Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.
Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
—Ibrani 12:11
Peristiwa ini mengingatkan saya bahwa disiplin haruslah ditanamkan sebelum sifat diri seseorang terlanjur bengkok dan menyimpang.
Imam Eli punya dua orang putra yang gagal diajarnya disiplin.
Ketika kejahatan mereka sudah sedemikian buruk sehingga Eli tidak dapat lagi mengabaikannya, ia berusaha menegur dengan lembut (1 Sam. 2:24-25).
Namun terlambat, Allah sudah menjatuhkan hukuman yang mengerikan:
“Aku akan menghukum keluarga [Eli] untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah,
tetapi ia tidak memarahi mereka” (1 Sam. 3:13).
Tindakan disiplin memang menyakitkan,
tetapi akibat yang lebih parah akan dialami
apabila yang salah dibiarkan tetap menyimpang.
Tuhan, meski menyakitkan, kami bersyukur karena Engkau,
dalam kasih, mendisiplinkan kami sebagai anak-anak-Mu.
Tolong kami untuk menanggapi cara-Mu ini
dengan pertobatan dan ketaatan.
Kasih Allah menegur dan memulihkan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar