18 Desember, 2011

‘Aku mencintaimu, mencintaimu, mencintaimu.’

Yesus datang untuk membuka telinga kita agar dapat mendengar suara yang berkata:
“Aku adalah Allahmu
Aku membentukmu dengan tangan-Ku dan Aku mencintai ciptaan-Ku
Aku mencintaimu dengan cinta yang tidak kenal batas,
karena Aku mencintaimu sebagaimana Aku dicintai

Jangan melarikan diri dari pada-Ku
Kembalilah kepada-Ku — bukan hanya sekali, dua kali
tetapi selalu dan setiap kali
Engkau adalah anak-Ku

Bagaimana mungkin engkau ragu-ragu bahwa Aku akan menerimamu lagi,
memelukmu, menciummu dan membelai-belaimu?
Aku adalah Allahmu — Allah yang berbelas kasih dan murah hati, Allah yang mengampuni dan mencintai, Allah yang lemah lembut dan baik hati.

Janganlah mengatakan bahwa Aku telah putus asa mengenai dirimu, bahwa Aku tidak dapat tahan melihatmu lagi, bahwa tidak ada jalan untuk kembali.
Itu semua tidak benar.

Aku sangat merindukan agar engkau dekat pada-Ku
Aku mengenal seluruh pikiranmu
Aku mendengar semua yang kaukatakan
Aku melihat segala yang kaukerjakan

dan Aku mencintaimu karena engkau agung,
diciptakan serupa dengan gambar-Ku sendiri
dan merupakan ungkapan cinta-Ku yang paling dalam.

Jangan mengadili dirimu sendiri
Jangan menghukum dirimu sendiri
Jangan menolak dirimu sendiri

Biarlah cinta-Ku menyentuh sudut-sudut hatimu yang paling tersembunyi
dan menyatakan kepada dirimu keagunganmu sendiri

Engkau sudah tidak melihat lagi keagungan itu
namun dalam terang kerahiman-Ku
engkau akan melihatnya kembali

Datanglah, Aku akan mengusap air matamu
dan membisikkan di telingamu,
‘Aku mencintaimu, mencintaimu, mencintaimu.’ ”

Inilah suara yang diinginkan Yesus untuk kita dengar.
Inilah suara yang memanggil kita agar kita selalu kembali kepada Dia yang telah menciptakan kita dalam cinta dan berkenan menciptakan kita kembali dalam kerahiman.

Tidak ada komentar: