Pikirku, "Aku mau menjaga diri
supaya tidak berdosa dengan lidahku.
Aku tak mau berbicara selama orang jahat masih dekat."
Aku diam seribu bahasa, sehingga merugikan diriku sendiri.
Dan penderitaanku terasa semakin berat;
aku dicekam kecemasan yang hebat.
Makin dipikirkan, makin susah hatiku;
akhirnya berkatalah aku,
"TUHAN, beritahukanlah kapan ajalku
supaya aku tahu betapa pendek hidupku."
Betapa singkat Kautentukan umurku!
Bagi-Mu jangka hidupku tidak berarti.
Sungguh, manusia seperti hembusan napas saja,
hidupnya berlalu seperti bayangan.
Semua kesibukannya sia-sia belaka;
ia menimbun harta,
tapi tak tahu siapa akan memakainya.
Sekarang apa yang kunantikan, ya TUHAN?
Pada-Mulah harapanku.
Lepaskanlah aku dari semua dosaku,
jangan biarkan aku menjadi ejekan orang dungu.
Aku diam dan tidak membuka mulutku,
sebab Engkaulah yang menghajar aku.
Ambillah hukuman-Mu daripadaku,
sebab aku hampir mati karena pukulan-Mu.
Manusia karena kesalahannya;
Kauhukum dan Kauhajar seperti ngengat
Kauhancurkan apa yang berharga baginya.
Sungguh, manusia seperti hembusan napas saja.
Dengarlah doaku ya TUHAN,
perhatikanlah permohonanku;
jangan tinggal diam bila aku menangis.
Seperti semua nenek moyangku,
cuma sebentar saja aku menumpang pada-Mu.
Jangan mengganggu aku, supaya aku sedikit senang,
sebelum aku pergi dan tak ada lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar