diberi kehormatan dan kekuasaan sebagai raja,
sehingga orang-orang dari segala bangsa,
suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya.
Kekuasaannya akan bertahan selama-lamanya,
pemerintahannya tidak akan digulingkan.

Penglihatan-penglihatan yang kulihat itu membingungkan
dan menggelisahkan hatiku.
Lalu kudekati salah seorang yang berdiri di sana
dan kuminta keterangan tentang semuanya itu. Maka ia pun memberitahukannya.
Ia mengatakan, "Keempat ekor binatang raksasa itu
ialah empat kerajaan yang akan muncul di bumi.

Tetapi umat Allah Yang Mahatinggi
akan menerima hak untuk memerintah
dan pemerintahannya akan bertahan selama-lamanya."
Kemudian aku ingin tahu arti binatang yang keempat itu,
yang berbeda dengan yang lain;
yang begitu mengerikan dan yang menghancurkan
dan melahap mangsanya dengan kuku tembaganya dan gigi besinya,
serta menginjak-injak sisa-sisanya.
Aku ingin tahu juga tentang kesepuluh tanduk pada kepalanya
dan tentang tanduk kecil yang muncul kemudian lalu mencabut tiga buah
dari tanduk-tanduk yang mula-mula itu.
Tanduk kecil itu mempunyai mata dan mulut yang membual dengan sombongnya.
Ia lebih mengerikan daripada tanduk-tanduk yang lain itu.

Ketika aku memperhatikannya, tanduk itu berperang
melawan umat Allah dan mengalahkan mereka.
Kemudian Dia yang hidup kekal itu datang
lalu memberi keputusan yang membenarkan umat Allah Yang Mahatinggi.
Masanya telah tiba mereka menerima kuasa untuk memerintah.
Inilah keterangan yang kudapat,
"Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat
yang akan berdiri di bumi dan akan berbeda
dengan kerajaan-kerajaan yang lain.
Kerajaan itu akan menghancurkan dan melahap seluruh bumi
dan menginjak-injak sisanya.
Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja
yang akan memerintah kerajaan itu.
Kemudian seorang raja yang lain akan muncul;
ia akan berbeda sekali dengan raja-raja yang mula-mula,
dan ia akan mengalahkan tiga orang raja.

Ia akan berbicara melawan Allah Yang Mahatinggi
dan menindas umat Allah.
Ia akan berusaha mengubah hukum-hukum
dan pesta-pesta agama umat Allah,
dan mereka akan dikuasainya selama tiga setengah tahun.

Lalu pengadilan surga akan bersidang
dan mencabut kekuasaannya serta menghancurkan dia sampai musnah.
Kuasa dan kebesaran segala kerajaan di bumi
akan diberikan kepada umat Allah Yang Mahatinggi.
Kuasa mereka untuk memerintah tak akan berakhir
dan semua penguasa di bumi akan mengabdi mereka dengan taat."
Sekianlah laporan ini.
Aku sangat gelisah sehingga menjadi pucat,
tetapi tak seorang pun kuberitahu tentang semuanya itu.

29 Januari, 2013

Gua singa

Darius membagi kerajaannya menjadi
seratus dua puluh provinsi
yang masing-masing diperintah oleh seorang gubernur.
Daniel dan dua orang lain diangkatnya
untuk mengawasi para gubernur itu supaya raja jangan dirugikan.

Segera ternyata bahwa pekerjaan Daniel
lebih baik daripada pekerjaan para gubernur
dan pengawas-pengawas lainnya.
Karena itu, raja ingin mengangkatnya
menjadi penguasa seluruh kerajaan.
Tetapi para gubernur dan pengawas-pengawas itu
berusaha mencari kesalahan-kesalahan Daniel dalam tugas pemerintahan,
namun mereka tidak berhasil,
karena Daniel setia dan jujur
serta tidak melakukan kelalaian atau kesalahan apa pun.

Lalu mereka berkata,
"Kita hanya dapat menemukan kesalahan Daniel
dalam hal yang berhubungan dengan agamanya."
Kemudian pergilah mereka serentak menghadap raja dan berkata,
"Ya Tuanku Raja Darius, hiduplah Tuanku untuk selama-lamanya!
Kami semua yang mengurus kerajaan Tuanku,
baik para pengawas, para gubernur, wakil-wakil gubernur
dan pejabat-pejabat yang lain,
telah mufakat untuk mengusulkan
supaya Tuanku mengeluarkan surat perintah
yang harus ditaati dengan sungguh-sungguh.
Hendaknya Tuanku memerintahkan supaya selama tiga puluh hari
tak seorang pun diizinkan menyampaikan permohonan
kepada salah satu dewa atau manusia,
kecuali kepada Tuanku sendiri.
Barangsiapa melanggar perintah itu akan dilemparkan ke dalam gua singa.

Kami mohon agar Tuanku menandatangani surat perintah itu
supaya menjadi undang-undang Media dan Persia
yang tak dapat dicabut kembali."
Maka Raja Darius menandatangani surat perintah itu.
Ketika Daniel mendengar tentang hal itu, pulanglah ia ke rumahnya.
Kamarnya yang di tingkat atas
mempunyai jendela-jendela yang menghadap ke arah Yerusalem.
Dan seperti biasanya, ia berdoa kepada Allahnya
dan memuji-Nya tiga kali sehari dengan berlutut
di depan jendela-jendela yang terbuka itu.

Ketika musuh-musuh Daniel melihat Daniel sedang berdoa kepada Allahnya,
pergilah mereka semua menghadap raja
untuk mengadukan Daniel. Mereka mengatakan,
"Bukankah Tuanku telah menandatangani surat perintah
yang melarang semua orang selama tiga puluh hari ini
menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa
atau manusia kecuali kepada Tuanku saja?
Dan juga, bahwa barangsiapa melanggar perintah itu
akan dilemparkan ke dalam gua singa?"
Raja menjawab, "Memang, dan perintah itu
menjadi undang-undang Media dan Persia yang tak dapat dicabut kembali."

Lalu kata mereka kepada raja,
"Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda,
tidak menghiraukan Tuanku dan meremehkan perintah Tuanku.
Ia berdoa secara teratur tiga kali sehari."

Mendengar itu raja menjadi sedih dan khawatir,
sehingga ia mencari akal untuk menyelamatkan Daniel.
Sampai sore harinya pun raja masih berpikir-pikir.
Kemudian orang-orang itu kembali menghadap raja dan berkata,
"Tuanku, hendaknya Tuanku ingat bahwa menurut undang-undang Media dan Persia,
perintah yang dikeluarkan raja tak dapat diubah-ubah."

Maka akhirnya raja memerintahkan supaya Daniel ditangkap
dan dilemparkan ke dalam gua singa.
Kata raja kepada Daniel,
"Semoga Allahmu yang kausembah dengan setia itu menyelamatkan engkau."
Setelah itu sebuah batu besar diletakkan pada mulut gua itu,
dan raja mencap batu itu dengan cap kerajaan dan cap para pembesar,
sehingga tak seorang pun dapat membebaskan Daniel dari singa-singa itu.

Kemudian pulanglah raja ke istana. Ia tidak mau makan atau pun dihibur.
Dan semalam-malaman itu ia tidak bisa tidur.
Pada waktu subuh bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa.
Sesampainya di sana, berserulah ia dengan suara cemas,
"Daniel, hamba Allah yang hidup!
Apakah Allahmu yang kausembah dengan setia itu
telah sanggup menyelamatkan engkau dari singa-singa itu?"

Lalu terdengarlah suara Daniel yang menjawab,
"Hiduplah Tuanku untuk selama-lamanya!
Allah hamba telah mengutus malaikat-Nya
untuk menutup mulut singa-singa itu
sehingga mereka tidak mengapa-apakan hamba.
Allah menyelamatkan hamba sebab Ia tahu
bahwa hamba tidak berbuat kesalahan terhadap-Nya dan terhadap Tuanku."

Bukan main senang hati raja dan ia memerintahkan
supaya Daniel dikeluarkan dari gua itu.
Setelah perintah itu dilaksanakan,
ternyata bahwa tidak terdapat luka sedikit pun pada Daniel,
karena ia percaya kepada Allahnya.
Kemudian raja memerintahkan orang
supaya menangkap orang-orang yang telah mengadukan Daniel.
Lalu mereka bersama-sama dengan anak-anak dan istri-istri mereka
dilemparkan ke dalam gua singa itu.
Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu,
singa-singa itu telah menerkam mereka dan meremukkan tulang-tulang mereka.

Setelah itu Raja Darius mengirim surat
kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa
dan bahasa di seluruh dunia, "Salam sejahtera!
Aku perintahkan kepada semua orang yang berada di wilayah kerajaanku
supaya takut dan hormat kepada Allah yang disembah oleh Daniel!
Ia adalah Allah yang hidup selama-lamanya,
sampai akhir zaman Ia memerintah.
Kerajaan-Nya tak mungkin binasa.
Kekuasaan-Nya tak ada habisnya.
Ia menyelamatkan dan membebaskan,
melakukan mujizat dan keajaiban di langit maupun di bumi.
Daniel telah diselamatkan-Nya, dari terkaman singa-singa."
Demikianlah Daniel tetap berkedudukan tinggi
selama pemerintahan Darius dan pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

Tulisan di dinding

Pada suatu hari Raja Belsyazar mengundang seribu orang pembesar
untuk menghadiri pestanya yang mewah, dan minum-minum anggur.
Sementara mereka sedang minum-minum,
Belsyazar memerintahkan untuk mengambil mangkuk-mangkuk emas dan perak,
yang telah dirampas oleh Nebukadnezar, ayahnya,
dari dalam Rumah TUHAN di Yerusalem.
Maksud Raja Belsyazar ialah supaya para pembesar, istri-istrinya,
selir-selirnya dan ia sendiri, minum dari mangkuk-mangkuk itu.

Segera dibawalah mangkuk-mangkuk itu kepadanya,
lalu mereka semua minum anggur dari alat-alat minum itu.
Sambil minum mereka memuji-muji dewa-dewa yang terbuat dari
emas, perak, tembaga, kayu dan batu.

Tiba-tiba tampaklah tangan manusia
yang menuliskan sesuatu pada dinding istana
di tempat yang paling terang kena sinar lampu,
sehingga raja dapat melihatnya dengan jelas.
Ia menjadi pucat pasi dan begitu ketakutan sehingga lututnya gemetaran.
Dengan berteriak ia meminta supaya para ahli nujum,
ahli jampi dan ahli perbintangan dipanggil.
Ketika mereka datang, raja berkata,
"Barangsiapa dapat membaca tulisan itu
dan memberitahukan artinya kepadaku,
akan kuberi pakaian kerajaan berupa jubah ungu
dan kalung emas tanda kehormatan.
Selain itu ia akan kuangkat menjadi penguasa ketiga dalam kerajaanku."

Para cerdik pandai melangkah maju,
tapi tak seorang pun dari mereka dapat membaca tulisan itu
atau memberitahukan artinya kepada raja.
Raja Belsyazar menjadi lebih cemas dan pucat lagi;
juga para pembesarnya sangat kebingungan.
Mendengar teriakan-teriakan raja dan para pembesarnya,
ibunda raja masuk ke dalam ruang pesta.
Lalu ia berkata, "Hiduplah Tuanku selama-lamanya!
Tenangkanlah hati Tuanku dan jangan menjadi pucat.

Sebab dalam kerajaan Tuanku
ada seorang laki-laki yang dipenuhi oleh roh dewa-dewa yang suci.
Pada masa pemerintahan ayah Tuanku,
orang itu terbukti mempunyai kecerdasan, pengertian dan hikmat,
yang seperti hikmat para dewa.
Ayah Tuanku Raja Nebukadnezar telah mengangkat dia menjadi pemimpin
para ahli tenung, ahli jampi, orang-orang berilmu dan ahli perbintangan.

Ia luar biasa pandai dan bijaksana serta ahli
dalam menerangkan mimpi, mengungkapkan rahasia
dan memecahkan soal-soal yang sulit.
Namanya Daniel, tetapi raja menamakannya Beltsazar.
Panggillah dia. Ia akan memberitahukan kepada Tuanku apa artinya tulisan ini."

Dengan segera Daniel dibawa menghadap raja.
Lalu bertanyalah raja kepadanya,
"Engkaukah Daniel, orang Yahudi buangan,
yang telah diangkut oleh ayahku dari tanah Yehuda?
Kudengar bahwa engkau dipenuhi oleh roh-roh dewa yang suci,
dan bahwa engkau mempunyai kecerdasan, pengertian, dan hikmat yang luar biasa.

Para cerdik pandai dan ahli-ahli jampi
telah mencoba membaca tulisan ini dan memberitahukan artinya kepadaku.
Tetapi mereka tidak bisa.
Baru saja kudengar bahwa engkau dapat menyingkapkan
segala rahasia dan memecahkan soal-soal yang sulit.
Jika engkau dapat membaca tulisan ini
dan memberitahukan artinya kepadaku,
engkau akan kuberi pakaian kerajaan berupa jubah ungu
dan kalung emas tanda kehormatan.
Selain itu engkau akan kuangkat menjadi penguasa ketiga dalam kerajaanku."

Daniel menjawab, "Tuanku tak perlu memberi hadiah-hadiah itu kepadaku,
berikan sajalah kepada orang lain.
Aku akan membaca tulisan itu untuk Tuanku dan memberitahukan artinya.
Allah Yang Mahatinggi membuat Nebukadnezar,
ayah Tuanku menjadi raja agung dan memberikannya kebesaran dan kemasyhuran.

Ia begitu besar, sehingga orang-orang dari segala bangsa,
suku bangsa, dan bahasa, gentar dan takut kepadanya.
Jika ia ingin membunuh orang, dibunuhnya saja orang itu.
Jika ia mau menyelamatkan seseorang,
diselamatkannya orang itu.
Ia meninggikan atau merendahkan siapa saja menurut kehendaknya.

Tetapi ketika ia menjadi sombong, keras kepala dan kejam,
ia digulingkan dari takhta kerajaannya sehingga ia kehilangan keagungannya.
Ia diusir dari masyarakat manusia
dan akalnya menjadi seperti akal binatang.
Ia hidup dengan keledai hutan, makan rumput seperti sapi
dan tidur di lapangan terbuka sehingga dibasahi embun.
Akhirnya ia mengakui bahwa Allah Yang Mahatinggi
berkuasa atas kerajaan manusia dan kerajaan itu diberikan-Nya
kepada siapa saja yang dipilih-Nya.

Tetapi putranya, yaitu Tuanku sendiri,
tidak mau merendahkan diri, meskipun Tuanku tahu semuanya itu.
Tuanku meninggikan diri terhadap TUHAN di surga
dan berani menyuruh membawa masuk mangkuk-mangkuk
yang telah dirampas dari Rumah TUHAN.
Lalu Tuanku serta para pembesar, para istri
dan para selir Tuanku minum dari mangkuk-mangkuk itu.
Tuanku memuji-muji dewa-dewa yang terbuat dari
emas, perak, tembaga, besi, kayu dan batu,
dewa-dewa yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengerti apa-apa.
Tuanku tidak menghormati Allah yang menentukan hidup dan mati Tuanku
dan menetapkan jalan hidup Tuanku.

Itulah sebabnya Allah mengirim tangan itu untuk menuliskan pesan-Nya.
Inilah tulisan itu, 'Dihitung, dihitung, ditimbang, dibagi.'
Dan inilah artinya: Dihitung, masa pemerintahan Tuanku
telah dihitung oleh Allah dan diakhirinya;
ditimbang, Tuanku telah ditimbang dan didapati tidak memuaskan;
dibagi; kerajaan Tuanku dibagi
dan diberikan kepada orang Media dan Persia."

Dengan segera Belsyazar memerintahkan pegawai-pegawainya
supaya memakaikan kepada Daniel jubah ungu
dan mengalungkan kalung emas pada lehernya.
Lalu ia mengangkat Daniel menjadi penguasa ketiga dalam kerajaannya.
Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar raja Babel itu.
Sesudah Belsyazar terbunuh,
Darius orang Media merebut takhta kerajaan.
Pada waktu itu ia berumur enam puluh dua tahun.

28 Januari, 2013

Nebukadnezar meninggikan diri dan direndahkan

Inilah pengumuman Raja Nebukadnezar
yang dikirimnya kepada orang-orang dari segala bangsa,
suku bangsa dan bahasa di seluruh dunia: "Salam sejahtera!
Aku ingin menceritakan tentang keajaiban dan mujizat
yang telah dilakukan Allah Yang Mahatinggi kepadaku.

Alangkah besar mujizat yang diperbuat-Nya!
Alangkah hebat keajaiban yang dilakukan-Nya!
Allah akan menjadi raja untuk selamanya.
Ia berkuasa sepanjang masa."
Aku tinggal dengan sejahtera dalam istanaku dan hidup dengan mewah.
Tetapi pada suatu malam ketika aku sedang tidur,
aku bermimpi dan mendapat penglihatan yang sangat mencemaskan hatiku.
Lalu kupanggil para cerdik pandai yang ada di Babel
untuk menerangkan kepadaku arti mimpi itu.
Tetapi ketika para peramal, ahli jampi, orang-orang berilmu
dan para ahli perbintangan itu datang dan kuceritakan mimpiku itu kepada mereka,
tidak seorang pun yang dapat menerangkan artinya.

Akhirnya datanglah Daniel yang disebut juga Beltsazar
seperti nama dewaku.
Daniel dipenuhi oleh roh dewa-dewa yang suci.
Kuceritakan mimpiku kepadanya juga, kataku,
"Hai, Beltsazar, pemimpin orang-orang berilmu,
aku tahu bahwa engkau dipenuhi oleh roh dewa-dewa yang suci,
sehingga tak ada rahasia yang tersembunyi bagimu.
Dengarlah mimpiku ini, dan terangkanlah artinya.

Ketika aku sedang tidur, kulihat sebuah pohon
yang tumbuh di tengah-tengah bumi.
Pohon itu sangat tinggi; batangnya besar dan kuat.
Puncaknya sampai ke langit,
sehingga dapat dilihat oleh semua orang di bumi.
Daun-daunnya segar dan buahnya lebat sekali,
cukup untuk dimakan oleh penghuni seluruh dunia.
Binatang-binatang liar berbaring di bawah naungannya
dan burung-burung bersarang di dahan-dahannya.
Dan segala makhluk hidup dapat makan buah-buahnya.

Ketika aku sedang merenungkan penglihatan itu,
kulihat seorang malaikat turun dari surga;
ia tampak siaga dan waspada.
Dengan nyaring ia berkata,
'Tebanglah pohon itu dan potonglah dahan-dahannya,
gugurkanlah daun-daunnya dan hamburkanlah buahnya.
Usirlah binatang-binatang yang berbaring di bawahnya
dan burung-burung yang bersarang di dahan-dahannya.

Tetapi biarkanlah tunggulnya tinggal di dalam tanah.
Ikatlah dengan rantai besi dan tembaga
lalu tinggalkanlah di padang rumput.
Biarlah ia dibasahi embun, dan hidup bersama dengan
binatang-binatang serta tumbuh-tumbuhan.
Biarlah akal manusianya berubah
menjadi akal binatang selama tujuh tahun.

Itulah keputusan kami malaikat-malaikat yang waspada dan siaga.
Maksud kami ialah supaya orang-orang di mana pun mengakui,
bahwa Allah Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia
dan kerajaan itu diberikan-Nya kepada siapa saja yang dipilih-Nya,
bahkan kepada orang yang paling tidak berarti sekalipun!'

Hai Beltsazar, itulah mimpiku.
Sekarang katakanlah artinya kepadaku.
Tak seorang pun dari para cerdik pandai yang ada di kerajaanku
dapat mengatakannya kepadaku,
tetapi engkau dapat, sebab engkau dipenuhi oleh roh dewa-dewa yang suci."

Mendengar itu, Daniel yang disebut juga Beltsazar,
terkejut dan tercengang untuk beberapa saat.
Maka aku, Raja Nebukadnezar berkata kepadanya,
"Beltsazar, janganlah engkau cemas karena mimpi dan artinya itu."
Beltsazar menjawab, "Tuanku, alangkah baiknya seandainya kejadian-kejadian
yang diramalkan oleh mimpi itu menimpa musuh-musuh Tuanku dan bukan Tuanku.

Pohon yang Tuanku lihat itu begitu tinggi,
sehingga puncaknya sampai ke langit,
dan dapat dilihat oleh semua orang di bumi.
Daun-daunnya segar dan buahnya lebat sehingga cukup
untuk memberi makan seluruh penghuni dunia.
Binatang-binatang liar berbaring di bawah naungannya,
dan burung-burung bersarang di dahan-dahannya.

Ya Tuanku, Tuankulah pohon yang tinggi dan kuat itu.
Kebesaran Tuanku bertambah sampai ke langit
dan kekuasaan Tuanku meluas sampai ke ujung bumi.
Tuanku melihat juga seorang malaikat turun dari surga sambil berkata,
'Tebanglah pohon ini dan binasakanlah,
tetapi biarkanlah tunggulnya tinggal di dalam tanah.
Ikatlah dengan rantai besi dan tembaga
lalu tinggalkanlah di padang rumput.
Biarlah ia dibasahi embun dan hidup bersama dengan
binatang-binatang selama tujuh tahun.'

Tuanku, inilah arti penglihatan itu,
dan inilah yang diputuskan Allah Yang Mahatinggi mengenai Tuanku sendiri.
Tuanku akan diusir dari masyarakat manusia
dan hidup di antara binatang-binatang di padang.
Selama tujuh tahun Tuanku akan makan rumput
seperti sapi dan tidur di lapangan terbuka,
sehingga dibasahi embun.
Setelah itu Tuanku akan mengakui
bahwa Allah Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia,
dan kerajaan itu diberikan-Nya kepada siapa saja yang dipilih-Nya.

Para malaikat memerintahkan supaya tunggul pohon itu
dibiarkan tinggal di dalam tanah.
Itu berarti bahwa Tuanku akan menjadi raja lagi
setelah Tuanku mengakui bahwa Allah menguasai seluruh dunia.
Sebab itu hendaknya Tuanku menuruti nasihat hamba.
Janganlah Tuanku berdosa lagi,
tapi lakukanlah apa yang baik dan adil,
dan kasihanilah orang miskin.
Dengan demikian Tuanku akan tetap berbahagia."

Semuanya itu terjadi atas diriku, Raja Nebukadnezar.
Dua belas bulan kemudian, pada waktu aku berjalan-jalan
di taman di tingkat atas gedung istanaku di Babel,
aku berkata, "Lihat, alangkah hebatnya kota Babel!
Akulah yang membangunnya menjadi ibukota negara
untuk membuktikan kekuasaan dan kekuatanku, keagungan dan kebesaranku!"

Aku belum habis bicara ketika terdengar suara dari langit,
"Raja Nebukadnezar, dengarlah ini!
Kekuasaanmu sebagai raja telah diambil daripadamu.
Engkau akan diusir dari masyarakat manusia,
dan hidup dengan binatang-binatang di padang.
Selama tujuh tahun engkau akan makan rumput seperti sapi.
Setelah itu engkau akan mengakui bahwa
Allah Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia
dan kerajaan itu diberikan-Nya kepada siapa saja yang dipilih-Nya."

Pada saat itu juga, kata-kata itu menjadi kenyataan.
Aku, Nebukadnezar diusir dari masyarakat manusia
dan makan rumput seperti sapi.
Tubuhku dibasahi embun, rambutku menjadi sepanjang bulu elang,
dan kukuku sepanjang cakar burung.

Ketika masa tujuh tahun itu sudah lewat, aku menengadah ke langit,
lalu kembalilah kesadaranku.
Maka kupuji Allah Yang Mahatinggi.
Kusanjung dan kumuliakan Dia yang hidup kekal itu.
"Allah akan menjadi raja untuk selamanya.
Ia berkuasa sepanjang masa.
Bangsa-bangsa di dunia tidak berarti.
Allah menguasai malaikat di surga dan penduduk bumi.
Tak seorang pun dapat melawan kehendak-Nya,
tak ada yang berani menanyakan apa yang dilakukan-Nya."

Ketika kesadaranku kembali kepadaku,
maka kebesaran, keagungan dan kemasyhuran kerajaanku dikembalikan kepadaku.
Aku disambut oleh para pegawaiku dan para pembesarku,
dan aku dikembalikan kepada kerajaanku,
bahkan keagunganku menjadi lebih besar daripada yang dahulu.
Jadi sekarang aku, Nebukadnezar
memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Surga.
Segala perbuatan-Nya benar dan adil,
dan Ia sanggup merendahkan orang yang berlaku sombong.

27 Januari, 2013

Perapian yang menyala-nyala

Pada suatu waktu Raja Nebukadnezar
membuat sebuah patung emas yang tingginya 27 meter
dan lebarnya hampir 3 meter.
Ia mendirikannya di dataran Dura di provinsi Babel.
Kemudian raja mengundang semua raja wilayah,
para gubernur, bupati, penasihat negara, bendahara,
hakim, ahli hukum, dan semua kepala daerah
untuk menghadiri upacara peresmian patung yang telah didirikannya itu.

Setelah mereka semua datang dan berdiri di depan patung itu,
berserulah ajudan raja dengan nyaring,
"Saudara-saudara dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa!
Dengarlah perintah raja ini:
Jika trompet berbunyi, diikuti bunyi seruling, kecapi,
rebab, gambus, serdam, dan alat-alat musik lainnya,
saudara-saudara harus sujud menyembah patung emas
yang telah didirikan oleh Raja Nebukadnezar.
Barangsiapa tidak mentaati perintah ini,
akan langsung dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala."

Maka mendengar alat-alat musik itu dibunyikan,
orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa,
sujud dan menyembah patung emas itu.
Beberapa orang Babel memakai kesempatan itu
untuk mencelakakan orang Yahudi.
Mereka berkata kepada Raja Nebukadnezar,
"Hiduplah Tuanku selama-lamanya!

Tuanku sendiri telah mengeluarkan perintah
bahwa segera setelah alat-alat musik dibunyikan,
semua orang harus sujud dan menyembah patung emas itu,
dan barangsiapa yang tidak mematuhi perintah itu
akan dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.

Tetapi beberapa orang Yahudi
yang telah Tuanku serahi pemerintahan provinsi Babel
menganggap sepi perintah Tuanku itu.
Mereka ialah Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Orang-orang itu tidak mau memuja ilah-ilah Tuanku
dan tidak pula menyembah patung emas yang Tuanku dirikan."

Mendengar itu raja menjadi marah sekali,
lalu memberi perintah supaya ketiga orang itu
dibawa menghadap kepadanya.
Raja bertanya kepada mereka,
"Sadrakh, Mesakh dan Abednego!
Betulkah kamu tidak mau menyembah ilah-ilahku
dan tidak mau pula sujud kepada patung emas yang telah kudirikan itu?

Nah, sekarang, bersediakah kamu untuk sujud
dan menyembah patung itu pada waktu musik berbunyi?
Jika kamu tidak mau, kamu akan langsung dilemparkan
ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Dan dewa manakah yang akan sanggup menyelamatkan kamu dari kuasaku?"

Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab,
"Baginda yang mulia, kami tidak akan mencoba membela diri.
Jika Allah yang kami sembah sanggup menyelamatkan kami
dari perapian yang menyala-nyala itu
dan dari kuasa Tuanku, pasti Ia melakukannya.

Tetapi seandainya Ia tidak melakukannya juga,
hendaknya Tuanku maklum bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku
dan tidak pula menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu."
Maka meluaplah amarah Raja Nebukadnezar
terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
sehingga wajahnya menjadi merah padam.
Ia memerintahkan supaya perapian dibuat
tujuh kali lebih panas daripada biasanya.

Lalu ia menyuruh beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya
untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
serta melemparkan mereka ke dalam perapian yang menyala itu.
Segera ketiga orang itu pun diikat erat
dalam keadaan berpakaian lengkap,
yaitu dengan kemeja, jubah, topi dan pakaian lainnya,
lalu dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.

Karena perintah raja itu begitu keras,
maka perapian itu telah dipanaskan
dengan luar biasa sehingga nyala api membakar mati
orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego
ke dekat perapian.

Demikianlah, ketiga orang yang terikat erat itu
jatuh ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.
Tiba-tiba Raja Nebukadnezar sangat terkejut.
Ia bangkit dengan cepat dan berseru kepada para pegawainya,
"Bukankah kita tadi mengikat tiga orang
dan melemparkan mereka ke dalam api itu?"
Mereka menjawab, "Memang benar, Tuanku."

Sahut raja, "Tetapi mengapa kulihat empat orang
berjalan-jalan di tengah-tengah api itu?
Mereka tidak terikat dan sama sekali tidak apa-apa.
Dan yang keempat itu rupanya seperti dewa."

Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian itu dan berseru,
"Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah Yang Mahatinggi!
Keluarlah dari perapian itu!" Maka keluarlah mereka.

Semua wakil raja, para gubernur, bupati,
dan pegawai-pegawai lainnya mengelilingi ketiga orang itu
dan melihat bahwa mereka sama sekali tak disentuh oleh api.
Rambut mereka tidak hangus,
dan pakaian mereka tidak gosong,
bahkan bau asap pun tidak ada pada mereka.

Lalu berkatalah raja,
"Pujilah Allah yang disembah Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Dia telah mengutus malaikat-Nya
untuk menyelamatkan ketiga hamba-Nya yang percaya kepada-Nya.
Mereka telah melanggar perintahku
dan lebih suka mati daripada menyembah
atau memuja dewa mana pun kecuali Allah mereka sendiri.

Sebab itu aku memerintahkan bahwa setiap orang
dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun,
yang mengucapkan penghinaan terhadap Allah yang disembah
Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
akan dipotong-potong dan rumahnya akan dirobohkan
dan dijadikan timbunan puing.
Sebab tidak ada dewa yang dapat melakukan
apa yang telah dilakukan Allah itu."

Setelah itu raja menaikkan pangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
sehingga mereka menjadi pejabat-pejabat tinggi di provinsi Babel.

26 Januari, 2013

Mimpi Nebukadnezar

Pada suatu malam, dua tahun setelah Raja Nebukadnezar memerintah,
ia bermimpi. Mimpinya itu begitu menggelisahkan hatinya,
sehingga ia tidak dapat tidur lagi.

Karena itu dipanggilnya para peramal, ahli jampi, dukun
dan orang-orang berilmu, untuk menerangkan mimpinya itu.
Ketika mereka berdiri di hadapannya, raja berkata,
"Aku bermimpi, dan hatiku gelisah karena aku ingin tahu artinya!"
Mereka menjawab dalam bahasa Aram,
"Hiduplah Tuanku selama-lamanya! Ceritakanlah mimpi itu kepada kami,
maka kami akan menerangkan artinya."

Raja menjawab, "Aku sudah mengambil keputusan ini:
Kamu harus memberitahukan mimpi itu kepadaku, begitu pula artinya.
Jika kamu tidak sanggup, kamu akan dipotong-potong
dan rumahmu akan dirobohkan.

Tetapi jika kamu sanggup, kamu akan kuberikan hadiah yang indah-indah
serta kehormatan yang besar.
Nah, beritahukanlah sekarang mimpiku itu dengan artinya!"
Mereka menjawab lagi,
"Hendaknya Tuanku memberitahukan dulu mimpi itu kepada kami,
setelah itu kami akan menerangkan artinya."

Mendengar itu raja menjawab, "Tepat seperti dugaanku.
Kamu hanya mengulur-ulur waktu saja, karena kamu tahu bahwa aku bermaksud
untuk menghukum kamu semua dengan cara yang sama
jika kamu tidak sanggup memberitahukan mimpi itu kepadaku.
Kamu bermufakat untuk terus membohongi
dan mempermainkan aku dengan harapan bahwa aku akan mengubah keputusanku.
Nah, beritahukan mimpi itu,
maka aku akan tahu bahwa kamu dapat juga menerangkan artinya."

Para ahli itu menjawab,
"Di seluruh dunia tidak ada seorang pun
yang dapat memberitahukan apa yang Tuanku kehendaki itu.
Dan belum pernah seorang raja, betapa pun besar dan mulianya,
menuntut hal seperti itu dari para peramal, ahli jampi,
dan orang-orang berilmu di istananya.

Tuanku menginginkan sesuatu yang terlalu sulit.
Tak seorang pun dapat memenuhi kecuali para dewa,
tetapi mereka tidak diam di antara manusia."
Mendengar itu raja menjadi marah sekali
dan memberi perintah untuk membunuh semua para cerdik pandai yang ada di Babel.

Lalu perintah itu diumumkan, dan semua cerdik pandai,
termasuk Daniel dan teman-temannya dicari untuk dibunuh.
Maka Daniel menemui Ariokh, pemimpin pengawal raja,
yang telah siap melaksanakan hukuman mati itu. Dengan hati-hati
Daniel bertanya kepadanya, mengapa raja telah mengeluarkan perintah yang keras itu.
Ariokh memberitahukan kepada Daniel apa yang telah terjadi.
Dengan segera Daniel menghadap raja
dan memohon diberi waktu untuk menerangkan arti mimpi itu.

Permintaannya dikabulkan, lalu Daniel pulang ke rumah
dan memberitahukan segala kejadian itu kepada Hananya, Misael dan Azarya.
Disuruhnya mereka berdoa kepada Allah di surga
supaya Ia berbelaskasihan kepada mereka
dan mengungkapkan rahasia mimpi itu.
Dengan demikian mereka tidak akan dihukum mati
bersama para cerdik pandai yang lain.

Pada malam itu juga Allah memberitahukan rahasia itu kepada Daniel
dalam suatu penglihatan. Maka Daniel memuji Allah di surga,
katanya, "Allah itu bijaksana dan perkasa, terpujilah Dia selama-lamanya!
Dialah yang menetapkan musim dan masa,
Dia menggulingkan dan melantik penguasa.
Dialah pula yang memberi kebijaksanaan,
serta menganugerahkan pengertian.
Dialah yang mengungkapkan rahasia yang amat dalam.
Dia tahu segala yang terjadi di dalam kelam.
Ia diliputi oleh cahaya terang.

Ya, Allah pujaan leluhurku, Engkau kupuji dan kumuliakan.
Sebab Kauberikan kepadaku hikmat dan kekuatan.
Permohonan kami telah Kaukabulkan.
Dan jawaban bagi raja telah Kautunjukkan."

Setelah itu Daniel pergi kepada Ariokh
yang telah ditugaskan untuk membunuh para cerdik pandai di Babel.
Kata Daniel kepadanya, "Jangan bunuh para cerdik pandai itu.
Bawalah aku menghadap raja,
sebab aku mau memberitahukan kepada baginda arti mimpinya itu."

Dengan segera Ariokh membawa Daniel menghadap Raja Nebukadnezar lalu berkata,
"Hamba telah menemukan di antara para buangan Yahudi
seorang yang dapat memberitahukan arti mimpi Tuanku."
Maka berkatalah raja kepada Daniel yang juga disebut Beltsazar,
"Dapatkah engkau memberitahu kepadaku mimpiku dan juga artinya?"

Daniel menjawab, "Tuanku, tak ada orang berilmu, ahli jampi,
peramal atau ahli perbintangan yang dapat memberitahukan
hal itu kepada Tuanku.
Tetapi di surga ada Allah yang menyingkapkan segala rahasia,
dan Dia telah memberitahukan kepada Tuanku
apa yang akan terjadi di kemudian hari.
Sekarang, perkenankanlah hamba menerangkan mimpi
dan penglihatan yang Tuanku terima waktu tidur itu.

Ketika Tuanku sedang tidur,
Tuanku bermimpi tentang zaman yang akan datang.
Allah yang menyingkapkan segala rahasia
memperlihatkan kepada Tuanku apa yang akan terjadi.
Rahasia ini telah dinyatakan kepada hamba
bukan karena hamba lebih pandai daripada siapa pun juga,
melainkan supaya Tuanku dapat mengetahui arti mimpi Tuanku itu
dan mengerti pula tentang isi hati Tuanku.

Inilah penglihatan yang Tuanku lihat:
Di depan Tuanku ada sebuah patung!
Patung itu amat besar, dan berkilau-kilauan
tetapi rupanya sangat mengerikan.
Kepalanya terbuat dari emas murni,
dada dan lengannya dari perak,
pinggang dan pinggulnya dari tembaga,
pahanya dari besi dan kakinya sebagian dari besi
dan sebagian lagi dari tanah liat.

Ketika Tuanku sedang menatapnya,
sebuah batu besar terlepas dari tebing, tanpa disentuh orang,
lalu menimpa patung itu pada kakinya yang dari besi
dan tanah liat itu, sehingga remuk.

Pada saat itu juga seluruh patung itu roboh
dan menjadi timbunan besi, tanah liat, tembaga, perak,
dan emas yang telah hancur lebur seperti debu
di tempat penebahan gandum di musim panas.
Timbunan itu beterbangan ditiup angin,
sehingga tak meninggalkan bekas apa pun.
Tetapi batu yang merobohkan patung itu menjadi sebesar gunung
dan memenuhi seluruh bumi.

Itulah mimpi Tuanku, dan sekarang hamba akan menerangkan artinya.
Yang mulia Tuanku adalah raja dari segala raja;
Tuankulah yang paling berkuasa.
Allah di surga telah memberikan kepada Tuanku kerajaan ini,
kekuasaan, kekuatan dan keagungan.

Tuanku dijadikan-Nya penguasa atas bagian dunia
yang berpenduduk dan atas segala burung dan binatang lainnya.
Tuanku sendiri adalah kepala emas pada patung itu.

Tetapi setelah kerajaan Tuanku berakhir,
akan muncul kerajaan lain yang tidak sebesar kerajaan Tuanku.
Kemudian muncullah kerajaan ketiga
yang dilambangkan oleh bagian dari tembaga pada patung itu,
yang akan menguasai seluruh dunia.

Berikutnya akan muncul kerajaan keempat, yang sekuat besi.
Dan seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan apa saja,
begitu pula kerajaan yang keempat ini
akan meremukkan dan menghancurkan kerajaan-kerajaan yang lain itu.

Kaki dan jari-jari kaki patung yang sebagian dari tanah liat
dan sebagian besi itu, menunjukkan bahwa
di kemudian hari kerajaan itu akan terbagi-bagi.
Kerajaan itu ada kekuatannya juga karena tanah liat itu ada campuran besinya.
Jari-jari kaki yang sebagian dari besi
dan sebagian dari tanah liat berarti bahwa ada bagian kerajaan yang kuat
dan ada juga yang lemah.
Campuran besi dengan tanah liat itu
menandakan juga bahwa kerajaan itu
akan berusaha memperkuat diri dengan mengadakan kawin campur,
tetapi usaha itu sia-sia, seperti besi pun
tidak dapat bersenyawa dengan tanah liat.

Pada masa pemerintahan raja-raja itu,
Allah di surga akan mendirikan sebuah kerajaan
yang akan bertahan selama-lamanya
dan yang tak akan dikalahkan oleh bangsa mana pun.
Kerajaan itu akan menghancurleburkan segala kerajaan yang lain itu.

Bukankah Tuanku telah melihat bahwa tanpa disentuh orang,
sebuah batu terlepas dari tebing lalu menimpa
dan meremukkan patung dari besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu?
Allah yang besar menyatakan kepada Tuanku apa yang kelak akan terjadi.
Mimpi itu dapat dipercaya dan keterangan hamba tepat."

Lalu sujudlah Raja Nebukadnezar di hadapan Daniel
dan memberi perintah supaya Daniel dihormati
dan kepadanya dipersembahkan kurban bakaran
serta persembahan-persembahan yang lain.
Raja berkata, "Sungguh, Daniel, Allahmu itu paling besar di antara segala Allah.
Ia adalah penguasa atas segala raja,
dan penyingkap segala rahasia.
Aku tahu hal itu sebab engkau telah sanggup menerangkan arti rahasia ini."

Kemudian Daniel diberinya kedudukan yang tinggi,
dianugerahinya dengan banyak hadiah yang indah-indah,
dan diangkatnya menjadi gubernur Babel,
serta dijadikannya pemimpin tertinggi atas semua penasihat istana.
Tetapi atas permintaan Daniel,
raja menyerahkan pemerintahan provinsi Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja.

Di istana Babel

Tiga tahun setelah Raja Yoyakim memerintah Yehuda,
Nebukadnezar raja Babel, menyerbu ke kota Yerusalem dan mengepungnya.
TUHAN mengizinkan dia mengalahkan Raja Yoyakim
dan merampas sebagian dari barang-barang berharga di Rumah TUHAN.

Orang-orang yang ditawannya, dibawanya ke kuil dewanya di Babel,
dan barang-barang berharga yang dirampasnya,
disimpannya di dalam gudang-gudang kuil itu.
Kemudian raja memerintahkan Aspenas, kepala rumah tangga istana,
untuk memilih dari antara tawanan-tawanan Israel
beberapa pemuda keturunan raja atau berdarah bangsawan.

Mereka harus pemuda-pemuda yang tak bercacat.
Mereka harus tampan, berpendidikan tinggi,
cerdas dan berpengetahuan luas
serta patut untuk bertugas di dalam istana.
Aspenas harus mengajar mereka membaca dan menulis bahasa Babel.

Raja menentukan juga bahwa makanan dan minuman untuk mereka
harus sama dengan yang disiapkan bagi anggota keluarga raja.
Setelah dilatih selama tiga tahun,
mereka harus menghadap raja untuk bertugas di istana.
Di antara pemuda-pemuda itu terdapat juga
Daniel, Hananya, Misael dan Azarya, semuanya dari suku Yehuda.

Kepala rumah tangga istana mengganti nama-nama mereka menjadi:
Beltsazar, Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Dengan pertolongan Allah, Daniel disayang dan dikasihani oleh Aspenas.
Daniel bertekad untuk tidak menajiskan dirinya
dengan makanan dan minuman anggur dari istana raja,
sebab itu ia minta kepada Aspenas
supaya boleh mendapat makanan lain.

Karena takut kepada raja, Aspenas berkata,
"Raja sendiri telah menetapkan makanan dan minumanmu,
jadi jika menurut pendapatnya engkau kelihatan kurang sehat
daripada pemuda-pemuda yang lain, pasti aku akan dibunuhnya."
Kemudian Daniel merundingkan hal itu dengan pengawal
yang ditugaskan oleh Aspenas untuk mengurus Daniel dan ketiga kawannya.
Kata Daniel, "Ujilah kami selama sepuluh hari;
berilah kami hanya sayuran dan air untuk makanan dan minuman.
Setelah sepuluh hari, bandingkanlah rupa kami
dengan rupa pemuda-pemuda yang makan makanan yang ditetapkan oleh raja,
lalu ambillah keputusan berdasarkan pengamatanmu itu."

Pengawal itu setuju dan mengadakan percobaan itu selama sepuluh hari.
Setelah waktu itu habis, mereka kelihatan lebih sehat dan kuat
daripada semua pemuda yang telah mendapat makanan dari meja raja.
Sejak itu pengawal itu tidak lagi menghidangkan kepada mereka
makanan dan minuman yang ditetapkan oleh raja,
melainkan hanya sayuran dan air saja.

Allah memberikan kepada keempat pemuda itu hikmat dan keahlian
dalam kesusasteraan dan ilmu.
Selain itu kepada Daniel diberikan-Nya juga kepandaian
untuk menerangkan penglihatan dan mimpi.

Pada akhir tiga tahun masa pendidikan
yang ditentukan oleh raja itu,
Aspenas membawa semua pemuda itu menghadap Raja Nebukadnezar.
Setelah berwawancara dengan mereka semua,
raja mendapati bahwa Daniel, Hananya, Misael dan Azarya
melebihi yang lain-lainnya dalam segala bidang.
Maka mulailah mereka bertugas dalam istana raja.

Tiap kali raja mengemukakan persoalan yang memerlukan penerangan dan pertimbangan,
ia melihat bahwa nasihat dan tanggapan keempat pemuda itu
sepuluh kali lebih baik
daripada nasihat dan tanggapan semua peramal
serta ahli jampi di seluruh kerajaannya.
Daniel tetap bertugas di istana
sampai Raja Koresh dari Persia menaklukkan Babel.

25 Januari, 2013

Kenaikan Yesus

Setelah itu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai Betania.
Di situ Ia mengangkat tangan-Nya, lalu memberkati mereka.
Sementara Ia melakukan itu, Ia terangkat ke surga,
lalu terpisah dari mereka.
Mereka sujud menyembah Dia,
kemudian kembali ke Yerusalem dengan hati yang gembira sekali,
dan terus memuji-muji Allah di Rumah Tuhan.

Yesus menampakkan diri kepada semua murid

Sementara mereka masih bercerita,
tiba-tiba Yesus sendiri berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,
"Sejahteralah kalian!"
Mereka terkejut dan ketakutan, karena menyangka mereka melihat hantu.
Tetapi Yesus berkata,
"Mengapa kalian takut? Mengapa timbul keragu-raguan dalam hatimu?

Lihat tangan-Ku dan lihat kaki-Ku.
Ketahuilah, bahwa Aku sendirilah ini!
Rabalah dan perhatikanlah, karena hantu tidak mempunyai daging atau tulang,
seperti yang kalian lihat pada-Ku."

Yesus berkata begitu sambil memperlihatkan kepada mereka tangan dan kaki-Nya.
Dan sementara mereka masih belum dapat percaya,
karena terlalu gembira dan heran,
Yesus bertanya kepada mereka, "Apakah kalian punya makanan di sini?"

Mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.
Yesus mengambil ikan itu, lalu makan di depan mereka.
Setelah itu Ia berkata kepada mereka,
"Inilah hal-hal yang sudah Kuberitahukan kepadamu
ketika Aku masih bersama-sama dengan kalian:
bahwa setiap hal yang tertulis mengenai Aku
di dalam Buku-buku Musa, Para Nabi, dan Mazmur, harus terjadi."

Kemudian Yesus membuka pikiran mereka untuk mengerti maksud Alkitab.
Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Di dalam Alkitab tertulis bahwa Raja Penyelamat harus menderita,
dan harus bangkit kembali dari kematian pada hari yang ketiga.
Juga bahwa atas nama Raja Penyelamat itu
haruslah diwartakan kepada segala bangsa
bahwa manusia harus bertobat,
dan bahwa Allah mengampuni dosa.
Dan berita itu harus diwartakan mulai dari Yerusalem.
Kalianlah saksi-saksi dari semuanya itu.
Dan Aku sendiri akan mengirim kepadamu
apa yang sudah dijanjikan oleh Bapa.
Tetapi kalian harus tetap menunggu di kota ini
sampai kuasa dari Allah meliputi kalian."

Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus

Pada hari itu juga,
dua orang pengikut Yesus sedang berjalan
ke sebuah desa yang bernama Emaus,
kira-kira sebelas kilometer jauhnya dari Yerusalem.

Sambil berjalan mereka bercakap-cakap
tentang segala peristiwa yang telah terjadi itu.
Sementara mereka bercakap-cakap dan bertukarpikiran,
Yesus sendiri datang dan berjalan bersama-sama mereka.

Mereka melihat Yesus, tetapi ada sesuatu
yang membuat mereka tidak mengenal Dia.
Lalu Yesus berkata, "Apa yang kalian bicarakan di tengah jalan ini?"
Mereka berhenti dengan muka sedih.
Lalu seorang dari mereka, yang bernama Kleopas, bertanya kepada Yesus,
"Bapakkah satu-satunya orang asing di Yerusalem
yang tidak tahu peristiwa yang terjadi di sana akhir-akhir ini?"

"Peristiwa apa?" tanya Yesus.
"Peristiwa yang terjadi dengan Yesus, orang dari Nazaret itu," jawab mereka.
"Ia nabi. Kata-kata-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya berkuasa sekali
baik menurut pandangan Allah maupun menurut pandangan semua orang.
Imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin bangsa kita
menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka menyalibkan Dia!
Padahal kami mengharap bahwa Dialah yang akan membebaskan Israel!
Dan hari ini hari ketiga semenjak hal itu terjadi.

Lagi pula, beberapa wanita dari kalangan kami telah membuat kami terkejut.
Pagi-pagi sekali mereka ke kuburan,
tetapi tidak menemukan jenazah-Nya di sana.
Lalu mereka kembali dan berkata bahwa mereka melihat malaikat,
dan malaikat-malaikat itu berkata bahwa Yesus hidup.

Beberapa orang dari kami lalu pergi ke kuburan
dan mendapati bahwa apa yang dikatakan wanita-wanita itu memang demikian,
hanya mereka tidak melihat Yesus."
Lalu Yesus berkata kepada mereka,
"Kalian memang bodoh! Terlalu lamban kalian untuk mempercayai
semua yang sudah dikatakan para nabi!
Bukankah Raja Penyelamat harus mengalami dahulu penderitaan itu,
baru mencapai kemuliaan-Nya?"

Kemudian Yesus menerangkan kepada mereka
apa yang tertulis di dalam seluruh Alkitab mengenai diri-Nya,
mulai dari buku-buku Musa dan buku para nabi.
Sementara itu mereka mendekati desa tujuan mereka.
Yesus berbuat seolah-olah mau berjalan terus,
tetapi mereka menahan-Nya.
"Tinggallah di tempat kami," kata mereka kepada-Nya,
"sekarang sudah hampir malam dan sudah mulai gelap juga."
Maka Yesus masuk untuk bermalam di tempat mereka.

Pada waktu duduk makan bersama mereka,
Yesus mengambil roti, mengucap syukur kepada Allah,
membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya, lalu memberikannya kepada mereka.
Kemudian sadarlah mereka bahwa itu Yesus.
Tetapi Ia lenyap dari pemandangan mereka.
Kata mereka satu kepada yang lain,
"Bukankah rasa hati kita seperti meluap,
ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan,
dan menerangkan isi Alkitab kepada kita?"

Saat itu juga mereka bangkit lalu kembali ke Yerusalem.
Di sana mereka mendapati kesebelas pengikut Yesus
sedang berkumpul bersama yang lain.
Mereka itu berkata, "Memang benar Tuhan sudah hidup kembali!
Ia telah memperlihatkan diri-Nya kepada Simon!"
Kedua pengikut Yesus yang baru datang itu
lalu menceritakan pengalaman mereka di tengah perjalanan,
dan bagaimana mereka mengenali Tuhan pada saat Ia membelah-belah roti.

Kebangkitan Yesus

Pada hari Sabat, mereka berhenti bekerja untuk mentaati hukum agama.
Pada hari Minggu, pagi-pagi sekali,
wanita-wanita itu pergi ke kuburan membawa
ramuan-ramuan yang sudah mereka sediakan.

Di kuburan, mereka mendapati batu penutupnya sudah terguling.
Lalu mereka masuk ke dalam kuburan itu,
tetapi tidak menemukan jenazah Tuhan Yesus di situ.
Sementara mereka berdiri di situ dan bingung memikirkan hal itu,
tiba-tiba dua orang dengan pakaian berkilau-kilauan berdiri dekat mereka.

Mereka ketakutan sekali, lalu sujud sampai ke tanah,
sementara kedua orang itu berkata kepada mereka,
"Mengapa kalian mencari orang hidup di antara orang mati?
Ia tidak ada di sini. Ia sudah bangkit!
Ingatlah apa yang sudah dikatakan-Nya kepadamu
sewaktu Ia masih di Galilea,
bahwa 'Anak Manusia harus diserahkan kepada orang berdosa,
lalu disalibkan, dan pada hari yang ketiga Ia akan bangkit.'"

Maka teringatlah wanita-wanita itu akan kata-kata Yesus.
Setelah kembali dari kuburan itu,
mereka menceritakan semua kejadian itu
kepada kesebelas rasul dan semua pengikut yang lainnya.
Wanita-wanita yang memberitahukan semuanya itu
kepada pengikut-pengikut Yesus, ialah:
Maria Magdalena, Yohana dan Maria ibu Yakobus,
serta wanita-wanita lainnya yang bersama-sama dengan mereka.

Tetapi rasul-rasul itu menyangka wanita-wanita itu
hanya menceritakan yang bukan-bukan.
Mereka tidak percaya cerita wanita-wanita itu.
Tetapi Petrus bangun dan berlari ke kuburan.
Sambil membungkuk ia menengok ke dalam,
lalu melihat hanya kain kafan di situ.
Petrus heran sekali, lalu pulang dengan banyak pertanyaan di dalam hatinya
mengenai apa yang telah terjadi.

Yesus dikuburkan

Ada seorang bernama Yusuf,
yang berasal dari kota Arimatea di negeri Yudea.
Ia seorang baik yang dihormati orang,
dan yang sedang menantikan masanya Allah mulai memerintah sebagai Raja.
Meskipun ia anggota Mahkamah Agama,
ia tidak setuju dengan keputusan dan tindakan mahkamah itu.

Yusuf ini pergi menghadap Pilatus
dan minta supaya jenazah Yesus diberikan kepadanya.
Kemudian ia menurunkan jenazah Yesus dari kayu salib,
lalu membungkusnya dengan kain kafan dari linen.
Sesudah itu ia meletakkannya di dalam kuburan
yang dibuat di dalam bukit batu
kuburan itu belum pernah dipakai.

Hari itu hari Jumat; dan hari Sabat hampir mulai.
Wanita-wanita yang datang dengan Yesus dari Galilea
mengikuti Yusuf dan melihat kuburan itu.
Mereka melihat juga bagaimana jenazah Yesus diletakkan di dalam kubur.
Kemudian mereka pulang lalu menyiapkan ramuan-ramuan
dan minyak wangi untuk meminyaki jenazah Yesus.

Yesus mati

Kira-kira pukul dua belas tengah hari,
matahari tidak bersinar,
dan seluruh negeri itu menjadi gelap sekali
sampai pukul tiga sore.

Gorden yang tergantung di dalam Rumah Tuhan, sobek menjadi dua.
Lalu Yesus berteriak dengan suara keras,
"Bapa! Ke dalam tangan-Mu Kuserahkan diri-Ku!"
Setelah berkata begitu, Ia pun meninggal.

Ketika perwira pasukan melihat apa yang sudah terjadi,
ia memuji Allah. Lalu ia berkata, "Sungguh, Dia tidak bersalah!"
Orang banyak yang datang di situ untuk menonton,
melihat apa yang terjadi.
Mereka semua pulang dengan hati yang sangat menyesal.
Dan semua kenalan Yesus, termasuk wanita-wanita yang mengikuti Dia dari Galilea,
berdiri dari jauh dan melihat semuanya itu.

Yesus disalibkan

Ketika sampai di tempat yang disebut "Tengkorak",
mereka menyalibkan Yesus dan kedua penjahat itu
seorang di sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah kiri Yesus.

Lalu Yesus berdoa, "Bapa, ampunilah mereka!
Mereka tidak tahu apa yang mereka buat."
Pakaian Yesus dibagi-bagi di situ
di antara mereka dengan undian.

Orang-orang berdiri di situ sambil menonton,
sementara pemimpin-pemimpin Yahudi mengejek Yesus dengan berkata,
"Ia sudah menyelamatkan orang lain;
cobalah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri,
kalau Ia benar-benar Raja Penyelamat yang dipilih Allah!"

Prajurit-prajurit pun mengejek Dia.
Mereka datang dan memberi anggur asam kepada-Nya
serta berkata, "Kalau Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!"

Di sebelah atas kayu salib Yesus, tertulis kata-kata ini:
"Inilah Raja Orang Yahudi."
Salah seorang penjahat yang disalibkan di situ menghina Yesus.
Ia berkata, "Engkau Raja Penyelamat, bukan?
Nah, selamatkanlah diri-Mu dan kami!"

Tetapi penjahat yang satu lagi menegur kawannya itu, katanya,
"Apa kau tidak takut kepada Allah?
Engkau sama-sama dihukum mati seperti Dia.
Hanya hukuman kita berdua memang setimpal dengan perbuatan kita.
Tetapi Dia sama sekali tidak bersalah!"

Lalu ia berkata,
"Yesus, ingatlah saya, kalau Engkau datang sebagai Raja!"
"Percayalah," kata Yesus kepadanya,
"hari ini engkau akan bersama Aku di Firdaus."

Yesus dibawa untuk disalibkan

Maka Yesus pun dibawa oleh mereka.
Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang yang bernama Simon,
yang berasal dari Kirene, yang sedang masuk ke kota.

Mereka menangkap dia,
lalu memaksa dia memikul kayu salib itu di belakang Yesus.
Banyak orang turut berjalan di belakang Yesus
di antaranya ada juga beberapa wanita.
Wanita-wanita itu menangisi dan meratapi Yesus.

Tetapi Yesus menoleh kepada mereka dan berkata,
"Wanita-wanita Yerusalem! Janganlah menangisi Aku.
Tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu.

Sebab akan datang waktunya orang akan berkata,
'Alangkah beruntungnya wanita-wanita yang tidak pernah mengandung,
yang tidak pernah mempunyai anak dan tidak pernah menyusui bayi!'

Pada waktu itulah orang akan berkata kepada gunung-gunung,
'Timpalah kami!' Dan kepada bukit-bukit, 'Timbunilah kami!'
Sebab kalau terhadap kayu yang masih hidup,
orang sudah berbuat seperti ini,
apa pula yang akan dilakukan mereka
terhadap kayu yang sudah kering!"
Ada pula dua orang lain--kedua-duanya penjahat
yang dibawa mereka untuk dihukum mati bersama-sama dengan Yesus.

Yesus kembali di hadapan Pilatus

Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala,
para pemimpin, dan rakyat,
lalu berkata kepada mereka,
"Kalian membawa Orang ini kepada saya
dan berkata bahwa Ia menyesatkan orang-orang.
Sekarang di hadapan kalian saya sudah memeriksa Dia,
tetapi saya sama sekali tidak mendapat satu kejahatan pun
yang kalian tuduhkan kepada-Nya.

Begitu pun pendapat Herodes,
sebab ia juga sudah mengirim Yesus itu kembali kepada kami.
Orang ini tidak melakukan sesuatu pun
yang patut dihukum dengan hukuman mati.

Karena itu saya akan mencambuk Dia kemudian melepaskan-Nya."
(Pada setiap perayaan Paskah,
Pilatus harus melepaskan seorang tahanan untuk rakyat.)
Semua orang yang berkumpul di situ berteriak,
"Bunuh Dia! Lepaskan Barabas untuk kami!"
(Barabas dipenjarakan karena
pemberontakan yang terjadi di kota dan karena pembunuhan.)

Pilatus mau melepaskan Yesus,
sebab itu ia berbicara sekali lagi kepada orang banyak itu.
Tetapi mereka berteriak, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!"

Lalu untuk ketiga kalinya Pilatus berseru kepada mereka,
"Tetapi apa kesalahan-Nya?
Saya tidak mendapat satu kesalahan pun pada-Nya
yang patut dihukum dengan hukuman mati!
Saya akan mencambuk Dia, lalu melepaskan-Nya."

Tetapi mereka terus berteriak sekuat tenaga
bahwa Yesus harus disalibkan.
Dan akhirnya teriakan mereka berhasil.
Maka Pilatus menjatuhkan hukuman mati atas Yesus
sesuai dengan kemauan orang-orang itu,
dan melepaskan orang yang mereka minta,
yaitu orang yang dipenjarakan karena pemberontakan dan pembunuhan.
Kemudian Yesus diserahkannya kepada mereka
untuk diperlakukan semau mereka.

Yesus di hadapan Herodes

Herodes senang sekali ketika melihat Yesus,
karena sudah lama ia mendengar tentang-Nya dan ingin melihat-Nya.
Ia mengharap dapat menyaksikan Yesus membuat keajaiban.

Sebab itu Herodes mengajukan banyak pertanyaan kepada-Nya,
tetapi Yesus tidak menjawab sama sekali.
Imam-imam kepala dan guru-guru agama
menghadap juga di situ dan menuduh Yesus dengan keras.

Herodes dan anggota-anggota tentaranya mempermainkan dan menghina Yesus,
lalu memakaikan Dia pakaian kebesaran,
kemudian mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
Pada hari itu juga Herodes dan Pilatus,
yang dahulunya bermusuhan, bersahabat kembali.

Yesus di hadapan Pilatus

Seluruh sidang itu berdiri,
lalu membawa Yesus ke hadapan Pilatus.
Di situ mereka mulai menuduh Dia.
Mereka berkata, "Kami dapati Orang ini menyesatkan rakyat.
Ia menghasut orang supaya jangan membayar pajak kepada Kaisar,
sebab kata-Nya Ia adalah Kristus, seorang Raja."

Lalu Pilatus bertanya kepada Yesus,
"Betulkah Engkau raja orang Yahudi?"
Yesus menjawab, "Begitu katamu."

Maka kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan orang banyak itu,
"Saya tidak mendapat satu kesalahan pun pada Orang ini untuk menghukum Dia."

Tetapi mereka lebih mendesak lagi,
"Dengan pengajaran-Nya, Ia menghasut orang di seluruh Yudea;
mula-mula di Galilea, dan sekarang sudah sampai pula ke sini."

Ketika Pilatus mendengar itu, ia bertanya,
"Apakah Orang ini orang Galilea?"
Setelah diberitahu bahwa Yesus berasal dari daerah
yang berada di bawah kekuasaan Herodes,
Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes,
yang ketika itu berada juga di Yerusalem.

24 Januari, 2013

Yesus di hadapan Mahkamah Agama

Orang-orang yang sedang menjaga Yesus,
mempermainkan dan memukul Dia.
Mereka menutup mata-Nya dan bertanya kepada-Nya,
"Coba terka siapa yang memukul-Mu?"

Banyak lagi kata-kata penghinaan yang mereka lontarkan kepada-Nya.
Pagi harinya, pemimpin-pemimpin Yahudi, imam-imam kepala,
dan guru-guru agama berkumpul,
lalu Yesus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama mereka.

"Beritahukan kepada kami," kata mereka kepada-Nya,
"apakah Engkau ini Raja Penyelamat?"
Yesus menjawab, "Kalau Aku memberitahukan kepadamu,
kalian toh tidak akan percaya.
Dan kalau Aku bertanya kepadamu, kalian toh tidak akan menjawab.

Tetapi mulai sekarang,
Anak Manusia akan duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa."

Mereka semua berkata, "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?"
Yesus menjawab, "Begitu kata kalian."
Maka mereka berkata, "Tidak perlu lagi saksi!
Kita sudah mendengar dari mulut-Nya sendiri!"

Petrus menyangkal Yesus

Mereka menangkap Yesus dan membawa-Nya ke rumah imam agung.
Petrus mengikuti dari jauh.
Di tengah-tengah halaman itu api unggun sudah dinyalakan
dan Petrus pergi duduk bersama dengan
orang-orang yang duduk di sekelilingnya.

Salah seorang pelayan wanita melihat Petrus
duduk di pinggir api unggun itu;
lalu pelayan wanita itu memperhatikan Petrus, kemudian berkata,
"Orang ini juga tadi ada bersama-sama Yesus!"

Tetapi Petrus menyangkal. Ia berkata,
"Saya sama sekali tidak mengenal orang itu!"
Sesaat kemudian, seorang lain melihat Petrus dan berkata,
"Engkau juga salah seorang dari mereka!"
Tetapi Petrus menjawab, "Tidak, bukan saya!"

Kira-kira satu jam kemudian, seorang lain lagi berkata dengan keras,
"Memang orang ini pengikut Yesus, sebab ia juga orang Galilea!"
Tetapi Petrus menjawab, "Apa maksudmu, aku tidak tahu!"
Saat itu juga, sementara Petrus masih berbicara, ayam berkokok.

Yesus pun menoleh dan memandang Petrus.
Lalu Petrus teringat Tuhan sudah berkata kepadanya,
"Sebelum ayam berkokok hari ini,
engkau tiga kali mengingkari Aku."
Maka keluarlah Petrus dari situ dan menangis tersedu-sedu.

Yesus ditangkap

Yesus meninggalkan kota dan pergi seperti biasanya ke Bukit Zaitun,
dan pengikut-pengikut-Nya pergi juga dengan Dia.
Ketika sampai di situ, Ia berkata kepada mereka,
"Berdoalah supaya kalian jangan berdosa kalau kalian dicobai."

Kemudian Ia pergi lebih jauh sedikit dari mereka,
kira-kira sejauh lemparan batu, lalu berlutut dan berdoa.

"Bapa," kata-Nya, "kalau boleh,
jauhkanlah daripada-Ku penderitaan yang harus Kualami ini.
Tetapi jangan menurut kemauan-Ku,
melainkan menurut kemauan Bapa saja."

(Seorang malaikat datang kepada-Nya dan menguatkan-Nya.
Yesus sangat menderita secara batin
sehingga Ia makin sungguh-sungguh berdoa.
Keringat-Nya seperti darah menetes ke tanah.)

Selesai berdoa, Yesus kembali lagi kepada pengikut-pengikut-Nya.
Ia menemukan mereka sedang tidur karena sangat sedih.
Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Mengapa kalian tidur?
Bangunlah dan berdoalah supaya kalian tidak terkena cobaan."

Di taman Getsemani

Yesus meninggalkan kota dan pergi seperti biasanya ke Bukit Zaitun,
dan pengikut-pengikut-Nya pergi juga dengan Dia.
Ketika sampai di situ, Ia berkata kepada mereka,
"Berdoalah supaya kalian jangan berdosa kalau kalian dicobai."

Kemudian Ia pergi lebih jauh sedikit dari mereka,
kira-kira sejauh lemparan batu, lalu berlutut dan berdoa.

"Bapa," kata-Nya, "kalau boleh,
jauhkanlah daripada-Ku penderitaan yang harus Kualami ini.
Tetapi jangan menurut kemauan-Ku,
melainkan menurut kemauan Bapa saja."

(Seorang malaikat datang kepada-Nya dan menguatkan-Nya.
Yesus sangat menderita secara batin
sehingga Ia makin sungguh-sungguh berdoa.
Keringat-Nya seperti darah menetes ke tanah.)

Selesai berdoa, Yesus kembali lagi kepada pengikut-pengikut-Nya.
Ia menemukan mereka sedang tidur karena sangat sedih.
Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Mengapa kalian tidur?
Bangunlah dan berdoalah supaya kalian tidak terkena cobaan."

Percakapan waktu Perjamuan Malam

Di antara pengikut-pengikut Yesus
timbul pertengkaran mengenai siapa dari mereka
yang harus dianggap paling besar.
Yesus berkata kepada mereka,
"Raja-raja bangsa yang tidak mengenal Allah menindas rakyatnya,
dan penguasa-penguasanya disebut 'Pelindung Rakyat'.
Tetapi kalian tidak boleh begitu.
Sebaliknya, orang yang terbesar di antaramu
harus menjadi seperti yang terkecil,
dan pemimpin haruslah menjadi seperti pelayan.

Siapakah yang lebih besar:
orang yang duduk makan di meja,
atau orang yang melayani dia? Tentu orang yang duduk itu.
Tetapi Aku berada di antara kalian sebagai pelayan.

Dalam segala kesusahan-Ku, kalian selalu bersama-sama dengan Aku.
Sebagaimana Bapa sudah memberi kepada-Ku hak untuk memerintah,
demikian juga Aku akan memberikan kepadamu hak itu.
Dengan demikian kalian boleh turut bersenang-senang dengan Aku
pada waktu Aku menjadi Raja.
Dan kalian akan duduk di atas dua belas takhta
untuk memerintah kedua belas suku bangsa Israel."

"Simon, Simon, dengarkan! Iblis sudah diberi izin
untuk menguji kalian; seperti gandum dipisahkan dari kulit
sehingga yang baik dipisahkan dari yang buruk.

Tetapi Aku sudah berdoa untuk engkau, Simon,
supaya imanmu jangan luntur. Dan kalau engkau sudah kembali kepada-Ku,
engkau harus menguatkan saudara-saudaramu."

Petrus menjawab, "Tuhan, saya bersedia masuk penjara
dan mati bersama-sama Tuhan!"
"Percayalah, Petrus," kata Yesus,
"sebelum ayam berkokok hari ini, engkau tiga kali mengingkari Aku."

Setelah itu Yesus berkata kepada mereka,
"Dahulu ketika Aku mengutus kalian
dengan tidak mengizinkan kalian membawa dompet, kantong atau sepatu,
apakah kalian kekurangan apa-apa?"
"Tidak!" jawab mereka.

"Tetapi sekarang," kata Yesus,
"siapa mempunyai dompet atau kantong, harus membawanya;
dan siapa tidak mempunyai pedang,
harus menjual jubahnya untuk membeli pedang.

Sebab, percayalah, ayat Alkitab yang berbunyi begini,
'Ia dianggap sebagai seorang penjahat,'
harus terjadi atas diri-Ku.
Sebab apa yang tertulis di dalam Alkitab mengenai Aku
sedang terjadi sekarang ini."
"Tuhan," kata pengikut-pengikut Yesus,
"lihat, di sini ada dua pedang."
"Sudahlah!" jawab Yesus.

Penetapan Perjamuan Malam

Ketika sudah waktunya untuk makan makanan Paskah itu,
Yesus duduk bersama para pengikut-Nya di tempat perjamuan.
Lalu Ia berkata kepada mereka,
"Aku ingin sekali makan makanan Paskah ini bersama kalian
sebelum Aku menderita!

Sebab, percayalah: Aku tidak akan makan ini lagi
sampai arti dari perjamuan ini dinyatakan di Dunia Baru Allah."
Setelah itu Yesus mengangkat piala anggur,
lalu mengucap doa syukur kepada Allah,
kemudian berkata, "Ambillah ini, dan bagi-bagikanlah;
karena ketahuilah: mulai sekarang ini
Aku tidak akan minum anggur ini lagi sampai Allah
telah berkuasa dengan sepenuhnya."

Sesudah itu Yesus mengambil roti.
Dan setelah mengucapkan doa syukur,
Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya
lalu memberikannya kepada mereka, dan berkata,
"Inilah tubuh-Ku (yang diserahkan untuk kalian.
Lakukanlah ini untuk mengenang Aku."
Begitu juga setelah makan,
Ia memberikan piala anggur itu kepada mereka dan berkata,
"Piala ini adalah perjanjian Allah yang baru,
yang disahkan dengan darah-Ku--darah yang dicurahkan untuk kalian.")

"Tetapi lihat! Orang yang mengkhianati Aku ada di sini bersama Aku!
Anak Manusia memang akan mati sebagaimana telah ditentukan Allah;
tetapi celakalah orang yang mengkhianati-Nya!"
Maka mereka mulai bertanya-tanya satu sama lain,
siapa dari antara mereka yang akan melakukan hal itu.

Yudas mengkhianati Yesus

Kemudian Iblis memasuki Yudas yang disebut juga Iskariot,
yaitu seorang dari kedua belas pengikut Yesus.

Karena itu Yudas pergi
dan berunding dengan imam-imam kepala
dan para kepala pengawal Rumah Tuhan
tentang bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka.

Mereka senang sekali dan berjanji untuk memberikan uang kepadanya.
Yudas pun setuju dan mulai mencari kesempatan
untuk menyerahkan Yesus kepada mereka, tanpa diketahui orang.

Rencana untuk membunuh Yesus

Perayaan Roti Tidak Beragi
yang disebut Paskah telah dekat.
Imam-imam kepala dan guru-guru agama
sedang mencari jalan untuk membunuh Yesus secara diam-diam,
karena mereka takut kepada orang banyak.

Nasihat supaya berjaga-jaga

"Jagalah dirimu, jangan sampai kalian terlalu sibuk berpesta-pesta
dan minum minuman keras, atau terlalu memikirkan soal-soal hidupmu,
sehingga kalian tidak siap ketika hari itu muncul dengan tiba-tiba.

Sebab Hari itu akan datang seperti perangkap
pada semua orang di muka bumi ini.
Berjaga-jagalah, dan berdoalah selalu
supaya kalian kuat mengatasi semua hal
yang bakal terjadi dan kalian dapat menghadap Anak Manusia."

Yesus mengajar di Rumah Tuhan pada siang hari,
dan malam harinya Ia pergi ke Bukit Zaitun dan tinggal di situ.
Setiap pagi semua orang datang ke Rumah Tuhan
untuk mendengar Yesus mengajar.

Kedatangan Anak Manusia Perumpamaan tentang pohon ara

"Nanti pada matahari, bulan, dan bintang-bintang
akan kelihatan tanda-tanda.
Di bumi, bangsa-bangsa akan takut
dan bingung menghadapi deru dan gelora laut.

Manusia akan takut setengah mati
menghadapi apa yang akan terjadi di seluruh dunia ini,
sebab para penguasa angkasa raya akan menjadi kacau-balau.

Pada waktu itulah Anak Manusia akan datang
di dalam awan dengan kuasa dan kemuliaan yang besar.
Apabila hal-hal itu mulai terjadi,
bangunlah dan angkatlah kepalamu,
sebab sebentar lagi kalian akan diselamatkan."

Lalu Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut ini,
kata-Nya, "Perhatikanlah pohon ara dan semua pohon yang lain.
Apabila pucuk-pucuknya mulai kelihatan,
kalian tahu bahwa sudah hampir musim panas.
Begitu juga kalau kalian melihat hal-hal itu terjadi,
kalian akan tahu bahwa Allah segera akan memerintah sebagai Raja.

Ketahuilah! Hal-hal itu akan terjadi
sebelum orang-orang yang hidup sekarang ini mati semuanya.
Langit dan bumi akan lenyap,
tetapi perkataan-Ku tetap selama-lamanya."

Tentang runtuhnya Yerusalem

"Apabila kalian melihat Yerusalem dikepung tentara,
kalian akan tahu bahwa kota itu tidak lama lagi akan dimusnahkan.
Pada waktu itu haruslah orang yang berada di Yudea
lari ke pegunungan. Mereka yang berada di dalam kota
harus meninggalkan kota, dan mereka yang di luar kota
jangan masuk ke dalam kota.

Sebab hari-hari itu adalah 'Hari-hari Hukuman Dijatuhkan',
supaya dengan demikian terjadilah apa yang sudah tertulis dalam Alkitab.
Alangkah ngerinya hari-hari itu untuk wanita yang mengandung,
dan ibu yang masih menyusui bayi!
Negeri ini akan mengalami kesusahan yang besar,
dan Tuhan akan menghukum bangsa ini.

Ada yang akan dibunuh dengan pedang,
ada pula yang akan dibawa sebagai tawanan
ke negeri-negeri orang;
dan orang-orang yang tidak mengenal Allah
akan menginjak-injak Yerusalem
sampai habis waktu yang sudah ditentukan Tuhan untuk mereka."

22 Januari, 2013

Sidang di Yerusalem

Beberapa orang dari Yudea datang ke Antiokhia
dan mengajar orang-orang percaya di Antiokhia itu
bahwa kalau mereka tidak disunat menurut hukum Musa,
mereka tidak bisa diselamatkan.

Paulus dan Barnabas menentang keras pendapat orang-orang itu.
Akhirnya ditentukan supaya Paulus dan Barnabas
dengan beberapa orang lain dari Antiokhia pergi ke Yerusalem
untuk membicarakan masalah itu
dengan rasul-rasul dan pemimpin-pemimpin di sana.

Jemaat di Antiokhia mengantar mereka sampai ke luar kota,
kemudian mereka pergi melalui Fenisia dan Samaria.
Di sana mereka menceritakan bagaimana orang-orang bukan Yahudi
sudah menyerahkan diri kepada Allah.
Berita itu sangat menggembirakan orang-orang yang percaya di situ.

Ketika mereka sampai di Yerusalem,
mereka disambut dengan baik oleh jemaat,
dan oleh rasul-rasul serta pemimpin-pemimpin.
Lalu mereka menceritakan kepada orang-orang itu
tentang semuanya yang sudah dilakukan Allah melalui mereka.
Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi yang sudah percaya,
berdiri dan berkata, "Orang-orang bangsa lain yang sudah percaya itu
harus disunat dan diwajibkan mengikuti hukum Musa."

Lalu rasul-rasul dan pemimpin-pemimpin berkumpul
untuk membicarakan masalah itu.
Lama sekali mereka bertukar pikiran.
Akhirnya Petrus berdiri dan berkata,
"Saudara-saudara! Kalian sendiri tahu bahwa beberapa waktu yang lalu
Allah memilih saya dari antaramu untuk mengabarkan Kabar Baik itu
kepada orang-orang bukan Yahudi, supaya mereka pun mendengar dan percaya.

Dan Allah yang mengenal hati manusia
sudah menunjukkan bahwa Ia menerima mereka;
Ia menunjukkan hal itu dengan memberikan kepada mereka
Roh Allah sama seperti yang sudah diberikan-Nya kepada kita juga.
Allah tidak membeda-bedakan kita dengan mereka.
Ia menyucikan hati mereka, karena mereka percaya.

Nah, apa sebab kalian mau melawan Allah sekarang
dengan memberi suatu kewajiban yang berat kepada pengikut-pengikut ini,
padahal nenek moyang kita dan kita sendiri pun
tidak sanggup melaksanakannya?
Sebaliknya, kita percaya dan kita diselamatkan
karena belas kasihan Tuhan Yesus; begitu juga mereka."

Maka diamlah semua orang yang berkumpul di situ.
Kemudian mereka mendengarkan Barnabas dan Paulus
menceritakan kembali semua keajaiban
dan hal-hal luar biasa yang sudah dilakukan oleh Allah
melalui mereka di antara orang-orang bangsa lain yang bukan Yahudi.
Sesudah mereka selesai berbicara,
Yakobus berkata, "Saudara-saudara! Coba dengarkan saya.
Simon baru saja menerangkan bagaimana Allah pada mulanya
menunjukkan perhatian-Nya kepada orang-orang bukan Yahudi,
dengan maksud memilih dari mereka orang-orang lain
yang akan menjadi umat-Nya.

Itu cocok dengan yang sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi.
Sebab ada tertulis begini,
'Setelah itu Aku akan datang lagi,' kata Tuhan,
'Aku akan membangun kembali rumah Daud yang sudah roboh,
dan memperbaiki runtuhannya, lalu menegakkannya kembali;
supaya semua orang yang sisa itu mencari Tuhan,
bersama semua bangsa lain yang bukan Yahudi
yang sudah Kupanggil untuk menjadi milik-Ku.' Begitulah kata Tuhan,
yang sudah memberitahukan hal itu sejak dahulu."

"Jadi menurut pendapat saya," kata Yakobus,
"kita tidak boleh menyusahkan orang-orang bukan Yahudi itu
yang menyerahkan diri kepada Allah.
Tetapi kita harus menulis surat kepada mereka
dan menasihati mereka supaya mereka jangan makan makanan najis
yang sudah dipersembahkan kepada berhala,
atau makan daging binatang yang mati dicekik, atau makan darah.
Dan juga supaya mereka menjauhkan diri
dari perbuatan-perbuatan yang cabul.
Sebab hukum Musa sudah sejak dahulu dibacakan
pada setiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat,
dan diberitakan di semua kota."

Permulaan penderitaan

Mereka bertanya kepada Yesus,
"Bapak Guru, kapankah hal itu akan terjadi?
Dan apakah tandanya bahwa sudah sampai saatnya hal itu akan terjadi?"

Yesus berkata, "Waspadalah, jangan sampai kalian tertipu.
Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata,
'Akulah Dia!' dan 'Sudah waktunya.'
Tetapi janganlah kalian mengikuti mereka.

Janganlah juga takut kalau kalian mendengar berita
mengenai peperangan dan pemberontakan.
Semuanya itu harus terjadi dahulu.
Tetapi itu tidak berarti bahwa sudah waktunya kiamat."

Lalu Yesus meneruskan pembicaraan-Nya, kata-Nya,
"Bangsa yang satu akan berperang melawan bangsa yang lain
dan negara yang satu akan menyerang negara yang lain.
Di mana-mana akan terjadi gempa bumi yang hebat,
bahaya kelaparan dan wabah penyakit.
Akan terjadi hal-hal yang mengerikan dan dahsyat di langit.

Tetapi sebelum semuanya itu terjadi,
kalian akan ditangkap dan dianiaya.
Kalian akan diadili di rumah-rumah ibadat
dan dimasukkan ke dalam penjara.
Dan kalian akan diseret ke hadapan raja-raja
dan penguasa-penguasa karena kalian pengikut-Ku.

Itulah kesempatan bagimu untuk memberitakan Kabar Baik dari Allah.
Bertekadlah bahwa kalian tidak akan khawatir
mengenai apa yang harus kalian katakan untuk membela diri.
Aku sendiri akan memberi kepadamu kata-kata dan kebijaksanaan itu,
sehingga tak seorang pun dari musuh-musuhmu
dapat melawan atau menyangkal apa yang kalian katakan.

Kalian akan dikhianati oleh ibu bapakmu, oleh saudara-saudaramu,
oleh sanak keluargamu dan oleh kawan-kawanmu.
Sebagian dari kalian akan dibunuh oleh mereka.
Kalian akan dibenci oleh semua orang karena kalian pengikut-Ku.
Tetapi sehelai rambut pun dari kepalamu tidak akan hilang.
Kalau kalian bertahan dan sabar, kalian akan selamat."

Bait Allah akan diruntuhkan

Ada orang-orang yang berbicara
mengenai bagaimana bagusnya Rumah Tuhan
dihias dengan batu yang bagus-bagus
dan dengan barang-barang yang dipersembahkan kepada Allah.
Maka Yesus berkata kepada mereka,
"Nanti ada saatnya, semua yang kalian lihat ini akan dirobohkan;
tidak ada satu batu pun di sini yang akan tinggal tersusun pada tempatnya!"

Persembahan seorang janda miskin

Di Rumah Tuhan, Yesus melihat orang-orang kaya
memasukkan uang ke dalam kotak persembahan.
Ia melihat juga seorang janda yang sangat miskin,
memasukkan dua keping uang tembaga.
Lalu Yesus berkata, "Dengarkan:
janda ini memasukkan lebih banyak dari semua yang lain.
Sebab mereka semua memberi dari kelebihan hartanya.
Tetapi janda ini, sekalipun sangat miskin,
memberikan semua yang ada padanya
yang diperlukannya sendiri untuk hidup."

Yesus menasihatkan supaya waspada terhadap ahli-ahli Taurat

Sementara orang-orang mendengar Yesus berbicara,
Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya,
"Hati-hatilah terhadap guru-guru agama.
Mereka suka berjalan-jalan dengan jubah yang panjang,
dan suka dihormati di pasar-pasar.
Mereka suka tempat-tempat terhormat
di dalam rumah ibadat dan di pesta-pesta.
Mereka menipu janda-janda dan merampas rumahnya.
Dan untuk menutupi kejahatan mereka itu,
mereka berdoa panjang-panjang! Hukuman mereka nanti berat!"

21 Januari, 2013

Tentang membayar pajak kepada Kaisar

Jadi mereka mencari kesempatan yang baik.
Mereka menyuap orang untuk berlaku sebagai orang yang ikhlas,
dan menyuruh orang-orang itu menjebak Yesus dengan pertanyaan-pertanyaan,
supaya mereka dapat menyerahkan Dia kepada wewenang dan kekuasaan gubernur.

Maka orang-orang yang sudah disuap itu berkata kepada Yesus,
"Pak Guru, kami tahu bahwa semua yang Bapak katakan
dan ajarkan itu benar. Kami tahu juga Bapak mengajar
dengan terus terang mengenai kehendak Allah untuk manusia,
sebab Bapak tidak pandang orang.

Karena itu coba Bapak katakan kepada kami,
menurut peraturan agama kita,
bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"

Tetapi Yesus tahu muslihat mereka. Karena itu Ia berkata,
"Coba perlihatkan kepada-Ku sekeping uang perak.
Gambar dan nama siapakah ini?" "Kaisar!" jawab mereka.

"Kalau begitu," kata Yesus kepada mereka,
"berilah kepada Kaisar, apa yang milik Kaisar
dan kepada Allah, apa yang milik Allah."
Ternyata di depan orang banyak itu
mereka tidak bisa mendapat satu kesalahan pun pada Yesus.
Mereka hanya diam saja dan kagum atas jawaban-Nya itu.

Hubungan antara Yesus dan Daud

Yesus bertanya kepada mereka,
"Bagaimanakah dapat dikatakan bahwa Raja Penyelamat keturunan Daud?
Padahal Daud sendiri berkata di dalam buku Mazmur,
'Tuhan berkata kepada Tuhanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai Aku membuat musuh-musuh-Mu takluk kepada-Mu.'
Jadi kalau Daud menyebut Raja Penyelamat itu
'Tuhan', bagaimana mungkin Ia keturunan Daud?"

Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan

Beberapa orang dari golongan Saduki datang kepada Yesus.
(Mereka adalah golongan yang berpendapat bahwa orang mati
tidak akan bangkit kembali.) Mereka bertanya kepada Yesus,
"Bapak Guru, Musa menulis hukum ini untuk kita:
Kalau seorang laki-laki mati dan ia tidak punya anak,
maka saudaranya harus kawin dengan jandanya
supaya memberi keturunan kepada orang yang sudah mati itu.

Pernah ada tujuh orang bersaudara.
Yang sulung kawin, lalu mati tanpa mempunyai anak.
Kemudian yang kedua kawin dengan jandanya,
tetapi ia pun mati tanpa mempunyai anak.
Hal yang sama terjadi juga dengan saudara yang ketiga
dan seterusnya sampai yang ketujuh.

Akhirnya wanita itu meninggal juga.
Pada hari orang mati dibangkitkan kembali,
istri siapakah wanita itu?
Sebab ketujuh-tujuhnya sudah kawin dengan dia."

Yesus menjawab, "Orang-orang yang hidup sekarang ini kawin,
tetapi orang-orang yang layak untuk dibangkitkan sesudah mati,
dan hidup di zaman yang akan datang, mereka tidak kawin.

Keadaan mereka seperti malaikat, dan tidak dapat mati.
Mereka adalah anak-anak Allah,
sebab mereka sudah dibangkitkan kembali dari kematian.

Musa sendiri menyatakan dengan jelas bahwa orang mati
akan dibangkitkan kembali. Dalam tulisannya mengenai belukar yang menyala itu
ia menyebut Tuhan sebagai 'Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub'.

Nah, Allah itu bukan Allah orang mati!
Ia Allah orang-orang yang hidup!
Sebab untuk Allah, semua orang hidup."
Beberapa guru agama berkata, "Jawaban Bapak Guru baik sekali."
Sebab itu mereka tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur

Yesus menceritakan kepada orang-orang itu, perumpamaan berikut,
"Adalah seorang yang menanami sebidang kebun anggur.
Ia menyewakan kebun itu kepada beberapa penggarap
lalu berangkat ke negeri lain dan tinggal lama di sana.

Ketika sudah waktunya memetik buah anggur,
pemilik kebun itu mengirim pelayannya kepada penggarap-penggarap itu
untuk menerima bagiannya.
Tetapi penggarap-penggarap itu memukul pelayan itu
dan menyuruh dia pulang dengan tangan kosong.

Maka pemilik kebun itu mengirim lagi seorang pelayan yang lain;
tetapi pelayan itu pun dipukul juga dan dihina oleh penggarap-penggarap itu,
lalu disuruh pulang dengan tangan kosong.

Kemudian pemilik kebun itu mengirim pelayan yang ketiga.
Tetapi pelayan itu pun dipukul juga oleh penggarap-penggarap itu
dan dibuang ke luar kebun itu.
Akhirnya pemilik kebun itu berkata,
'Aku harus berbuat apa lagi?
Aku akan mengirim anakku sendiri yang kukasihi.
Pasti dia akan mereka hormati!'

Tetapi ketika penggarap-penggarap kebun itu melihat anak pemilik kebun itu,
mereka berkata satu sama lain,
'Ini dia ahli warisnya. Mari kita bunuh dia,
supaya kita mendapat warisannya.'
Maka mereka menyeret dia ke luar kebun itu lalu membunuhnya."

Lalu Yesus bertanya, "Nah, kalau pemilik kebun itu kembali,
ia akan berbuat apa terhadap penggarap-penggarap itu?
Pasti ia akan datang dan membunuh penggarap-penggarap itu,
lalu menyerahkan kebun itu kepada penggarap-penggarap yang lain."
Mendengar itu, berkatalah orang-orang kepada Yesus, "Sekali-kali tidak!"

Yesus memandang mereka lalu berkata,
"Kalau begitu, apa artinya ayat Alkitab ini?
'Batu yang tidak terpakai oleh tukang bangunan,
sudah menjadi batu yang terutama.'

Semua orang yang jatuh pada batu itu akan hancur;
dan siapa yang ditimpa batu itu akan tergilas menjadi debu."
Guru-guru agama dan imam-imam kepala tahu
bahwa perumpamaan itu ditujukan Yesus kepada mereka.
Karena itu mereka ingin menangkap Dia saat itu juga,
tetapi mereka takut kepada orang banyak.

Pertanyaan mengenai kuasa Yesus

Pada suatu hari, Yesus sedang mengajar
dan memberitakan Kabar Baik dari Allah
kepada orang-orang di dalam Rumah Tuhan.
Imam-imam kepala, guru-guru agama, bersama pemimpin-pemimpin Yahudi,
datang dan berkata kepada Yesus,
"Coba beritahukan kepada kami atas dasar apa Engkau melakukan semuanya ini?
Siapa yang memberi hak itu kepada-Mu?"

Yesus menjawab, "Aku ingin bertanya. Coba beritahukan kepada-Ku,
Yohanes membaptis dengan hak siapa? Allah atau manusia?"

Maka mulailah mereka berunding,
"Kalau kita katakan, 'Dengan hak Allah,'
Ia akan berkata, 'Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya?'
Tetapi kalau kita katakan, 'Dengan hak manusia,'
semua orang akan melempari kita dengan batu,
sebab mereka percaya bahwa Yohanes seorang nabi."

Jadi mereka menjawab, "Kami tidak tahu."
Maka Yesus berkata kepada mereka,
"Kalau begitu Aku pun tidak akan mengatakan kepadamu
dengan hak siapa Aku melakukan semuanya ini."

20 Januari, 2013

Yesus menyucikan Bait Allah

Yesus masuk ke Rumah Tuhan
dan mulai mengusir pedagang-pedagang di situ.
"Di dalam Alkitab," kata-Nya kepada mereka,
"tertulis begini: Allah berkata,
'Rumah-Ku akan menjadi rumah tempat berdoa.'
Tetapi kalian menjadikannya sarang penyamun!"

Setiap hari Yesus mengajar di dalam Rumah Tuhan.
Imam-imam kepala, dan guru-guru agama,
serta pemimpin-pemimpin Yahudi ingin membunuh Dia,
tetapi tidak menemukan jalan untuk melakukan hal itu,
karena semua orang terus saja mendengarkan Dia,
dan terpikat pada kata-kata-Nya.

Yesus dielu-elukan di Yerusalem

Setelah Yesus mengatakan semuanya itu
Ia berjalan di depan mereka menuju Yerusalem.
Ketika sampai dekat Betfage dan Betania di Bukit Zaitun,
Ia menyuruh dua orang pengikut-Nya pergi lebih dahulu.

"Pergilah ke kampung yang di depan itu," kata Yesus kepada mereka,
"apabila kalian masuk di sana, kalian akan melihat seekor anak keledai terikat.
Keledai itu belum pernah ditunggangi orang.
Lepaskanlah keledai itu dan bawa ke mari.
Kalau orang bertanya kepadamu,
'Mengapa kalian melepaskan keledai itu?'
katakan, 'Tuhan memerlukannya.'"

Kedua pengikut Yesus itu pergi,
dan mendapati semuanya tepat seperti yang dikatakan-Nya.
Sementara mereka melepaskan anak keledai itu,
pemiliknya berkata kepada mereka, "Mengapa kalian melepaskan keledai itu?"
Mereka menjawab, "Tuhan memerlukannya."
Lalu mereka membawa anak keledai itu kepada Yesus.
Kemudian mereka menaruh jubah mereka di atas keledai itu
dan menolong Yesus naik ke atasnya.

Sementara Ia lewat dengan menunggangi keledai itu,
orang-orang membentangkan jubah mereka di jalan.
Ketika Yesus hampir sampai di Yerusalem,
di jalan yang menurun pada Bukit Zaitun,
semua pengikut-pengikut-Nya yang banyak itu
mulai berseru-seru memuji Allah dan mengucap terima kasih kepada-Nya
karena semua keajaiban yang telah mereka saksikan.

Mereka berseru, "Diberkatilah Raja yang datang atas nama Tuhan!
Sejahtera di surga, dan terpujilah Allah!"
Beberapa orang Farisi dari antara orang banyak itu berkata kepada Yesus,
"Bapak Guru, suruhlah pengikut-pengikut Bapak diam."
Yesus menjawab, "Percayalah! Kalau mereka diam, batu-batu ini akan berteriak."

Ketika Yesus makin dekat dengan Yerusalem,
dan melihat kota itu, Ia menangisinya.
Kata-Nya, "Kasihan, alangkah baiknya kalau hari ini engkau tahu
apa yang dapat mendatangkan perdamaian!
Tetapi sekarang engkau tidak dapat melihatnya.
Engkau akan mengalami suatu masa,
di mana musuhmu membuat rintangan-rintangan di sekelilingmu;
mereka akan mengepungmu dan mendesakmu dari segala sudut.

Mereka akan menghancurkan engkau bersama seluruh pendudukmu;
dan tidak satu batu pun akan mereka biarkan tinggal tersusun pada tempatnya,
sebab engkau tidak memperhatikan saat ketika Allah datang untuk menyelamatkan engkau!"

Perumpamaan tentang uang mina

Sementara orang masih mendengarkan Yesus berbicara,
Ia menceritakan sebuah perumpamaan.
Sebab, pada waktu itu Ia berada dekat Yerusalem,
dan orang menyangka bahwa Allah segera akan memerintah sebagai Raja di dunia.

Yesus berkata, "Adalah seorang bangsawan yang pergi ke negeri jauh
untuk dilantik menjadi raja, kemudian kembali.
Sebelum berangkat, ia memanggil sepuluh orang pelayannya,
lalu memberi kepada mereka masing-masing sekeping uang emas.
'Berdaganglah dengan uang ini sementara saya pergi,' katanya kepada mereka.

Tetapi penduduk negerinya itu benci kepadanya.
Jadi, sesudah ia berangkat, mereka mengirim utusan untuk mengatakan,
'Kami tidak mau orang ini menjadi raja kami.'

Tetapi bangsawan itu dilantik menjadi raja,
kemudian kembali ke negerinya.
Segera ia memanggil pelayan-pelayannya menghadap,
untuk mengetahui berapa keuntungan yang telah mereka peroleh.
Pelayan pertama datang dan berkata,
'Tuan, satu uang emas yang Tuan berikan itu,
sudah saya jadikan sepuluh.'
'Bagus,' kata tuan itu, 'engkau pelayan yang baik!
Karena dalam hal-hal yang kecil engkau bisa dipercayai,
saya akan menjadikan engkau penguasa atas sepuluh kota.'

Pelayan kedua datang dan berkata,
'Tuan, satu uang emas yang Tuan berikan itu, sudah saya jadikan lima.'
Kepada pelayan itu raja itu berkata,
'Kau akan menjadi penguasa atas lima kota.'

Pelayan yang lain datang dan berkata,
'Tuan, ini uang Tuan; saya menyimpannya dalam sapu tangan.
Saya takut kepada Tuan, sebab Tuan orang yang keras.
Tuan mengambil apa yang bukan kepunyaan Tuan,
dan Tuan memungut hasil di tempat yang tidak ditanami oleh Tuan.'

Raja itu berkata kepadanya,
'Kau pelayan yang jahat! Sesuai dengan kata-katamu sendiri
saya akan menghukum engkau.
Engkau tahu saya orang yang keras:
saya mengambil apa yang bukan kepunyaan saya
dan memungut hasil di tempat yang tidak saya tanami.

Kalau begitu mengapa kau tidak memasukkan uang itu ke bank
supaya apabila saya kembali saya dapat menerima uang itu dengan bunganya?'
Kemudian raja itu berkata kepada orang-orang yang berdiri di situ,
'Ambil uang itu dari dia
dan berikanlah kepada pelayan yang mempunyai sepuluh uang emas itu.'

Tetapi orang-orang itu berkata, 'Tuan, dia sudah mempunyai sepuluh.'
Raja itu menjawab, 'Ingat: orang yang sudah mempunyai,
kepadanya akan diberi lebih banyak lagi.
Tetapi orang yang tidak mempunyai sesuatu,
apa yang ada padanya akan diambil pula dari dia.
Dan sekarang bawalah ke mari musuh-musuhku itu
yang tidak mau aku menjadi rajanya. Bunuhlah mereka semua di hadapanku!'"