Lalu
saya melihat seorang malaikat perkasa yang lain turun dari surga.
Ia
diselubungi awan, dan sebuah pelangi melingkari kepalanya.
Mukanya
bersinar seperti matahari, dan kakinya seperti tiang api.
Di
tangannya ada sebuah gulungan buku kecil yang terbuka.
Kaki
kanannya berjejak di laut, dan kaki kirinya berjejak di darat.
Lalu
ia berseru dengan suara yang keras seperti meraungnya singa-singa.
Sesudah
malaikat itu berseru, ketujuh guntur menjawab dengan suara gemuruh.
Begitu
ketujuh guntur itu bersuara, saya mau mencatatnya,
tetapi
saya mendengar suara dari surga berkata,
"Rahasiakanlah
apa yang dikatakan oleh tujuh guntur itu; jangan mencatatnya!"
Lalu
malaikat yang saya lihat berjejak di laut dan di darat itu
mengangkat
tangan kanannya ke langit.
Ia
bersumpah demi nama Allah yang hidup selama-lamanya,
yang
menciptakan langit, bumi dan laut serta segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Malaikat
itu berkata, "Waktunya tidak akan ditunda lagi!
Tetapi
apabila malaikat ketujuh meniup trompetnya,
Allah
akan melaksanakan rencana rahasia-Nya,
seperti
telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi."
Kemudian
suara yang telah saya dengar dari surga itu,
berbicara
lagi kepada saya.
Ia
berkata, "Pergilah mengambil gulungan buku yang terbuka
di
tangan malaikat yang berjejak di laut dan di darat itu."
Maka
saya pun pergi kepada malaikat itu dan meminta
supaya
ia memberikan gulungan kecil itu kepada saya.
Ia
berkata, "Ambillah dan makanlah ini.
Di
dalam perutmu ia akan menjadi pahit,
tetapi
di dalam mulutmu ia manis seperti madu."
Saya
mengambil gulungan kecil itu dari tangannya lalu memakannya.
Di
mulut rasanya seperti madu, tetapi setelah saya menelannya,
di
dalam perut ia menjadi pahit.
Kemudian
saya diperintahkan,
"Sebarkanlah
sekali lagi berita Allah tentang bangsa-bangsa,
negara-negara,
bahasa-bahasa, dan raja-raja."
-Wahyu
10:1-11 BIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar