29 September, 2012

Seasons Color Theory

In the 1980s, when seasonal color analysis was done to determine what colors were best to wear based on skin, hair and eye color, there were only four seasons---Winter, Spring, Summer and Autumn. Winter and Summer were considered "cool" tones, and Spring and Autumn were "warm." However, since then, many variations have been discovered, narrowing down some specifics and determining why some people are able to wear both warm and cool colors. Some colors make one person's appearance come to life, while those same colors may make someone else look drab and washed out.

Winter Variation
"Deep Winter" folks should wear true red, true blue, deep charcoal, solid white, hot pink and black, but avoid golden brown, peach and pale earth tones. "Cool Winters" should stick with fuchsia, plum, blue, black and white but avoid golden colors such as yellow, orange and certain browns. Those whose tones are "Clear Winter" look best in ruby red, sapphire blue and emerald green, and they should avoid pastels or muted colors.

Spring Variation
For the best look, "Clear Springs" should wear red, turquoise, lime green, hot pink and black, while avoiding muted brown, dusty blue and beige. "Light Springs" look their best in light turquoise, periwinkle light pink, camel and light gray and should stay away from dark brown, burgundy or black. For "Warm Spring" skin tones, the best colors are camel, golden yellow, light orange, purple and light turquoise, but pink, fuchsia, berry and black tend to wash them out.

Summer Variation
"Cool Summer" tones look best in pastel blues, pinks, berries, fuchsia, gray and navy, and they shouldn't wear golden colors. "Light Summers" should opt for soft, light colors, such as light gray, light blue, pink, lavender, light navy and soft white while staying away from darker or brighter colors, such as black, true reds or blues. Those who are "Soft Summer" have both warm and cool colors in their palette. Their best colors are light gray, purple, medium blue, rose, light navy and soft white, but they should avoid bright or bold pinks, oranges, corals, blues and solid black.

Autumn Variation
People classified as "Warm Autumns" look good in orange, khaki, olive, golden yellow and most shades of brown, but they need to stay away from pastel blue, gray, fuchsia and black. "Soft Autumns" glow in khaki, light peach, moss, salmon, lemon yellow and light gray, but dark navy, bright red, fuchsia and black aren't good choices for them. "Deep Autumns" should opt for tomato red, emerald green, rust, deep brown and black, but they need to avoid lavender and pale colors.

Wearing Your Best Colors
The best colors for people will add a glow to the skin tone and make them appear healthy and alert. They'll hear compliments about how good they look. Typically, people are attracted to colors that look best on them

[by: Debby Mayne ]

28 September, 2012

Perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat [Matius]

Nasihat supaya berjaga-jaga [Matius]

Apabila Anak Manusia datang nanti,
keadaannya seperti pada zaman Nuh dahulu.
Pada hari-hari sebelum banjir besar itu,
orang-orang makan minum, dan kawin.
Begitulah terus-menerus
sampai pada hari Nuh masuk ke dalam kapal.

Pada waktu banjir itu melanda mereka semua,
barulah mereka sadar akan apa yang sedang terjadi.
Begitulah juga keadaannya nanti kalau Anak Manusia datang.

Pada waktu itu, dua orang sedang bekerja di ladang:
Seorang akan dibawa, dan seorang lagi ditinggalkan.
Dua wanita sedang menggiling gandum:
Seorang akan dibawa, dan seorang lagi ditinggalkan.

Jadi, waspadalah, sebab kalian tidak tahu
kapan Tuhanmu akan datang.
Ingatlah ini!
Seandainya tuan rumah tahu
jam berapa di malam hari pencuri akan datang,
ia tidak akan tidur,
supaya pencuri tidak masuk ke dalam rumahnya.
Sebab itu, kalian juga harus bersiap-siap.
Karena Anak Manusia akan datang
pada saat yang tidak kalian sangka-sangka."

Kedatangan Anak Manusia Perumpamaan tentang pohon ara [Matius]

"Tidak lama sesudah kesusahan masa itu,
matahari akan menjadi gelap,
dan bulan tidak lagi bercahaya.
Bintang-bintang akan jatuh dari langit,
dan para penguasa angkasa raya akan menjadi kacau-balau.

Sesudah itu tanda Anak Manusia akan kelihatan di langit.
Pada waktu itu semua bangsa di bumi akan menangis.
Mereka akan melihat Anak Manusia
datang di atas awan dengan kuasa dan kemuliaan yang besar.
Trompet besar akan dibunyikan,
dan Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya
mengumpulkan umat-Nya dari keempat penjuru bumi,
dari ujung langit yang satu sampai ujung langit yang lain."

"Ambillah pelajaran dari pohon ara.
Kalau ranting-rantingnya hijau dan lembut,
dan mulai bertunas,
kalian tahu bahwa musim panas sudah dekat.
Begitu juga kalau kalian melihat hal-hal itu terjadi,
kalian tahu bahwa waktunya sudah dekat sekali.

Ketahuilah! Hal-hal itu akan terjadi
sebelum orang-orang yang hidup sekarang ini mati semuanya.
Langit dan bumi akan lenyap,
tetapi perkataan-Ku tetap selama-lamanya."
"Tidak ada yang tahu kapan harinya dan jamnya,
malaikat-malaikat di surga tidak,
Anak Allah pun tidak, hanya Bapa saja yang tahu.

Siksaan yang berat dan Mesias-mesias palsu [Matius]

"Kalian akan melihat 'Kejahatan yang menghancurkan',
seperti yang dikatakan oleh Nabi Daniel,
berdiri di tempat yang suci.
(Catatan kepada pembaca: Perhatikanlah apa artinya!)

Pada waktu itu, orang yang berada di Yudea
harus lari ke pegunungan.
Orang yang berada di atas atap rumah
jangan turun untuk mengambil sesuatu dari dalam rumah.
Orang yang berada di ladang
jangan kembali untuk mengambil jubahnya.

Alangkah ngerinya hari-hari itu bagi wanita yang mengandung,
dan ibu yang masih menyusui bayi!
Berdoalah supaya jangan sampai
kalian harus lari pada musim hujan atau pada hari Sabat!
Pada hari-hari yang mengerikan itu
akan ada kesusahan besar
seperti yang belum pernah terjadi
sejak permulaan dunia sampai saat ini,
dan tidak pula akan terjadi lagi.

Sekiranya Allah tidak memperpendek waktunya;
maka tidak ada seorang pun yang selamat.
Tetapi karena umat-Nya, Allah memperpendek masa itu.

Pada waktu itu kalau ada seseorang berkata kepada kalian,
'Lihat, Raja Penyelamat itu ada di sini!'
atau 'Ia ada di situ!'
janganlah percaya kepada orang itu.

Sebab akan muncul penyelamat-penyelamat palsu
dan nabi-nabi palsu.
Mereka akan mengerjakan perbuatan-perbuatan yang luar biasa,
dan keajaiban-keajaiban untuk menipu,
kalau mungkin, umat Allah juga.

Jadi, ingatlah!
Aku sudah memberitahukannya kepada kalian lebih dahulu
sebelum hal itu terjadi.

Kalau orang berkata kepadamu,
'Lihat, Dia ada di sana di padang gurun!'
jangan kalian ke sana.
Atau kalau mereka berkata,
'Lihat, Ia bersembunyi dalam kamar di sini!'
jangan percaya.

Sebab kedatangan Anak Manusia
seperti cahaya kilat memancar dari timur,
dan bersinar sampai ke barat.
Di mana ada bangkai,
di situ ada burung pemakan bangkai."

Permulaan penderitaan [Lukas]

Mereka bertanya kepada Yesus,
"Bapak Guru, kapankah hal itu akan terjadi?
Dan apakah tandanya bahwa
sudah sampai saatnya hal itu akan terjadi?"

Yesus berkata, "Waspadalah, jangan sampai kalian tertipu.
Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku,
dan berkata, 'Akulah Dia!' dan 'Sudah waktunya.'
Tetapi janganlah kalian mengikuti mereka.

Janganlah juga takut kalau kalian mendengar berita
mengenai peperangan dan pemberontakan.
Semuanya itu harus terjadi dahulu.
Tetapi itu tidak berarti bahwa sudah waktunya kiamat."

Lalu Yesus meneruskan pembicaraan-Nya, kata-Nya,
"Bangsa yang satu akan berperang melawan bangsa yang lain
dan negara yang satu akan menyerang negara yang lain.
Di mana-mana akan terjadi gempa bumi yang hebat,
bahaya kelaparan dan wabah penyakit.
Akan terjadi hal-hal yang mengerikan
dan dahsyat di langit.

Tetapi sebelum semuanya itu terjadi,
kalian akan ditangkap dan dianiaya.
Kalian akan diadili di rumah-rumah ibadat
dan dimasukkan ke dalam penjara.
Dan kalian akan diseret ke hadapan raja-raja
dan penguasa-penguasa karena kalian pengikut-Ku.

Itulah kesempatan bagimu
untuk memberitakan Kabar Baik dari Allah.
Bertekadlah bahwa kalian tidak akan khawatir
mengenai apa yang harus kalian katakan untuk membela diri.

Aku sendiri akan memberi kepadamu
kata-kata dan kebijaksanaan itu,
sehingga tak seorang pun dari musuh-musuhmu
dapat melawan atau menyangkal apa yang kalian katakan.

Kalian akan dikhianati oleh ibu bapakmu,
oleh saudara-saudaramu, oleh sanak keluargamu
dan oleh kawan-kawanmu.
Sebagian dari kalian akan dibunuh oleh mereka.

Kalian akan dibenci oleh semua orang karena kalian pengikut-Ku.
Tetapi sehelai rambut pun dari kepalamu tidak akan hilang.
Kalau kalian bertahan dan sabar, kalian akan selamat."

Permulaan penderitaan [Markus]

Kemudian Yesus pergi ke Bukit Zaitun,
dan duduk di tempat yang berhadapan dengan Rumah Tuhan.
Lalu Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Andreas
datang kepada-Nya untuk berbicara dengan Dia secara pribadi.

"Coba Bapak beritahukan kepada kami,"
kata mereka kepada-Nya,
"kapan semuanya itu akan terjadi?
Dan tanda-tanda apakah
yang menunjukkan bahwa sudah waktunya?"

"Waspadalah," jawab Yesus,
"jangan sampai kalian tertipu.
Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata,
'Akulah Dia!' lalu menipu banyak orang.

Kalau kalian mendengar bunyi-bunyi pertempuran
dan berita-berita peperangan, jangan takut.
Hal-hal itu harus terjadi,
tetapi itu tidak berarti bahwa sudah waktunya kiamat.

Bangsa yang satu akan berperang melawan bangsa yang lain.
Negara yang satu akan menyerang negara yang lain.
Di mana-mana akan terjadi gempa bumi dan bahaya kelaparan.
Semuanya itu baru permulaan saja,
seperti sakit yang dialami seorang wanita yang mau melahirkan.

Kalian harus berhati-hati,
sebab kalian akan ditangkap dan diseret ke mahkamah-mahkamah.
Kalian akan dipukul di rumah-rumah ibadat.
Kalian akan dibawa menghadap penguasa-penguasa
dan raja-raja karena kalian pengikut-Ku.
Dan itulah kesempatan bagimu
untuk memberi kesaksian tentang Aku kepada mereka.

Kabar Baik dari Allah itu
mesti disebarkan dahulu kepada segala bangsa.
Dan bila kalian ditangkap dan dibawa ke pengadilan,
janganlah khawatir tentang apa yang harus kalian katakan.
Kalau sudah sampai waktunya untuk berbicara,
katakanlah saja apa yang diberitahukan kepadamu pada waktunya.
Karena kata-kata yang kalian ucapkan itu
bukan kata-katamu sendiri,
melainkan datang dari Roh Allah.

Orang akan mengkhianati saudaranya sendiri untuk dibunuh.
Itu pun yang akan terjadi antara bapak dengan anaknya.
Anak-anak akan melawan ibu-bapaknya,
dan menyerahkan mereka untuk dibunuh.
Kalian akan dibenci oleh semua orang
karena kalian pengikut-Ku.
Tetapi orang yang bertahan sampai akhir, akan diselamatkan."

Permulaan penderitaan [Matius]

Kemudian Yesus pergi ke Bukit Zaitun,
dan sedang Ia duduk,
pengikut-pengikut-Nya datang
untuk berbicara dengan Dia secara pribadi.
"Beritahukan kepada kami kapan semuanya itu akan terjadi,"
kata mereka kepada-Nya.
"Tanda-tanda apakah yang menunjukkan kedatangan Bapak
dan akhir zaman?"

Yesus menjawab,
"Waspadalah, jangan sampai kalian tertipu.
Sebab banyak orang akan datang
dengan memakai nama-Ku dan berkata,
'Akulah Raja Penyelamat!'
Mereka akan menipu banyak orang.

Kalian akan mendengar bunyi-bunyi pertempuran
dan berita-berita peperangan, tetapi jangan takut.
Sebab hal-hal itu harus terjadi,
tetapi itu tidak berarti bahwa sudah waktunya kiamat.

Bangsa yang satu akan berperang melawan bangsa yang lain,
dan negara yang satu akan menyerang negara yang lain.
Di mana-mana akan terjadi bahaya kelaparan dan gempa bumi.
Semuanya itu baru permulaan saja,
seperti sakit yang dialami seorang wanita
pada waktu mau melahirkan.

Kemudian kalian akan ditangkap
dan diserahkan untuk disiksa dan dibunuh.
Seluruh dunia akan membenci kalian
karena kalian pengikut-Ku.
Pada waktu itu banyak orang akan murtad,
dan mengkhianati serta membenci satu sama lain.

Banyak nabi-nabi palsu akan muncul, dan menipu banyak orang.
Kejahatan akan menjalar sebegitu hebat
sampai banyak orang tidak dapat lagi mengasihi.
Tetapi orang yang bertahan sampai akhir, akan diselamatkan.
Dan Kabar Baik tentang bagaimana Allah memerintah
akan diberitakan ke seluruh dunia,
supaya semua orang mendengarnya.
Sesudah itu barulah datang kiamat."

Bait Allah akan diruntuhkan

Ketika Yesus meninggalkan Rumah Tuhan,
pengikut-pengikut-Nya datang kepada-Nya
dan menunjuk ke bangunan-bangunan Rumah Tuhan itu.

Yesus berkata kepada mereka,
"Apakah kalian melihat semuanya itu?
Ketahuilah, tidak ada satu batu pun
dari bangunan-bangunan itu
akan tinggal tersusun pada tempatnya.
Semuanya akan dirobohkan."
[Matius]

Ketika Yesus meninggalkan Rumah Tuhan,
seorang dari pengikut-pengikut-Nya berkata,
"Bapak Guru, coba lihat bangunan-bangunan itu.
Perhatikan batu-batunya. Bukan main bagusnya!"

Yesus menjawab,
"Engkau melihat bangunan-bangunan yang besar itu, bukan?
Tidak satu batu pun dari bangunan-bangunan itu
akan tinggal tersusun pada tempatnya.
Semuanya akan dirobohkan."
[Markus]

Ada orang-orang yang berbicara
mengenai bagaimana bagusnya Rumah Tuhan
dihias dengan batu yang bagus-bagus
dan dengan barang-barang yang dipersembahkan kepada Allah.
Maka Yesus berkata kepada mereka,
"Nanti ada saatnya,
semua yang kalian lihat ini akan dirobohkan;
tidak ada satu batu pun di sini
yang akan tinggal tersusun pada tempatnya!"
[Lukas]

27 September, 2012

Berpegang teguh pada pengharapan

Tetapi Saudara-saudara yang tercinta,
sekalipun kami berkata begitu,
namun kami yakin mengenai kalian.
Kami yakin bahwa kalian telah menerima hal-hal yang lebih baik,
yaitu berkat-berkat yang merupakan bagian dari keselamatanmu.

Allah bukannya Allah yang tidak adil.
Ia tidak melupakan apa yang kalian kerjakan bagi-Nya,
dan kasih yang kalian tunjukkan kepada-Nya
sewaktu menolong saudara-saudara seiman, dahulu dan sekarang.

Kami ingin sekali supaya kalian masing-masing
terus bersemangat sampai akhir,
sehingga kalian menerima apa yang kalian harap-harapkan itu.

Kami tidak mau kalian menjadi malas.
Tetapi kami ingin supaya kalian hidup
seperti orang-orang yang menerima apa yang dijanjikan Allah,
karena percaya kepada-Nya
dan karena menunggu dengan sabar.

Ketika Allah berjanji kepada Abraham,
Ia bersumpah bahwa Ia akan melakukan
apa yang telah dijanjikan-Nya.
Dan karena tidak ada yang lebih tinggi daripada Allah,
maka Ia bersumpah atas nama-Nya sendiri.

Ia berkata, "Aku berjanji akan memberkati engkau
dan membuat keturunanmu menjadi banyak."
Abraham menunggu dengan sabar,
maka ia menerima apa yang dijanjikan Allah kepadanya.

Kalau orang bersumpah,
ia bersumpah atas nama orang lain
yang lebih tinggi daripadanya,
maka sumpah itu mengakhiri segala bantahan.

Allah mau menegaskan kepada orang-orang yang menerima janji-Nya,
bahwa Ia tidak akan merubah rencana-Nya.
Itulah sebabnya Ia menambah sumpah pada janji-Nya itu.

Dua hal itu tidak dapat berubah:
Allah tidak mungkin berdusta mengenai janji dan sumpah-Nya.
Sebab itu, kita yang sudah berlindung pada Allah,
diberi dorongan kuat untuk berpegang teguh pada harapan
yang terbentang di depan kita.

Harapan kita itu seperti jangkar
yang tertanam sangat dalam
dan merupakan pegangan yang kuat
dan aman bagi hidup kita.

Harapan itu menembus gorden Ruang Mahasuci
di Rumah Tuhan di surga.
Yesus sudah merintis jalan ke tempat itu untuk kita,
dan sudah masuk ke sana menjadi Imam Agung kita
untuk selama-lamanya, seperti Imam Melkisedek.

Peringatan supaya jangan murtad

Mengenai kedudukan Yesus sebagai Imam Agung,
ada banyak yang perlu kami beritahukan kepadamu,
tetapi sukar untuk menerangkannya
sebab kalian lambat sekali mengerti.

Sebenarnya sudah waktunya bagimu untuk menjadi guru,
tetapi nyatanya kalian masih perlu belajar
dari orang lain tentang asas-asas pertama ajaran Allah.
Kalian belum dapat menerima makanan yang keras;
kalian masih harus minum susu saja.

Orang yang masih minum susu, berarti ia masih bayi;
ia belum punya pengalaman
tentang apa yang benar dan apa yang salah.
Makanan yang keras adalah untuk orang dewasa
yang karena pengalaman, sudah dapat membeda-bedakan
mana yang baik dan mana yang jahat.

Sebab itu, marilah kita maju
ke pelajaran-pelajaran yang lebih lanjut
tentang kedewasaan kehidupan Kristen,
dan jangan hanya memperhatikan
asas-asas pertama ajaran agama kita.
Jangan kita mengulangi lagi
pelajaran dasar bahwa orang harus berhenti
melakukan hal-hal yang tidak berguna
dan harus percaya kepada Allah,
atau pelajaran dasar mengenai pembaptisan
atau mengenai meletakkan tangan atas orang,
atau mengenai hidup kembali sesudah mati
atau hukuman yang kekal.

Marilah kita, jika Allah mengizinkan,
maju ke pelajaran-pelajaran yang lebih lanjut!
Sebab, orang-orang yang sudah murtad,
tidak mungkin dibimbing kembali.
Mereka dahulu sudah berada di dalam terang dari Allah,
dan sudah menikmati pemberian-Nya.
Mereka sudah juga turut dikuasai oleh Roh Allah.

Mereka tahu dari pengalaman mereka
bahwa perkataan Allah itu baik,
dan mereka sudah merasai karunia-karunia
yang penuh kuasa dari zaman yang akan datang.
Tetapi sesudah itu mereka murtad!
Mana mungkin membimbing mereka kembali untuk bertobat lagi
dari dosa-dosa mereka.
Sebab mereka sedang menyalibkan lagi
Anak Allah dan membuat Dia dihina di depan umum.

Tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya,
lalu menghasilkan tanaman-tanaman yang berguna
untuk orang yang menggarapnya,
tanah itu diberkati oleh Allah.

Tetapi kalau tanah itu menghasilkan alang-alang
dan tumbuhan berduri,
maka tanah itu tidak ada gunanya
dan nanti akan dikutuk oleh Allah
dan akhirnya dibakar habis.

Yesus sebagai Imam Besar

Itulah sebabnya kita harus berpegang teguh
pada pengakuan kepercayaan kita.
Sebab kita mempunyai Imam Agung yang besar,
yang sudah masuk sampai ke depan Allah
Dialah Yesus Anak Allah.
Imam Agung kita itu bukanlah imam
yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya, Ia sudah dicobai dalam segala hal,
sama seperti kita sendiri; hanya Ia tidak berbuat dosa!

Sebab itu, marilah kita dengan penuh keberanian
menghadap Allah yang memerintah dengan baik hati.
Allah akan mengasihani kita
dan memberkati kita supaya kita mendapat pertolongan
tepat pada waktunya.

Setiap imam agung dipilih dari antara umat,
dan diangkat untuk melayani Allah sebagai wakil mereka.
Tugasnya ialah mempersembahkan kepada Allah
pemberian-pemberian dan kurban-kurban untuk pengampunan dosa.
Imam agung itu sendiri lemah dalam banyak hal,
dan karena itu ia dapat berlaku lemah lembut
terhadap orang-orang yang tidak tahu apa-apa
dan yang sesat jalannya.

Dan karena ia sendiri lemah,
maka ia harus mempersembahkan kurban,
bukan saja karena dosa-dosa umat,
tetapi juga karena dosa-dosanya sendiri.

Tidak ada seorang pun
yang mengangkat dirinya sendiri menjadi imam agung.
Orang menjadi imam agung,
kalau Allah memanggil dia untuk itu
sama seperti Harun.

Begitu juga Kristus.
Ia tidak mengangkat diri sendiri menjadi Imam Agung.
Allah sendirilah yang mengangkat Dia.
Allah berkata kepada-Nya,
"Engkaulah Anak-Ku; pada hari ini Aku menjadi Bapa-Mu."

Di tempat lain Allah berkata juga,
"Engkau adalah Imam selama-lamanya, seperti Imam Melkisedek."
Pada masa Yesus hidup di dunia ini,
Ia berdoa dan memohon dengan teriakan
dan tangis kepada Allah,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari kematian.
Dan karena Ia tunduk kepada Allah dengan penuh hormat,
maka Ia didengarkan.

Yesus adalah Anak Allah, tetapi meskipun begitu,
Ia belajar menjadi taat melalui penderitaan-Nya.
Maka sesudah Ia dijadikan penyelamat yang sempurna,
Ia menjadi sumber keselamatan yang kekal
bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
dan Allah pun menyatakan Dia sebagai Imam Agung,
seperti Imam Melkisedek!

25 September, 2012

Hari perhentian yang disediakan Allah

Nah, janji Allah masih berlaku,
dan kita akan diberi istirahat yang dijanjikan-Nya.
Jadi, hendaklah kita menjaga
supaya jangan ada seorang pun dari antara kalian
yang ternyata tidak menikmati istirahat yang dijanjikan itu.

Sebab Kabar Baik itu sudah diberitakan kepada kita
sama seperti kepada mereka.
Namun kepada mereka, berita itu tidak ada gunanya.
Sebab ketika mereka mendengarnya, mereka tidak percaya.
Tetapi kita yang percaya menerima istirahat yang dijanjikan Allah itu.
Itu cocok dengan apa yang dikatakan Allah,
begini, "Aku marah dan bersumpah,
'Mereka tak akan masuk untuk mendapat istirahat bersama Aku.'"
Allah berkata begitu meskipun pekerjaan-Nya sudah selesai
semenjak Ia menciptakan dunia ini.

Sebab tentang hari ketujuh, ada tertulis dalam Alkitab begini,
"Pada hari ketujuh Allah beristirahat dari semua pekerjaan-Nya."
Mengenai hal itu ditulis lagi begini,
"Mereka tidak akan masuk ke negeri itu
untuk mendapat istirahat bersama Aku."
Jadi mereka yang pertama-tama mendengar berita
tentang Kabar Baik itu,
tidak menerima istirahat itu karena mereka tidak percaya.
Kalau begitu sudah jelas bahwa ada orang-orang lain
yang boleh menerima istirahat itu.

Sebab Allah sudah menentukan suatu hari yang lain lagi,
yang disebut "Hari Ini".
Bertahun-tahun kemudian Allah berbicara mengenai hal itu melalui Daud,
dalam ayat yang dikutip tadi,
"Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah,
janganlah kamu berkeras kepala."

Kalau seandainya Yosua sudah memberi orang-orang itu
istirahat yang dijanjikan Allah,
maka Allah tidak akan berbicara lagi tentang suatu hari yang lain.
Jadi, bagi umat Allah masih ada janji
untuk beristirahat seperti Allah
beristirahat pada hari yang ketujuh itu.
Karena orang yang menerima istirahat
yang dijanjikan Allah kepadanya itu,
akan beristirahat juga dari semua pekerjaannya, sama seperti Allah.

Sebab itu, marilah kita berusaha sungguh-sungguh
untuk menerima istirahat yang dijanjikan Allah itu.
Jangan sampai seorang pun dari kita
gagal seperti mereka dahulu,
karena tidak percaya kepada Allah.

Perkataan Allah adalah perkataan yang hidup dan kuat;
lebih tajam dari pedang bermata dua.
Perkataan itu menusuk sampai ke batas antara jiwa dan roh;
sampai ke batas antara sendi-sendi dan tulang sumsum,
sehingga mengetahui sedalam-dalamnya pikiran dan niat hati manusia.

Tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi dari pandangan Allah.
Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan-Nya.
Dan kita harus memberi pertanggungjawaban kepada-Nya.

24 September, 2012

Binasa karena murtad

Sebab itu, seperti kata Roh Allah,
"Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah,
janganlah kamu berkeras kepala, seperti leluhurmu,
ketika mereka memberontak terhadap Allah,
dan menguji Allah di padang pasir.

'Di sana leluhurmu mencobai Aku, dan menguji Aku,' kata Allah,
'padahal mereka sudah melihat perbuatan-Ku empat puluh tahun lamanya.'
Itulah sebabnya Aku murka terhadap mereka dan Aku berkata,
'Mereka selalu tidak setia, dan enggan mentaati perintah-perintah-Ku.'
Aku marah dan bersumpah,
'Mereka tak akan masuk ke negeri itu untuk mendapat istirahat bersama Aku.'"

Saudara-saudara, hati-hatilah
jangan sampai ada di antaramu
seorang yang hatinya begitu jahat dan tidak beriman,
sehingga ia berbalik dan menjauhi Allah yang hidup!

Jadi, supaya tidak ada seorang pun dari antaramu
yang tertipu oleh dosa sehingga menentang Allah,
hendaklah kalian saling menasihati setiap hari
selama kita masih hidup dalam zaman yang disebut "Hari Ini" dalam Alkitab.

Kita semua adalah teman seperjuangan dengan Kristus,
asal kita sampai akhir memegang teguh
keyakinan yang kita miliki pada mulanya.
Inilah yang tertulis dalam Alkitab,
"Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah,
janganlah kamu berkeras kepala, seperti leluhurmu,
ketika mereka memberontak terhadap Allah."

Nah, siapakah orang-orang yang mendengar suara Allah
lalu memberontak terhadap-Nya?
Itulah semua orang yang dipimpin oleh Musa keluar dari Mesir, bukan?
Dan terhadap siapakah Allah marah empat puluh tahun lamanya?
Terhadap mereka yang berdosa,
yang jatuh mati di padang gurun, bukan?

Ketika Allah bersumpah begini,
"Mereka tidak akan masuk ke negeri itu
untuk mendapat istirahat bersama-Ku"
siapakah pula yang dimaksudkan oleh Allah?
Yang dimaksudkan ialah orang-orang
yang memberontak terhadap Allah, bukan?
Sekarang kita mengerti bahwa mereka tidak dapat masuk,
karena mereka tidak percaya kepada Allah.

Yesus lebih tinggi dari Musa

Saudara-saudara sesama Kristen yang sudah dipanggil juga oleh Allah!
Coba pikirkan dalam-dalam mengenai Yesus ini!
Allah mengutus Dia khusus untuk menjadi Imam Agung
dalam agama yang kita anut.
Ia setia kepada Allah yang sudah memilih Dia untuk pekerjaan itu,
seperti juga Musa dahulu setia menunaikan tugasnya di Rumah Allah.

Tetapi Yesus patut mendapat kehormatan yang lebih besar daripada Musa.
Sebab orang yang membangun rumah
harus mendapat kehormatan lebih besar
daripada rumah itu sendiri.
Memang setiap rumah ada yang membangunnya,
tetapi yang membangun segala sesuatu adalah Allah sendiri.

Musa setia sebagai pelayan di dalam Rumah Allah
dan menyampaikan hal-hal yang akan diberitahukan oleh Allah
pada masa yang akan datang.
Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang bertanggung jawab atas Rumah Allah.
Dan kita inilah Rumah Allah,
kalau kita tetap bersemangat dan tetap yakin
untuk mendapat apa yang kita harapkan.

Yesus seketika lebih rendah dari pada malaikat-malaikat

Malaikat-malaikat tidak mendapat kuasa dari Allah
untuk memerintah dunia baru yang akan datang,
yaitu dunia yang sedang kita bicarakan ini.
Sebaliknya, pada suatu bagian di dalam Alkitab tertulis begini,
"Manusia itu apa, ya Allah,
sehingga Engkau mau mengingatnya?
Manusia hanya manusia saja, namun Engkau memperhatikannya!

Untuk waktu yang singkat
Engkau menjadikan dia sedikit lebih rendah daripada malaikat.
Engkau memberikan kepadanya kedudukan yang mulia dan terhormat
serta menjadikan dia penguasa atas segala sesuatu."

Nah, kalau dikatakan bahwa Allah menjadikan manusia
"penguasa atas segala sesuatu",
itu berarti bahwa tidak ada sesuatu pun
yang tidak di bawah kekuasaan manusia.
Meskipun begitu, kita tidak melihat sekarang
manusia berkuasa atas segala sesuatu.

Tetapi kita sudah melihat Yesus berkuasa!
Ia dijadikan sedikit lebih rendah daripada malaikat
untuk waktu yang singkat,
supaya atas kebaikan hati Allah
Ia dapat mati untuk seluruh umat manusia.
Kita melihat Dia sekarang diberikan kedudukan yang mulia
dan terhormat karena Ia sudah menderita sampai mati.

Memang sudah sepatutnya Allah
yang menciptakan segala sesuatu untuk maksud-Nya sendiri
membuat Yesus penyelamat yang sempurna melalui penderitaan.
Dengan itu Allah dapat mengajak banyak orang
untuk turut diagungkan bersama Yesus.
Sebab Dialah pembuka jalan bagi mereka untuk bisa diselamatkan.

Yesus membersihkan manusia dari dosa-dosa mereka;
dan Dia yang membersihkan, serta mereka yang dibersihkan itu,
sama-sama mempunyai satu Bapa.
Itulah sebabnya Yesus tidak malu
mengaku mereka itu sebagai saudara-saudara-Nya.

Yesus berkata kepada Allah,
"Aku akan memberitakan kepada saudara-saudara-Ku tentang Engkau.
Aku akan memuji Engkau di dalam pertemuan mereka."
Yesus berkata juga,
"Aku akan menaruh harapan-Ku kepada Allah."
Dan Ia berkata juga,
"Inilah Aku, bersama anak-anak yang sudah diberikan Allah kepada-Ku."

Oleh sebab orang-orang yang Ia sebut anak itu,
adalah makhluk manusia yang dapat mati,
maka Yesus sendiri menjadi sama dengan mereka
dan hidup dalam keadaan manusia.
Ia berbuat begitu, supaya dengan kematian-Nya
Ia dapat menghancurkan Iblis yang menguasai kematian.

Dengan cara itu Ia membebaskan orang-orang
yang seumur hidup diperbudak karena takut kepada kematian.
Nyatalah bahwa bukan malaikat yang ditolong-Nya,
melainkan keturunan Abraham.

Ini berarti bahwa Ia harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya
dalam segala hal.
Dan dengan itu Ia dapat menjadi Imam Agung yang setia
dan berbelaskasihan.
Dengan pelayanan-Nya itu dosa manusia dapat diampuni.
Dan karena Ia sendiri pernah menderita dan dicobai,
Ia dapat menolong orang-orang yang terkena cobaan,
sebab Ia sendiri pernah dicobai dan menderita.

Keselamatan yang besar

Itulah sebabnya kita harus lebih sungguh-sungguh
berpegang pada ajaran-ajaran yang sudah kita dengar,
supaya kita jangan meninggalkan kepercayaan kita.
Pesan-pesan yang disampaikan oleh para malaikat
kepada nenek moyang kita ternyata benar,
dan orang yang tidak menuruti atau mentaatinya
menerima hukuman yang setimpal.
Apalagi dengan keselamatan yang lebih hebat dari pesan-pesan itu!
Kalau kita tidak menaruh perhatian terhadap keselamatan itu,
kita tentu tidak akan terlepas dari hukuman.

Sebab Tuhan sendirilah yang pertama-tama mengumumkan keselamatan itu,
dan orang-orang yang mula-mula mendengarnya
telah membuktikan kebenarannya kepada kita.
Di samping itu, Allah turut menguatkan kesaksian orang-orang itu
dengan mengadakan segala macam keajaiban
dan hal-hal luar biasa
serta membagi-bagikan pemberian-pemberian dari Roh Allah
menurut kemauan-Nya sendiri.

Anak Allah lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat

Tidak pernah Allah berkata begini kepada seorang malaikat pun,
"Engkaulah Anak-Ku; pada hari ini Aku menjadi Bapa-Mu."
Tidak pernah pula Allah berkata begini mengenai malaikat yang manapun juga,
"Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku."

Tetapi pada saat Allah mengutus Anak-Nya yang sulung ke dunia ini,
Allah berkata begini,
"Semua malaikat Allah wajib menyembah Anak itu."
Mengenai malaikat-malaikat, Allah berkata begini,
"Allah membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi angin,
dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api."
Tetapi kepada Anak itu, Allah berkata,
"Takhta-Mu, ya Allah, akan kekal selama-lamanya!
Pemerintahan-Mu adalah pemerintahan yang adil.
Engkau suka akan keadilan, dan benci akan kecurangan;
itulah sebabnya Allah, Allah-Mu,
memilih Engkau dan memberi kepada-Mu kehormatan
yang mendatangkan sukacita, melebihi teman-teman-Mu."
Allah berkata juga,
"Engkau, Tuhan, pada mulanya menciptakan bumi,
dan Engkau sendiri membuat langit.
Semuanya itu akan lenyap, dan menjadi tua seperti pakaian;
tetapi Engkau tidak akan berubah.
Alam semesta ini akan Kaulipat seperti baju,
dan akan Kauganti dengan yang lain.
Tetapi Engkau tidak pernah akan berubah,
dan hidup-Mu tidak akan berakhir."

Allah tidak pernah berkata begini kepada seorang malaikat pun,
"Duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai musuh-musuh-Mu Kutaklukkan kepada-Mu."
Kalau begitu, malaikat-malaikat itu apa sebenarnya?
Mereka adalah roh-roh yang melayani Allah,
dan yang disuruh Allah untuk menolong orang-orang
yang akan menerima keselamatan.

Allah berfirman dengan perantaraan Anak-Nya

Pada zaman dahulu banyak kali
Allah berbicara kepada nenek moyang kita melalui nabi-nabi
dengan memakai bermacam-macam cara.
Tetapi pada zaman akhir ini
Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.
Melalui Anak-Nya inilah Allah menciptakan alam semesta.
Dan Allah sudah menentukan bahwa Anak-Nya inilah juga
yang berhak memiliki segala sesuatu.
Dialah yang memancarkan keagungan Allah yang gilang-gemilang;
Dialah gambar yang nyata dari diri Allah sendiri.
Dialah juga yang memelihara keutuhan alam semesta ini
dengan sabda-Nya yang sangat berkuasa.
Sesudah Ia memungkinkan manusia untuk dibebaskan dari dosa-dosa mereka,
Ia menduduki takhta pemerintahan di surga bersama-sama dengan Allah,
Penguasa yang tertinggi.
Anak itu mendapat kedudukan yang jauh lebih tinggi dari malaikat,
dan nama yang diberikan Allah kepada-Nya juga
jauh lebih terhormat daripada nama yang diberikan kepada malaikat.

23 September, 2012

‘Aku mencintaimu, mencintaimu, mencintaimu.’

Yesus datang untuk membuka telinga kita agar dapat mendengar suara yang berkata:
“Aku adalah Allahmu
Aku membentukmu dengan tangan-Ku dan Aku mencintai ciptaan-Ku
Aku mencintaimu dengan cinta yang tidak kenal batas,
karena Aku mencintaimu sebagaimana Aku dicintai

Jangan melarikan diri dari pada-Ku
Kembalilah kepada-Ku — bukan hanya sekali, dua kali

tetapi selalu dan setiap kali
Engkau adalah anak-Ku

Bagaimana mungkin engkau ragu-ragu bahwa Aku akan menerimamu lagi,
memelukmu, menciummu dan membelai-belaimu?
Aku adalah Allahmu — Allah yang berbelas kasih dan murah hati, Allah yang mengampuni dan mencintai, Allah yang lemah lembut dan baik hati.

Janganlah mengatakan bahwa Aku telah putus asa mengenai dirimu, bahwa Aku tidak dapat tahan melihatmu lagi, bahwa tidak ada jalan untuk kembali.
Itu semua tidak benar.

Aku sangat merindukan agar engkau dekat pada-Ku
Aku mengenal seluruh pikiranmu
Aku mendengar semua yang kaukatakan
Aku melihat segala yang kaukerjakan

dan Aku mencintaimu karena engkau agung,
diciptakan serupa dengan gambar-Ku sendiri
dan merupakan ungkapan cinta-Ku yang paling dalam.

Jangan mengadili dirimu sendiri
Jangan menghukum dirimu sendiri
Jangan menolak dirimu sendiri

Biarlah cinta-Ku menyentuh sudut-sudut hatimu yang paling tersembunyi
dan menyatakan kepada dirimu keagunganmu sendiri

Engkau sudah tidak melihat lagi keagungan itu
namun dalam terang kerahiman-Ku
engkau akan melihatnya kembali

Datanglah, Aku akan mengusap air matamu
dan membisikkan di telingamu,
‘Aku mencintaimu, mencintaimu, mencintaimu.’ ”

Inilah suara yang diinginkan Yesus untuk kita dengar.
Inilah suara yang memanggil kita agar kita selalu kembali kepada Dia yang telah menciptakan kita dalam cinta dan berkenan menciptakan kita kembali dalam kerahiman.

Efesus 4:17-18

Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan:
Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah
dengan pikirannya yang sia-sia
dan pengertiannya yang gelap,
jauh dari hidup persekutuan dengan Allah,
karena kebodohan yang ada di dalam mereka
dan karena kedegilan hati mereka.
-Efesus 4:17-18

Pagi hari ini saya terbangun dengan mendengar ayat tersebut,
saya benar-benar di Ingatkan!
"rasa-nya saya tau dan cukup sering dengar berulang-ulang"
intinya: saya tau deh ada ayat ini.

Ketika saya merenunginya sejenak,
bukan masalah saya tau (bahkan hafal)
berkenaan perikop (ayat) / hal yang saya dengar hari ini / kemarin-kemarin / yang akan mendatang.

namun:
Adakah saya benar-benar:
# Hidup Benar di hadapan ALLAH?
# Cara Hidup yang tidak sama lagi seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah [Bukankah saya tau apa yang Allah inginkan]
# Pikiran saya terfokus dengan apa sih setiap waktunya? [terfokus pada-NYA kah?]
# Pengertian yang salah berkenaan segala sesuatu-nya [adakah saya memiliki pengertian baik, benar & positif; tidak mengira-ngira yang buruk berkenaan banyak hal]
# Melekat pada-NYA setiap waktu kah saya? [Pagi saja / malam saja ketika saat teduh dan berdoa? atau benar-benar setiap saat, setiap waktu]
# Saya sudah tau Firman ini,
saya pikir lagi, bener yah betapa bodohnya dan degil-nya saya
tetap saja seringkali tidak selaras dengan Firman-NYA / keinginan DIA (padahal saya tau keinginan-NYA)
[ini kali kenapa sampe saya dibilang bodoh dan degil
sesuai banget gak sih sama kata-kata yang ada di Firman-NYA?]


1 hal lagi yang saya dapet:
seringkali dan berulang-ulang
saya menyesal (telah melakukan perbuatan ini dan itu)
namun bukan BERTOBAT.
Kalo BERTOBAT: harusnya tidak lagi melakukan perbuatan yang salah itu kembali dan berulang-ulang [bener gak sih?]
Jadi kalo ngaku-nya BERTOBAT >> harusnya ada perbedaan yah dengan menyesal..

Semoga boleh bermanfaat untuk pembelajaran kita semua
GOD Bless You! (• ˆ⌣ˆ •)

Kasih yang sejati merupakan kualitas kasih yang paling penting

Kasih yang sejati merupakan kualitas kasih yang paling penting.
Kualitas-kualitas yang lain harus dimotivasi oleh kasih,
karena bila tidak kualitas-kualitas itu kosong dan tidak berguna.
"Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku
(baik hati, peduli, dan murah hati),
bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar
(tulus, teguh dan bertekad),
tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku."
-1Kor.13:3

Kasih agape lebih besar daripada iman dan pengharapan
[Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.]
-1Kor.13:13


Kasih ini adalah hukum yang terutama yang Tuhan berikan
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
-Mat.22:36-40

Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.
Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;
dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."
-Yoh.17:23-26

Kasih adalah kelemahan yang menyimpan kekuatan kita

Motivasi kita dalam memberi adalah
bahwa kita sebenarnya memberi untuk Yesus.
"AKU berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
-Mat.25:40

Kasih belum lengkap tanpa memberi.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan"
-Yoh.3:16

Bila kita melihat seseorang kekurangan dan berkata kepadanya,
"Kenakanlah pakaian" atau "Hangatkanlah dirimu",
tetapi tidak memberikan apa yang diperlukannya,
"bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya [kita]?"
-Yoh.3:17

Kasih menyatakan dirinya dengan pemberian yang murah hati melalui perbuatan-perbuatan baik. Bila hal ini dilakukan dengan motivasi yang murni dan pujian diberikan kepada orang lain, Allah akan dipermuliakan.
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
-Mat.5:16

Orang-orang percaya pada abad pertama memiliki kasih yang demikian luar biasa sehingga mereka tidak mengatakan bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri tetapi menjual milik mereka dan memberikan uang itu untuk memenuhi kebutuhan orang percaya lainnya.
[Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.]
-Kis.4:32-35

7 Bersedia Seorang Pelayan

Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Sebaliknya hendaklah dengan rendah hatiyang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.
[Filipi 2:2-3]

1. Bersedia Membayar Harga
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus,
melainkan juga untuk menderita untuk Dia.
[Filipi 1:29]

2. Bersedia mementingkan Kepentingan Bersama
Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri,
tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.
[1 Korintus 10:24]

3. Bersedia menerima Keunikan kepribadian masing-masing
Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib,
tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang.
[1 Korintus 12:6]

4. Bersedia menghargai karunia rekan sepelayanan dalam Kelebihan dan Kekurangannya
Sekarang tentang karunia-karunia Roh.
Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.
[1 Korintus 12:1]

5. Bersedia terus mengampuni dan membuang ganjalan yang ada
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
[Efesus 4:32]

6. Bersedia mengasihi rekan sepelayanan sebagaimana Kristus mengasihi dia
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi;
sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
[Yohanes 13:34]

7. Bersedia melayani sebagai Team Work yang Solid
"Not your job or my job, but my part of our job."

Ingatkah, Kamu dan saya berharga bagi Yesus

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:

"Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan
dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian.
Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung,
namun demikian diberi makan oleh Allah.
Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!
Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?

Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?
Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun,
namun Aku berkata kepadamu:
Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah,
terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya!
Jadi, janganlah kamu mempersoalkan apa yang akan kamu makan atau apa yang akan kamu minum dan janganlah cemas hatimu.

Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.
Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil!
Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu.

Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah!
Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua,
suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada."
[Hal kekuatiran - Lukas 12:22-34]

• 20 sen •

Beberapa tahun yang lalu seorang pendeta muda ditugaskan ke London, Inggris. Sebagai sarana transportasi, pendeta itu memilih naik bus…

Hari itu ketika dia duduk di dalam bus, dia menyadari bahwa sopir bus telah memberinya kembalian yang lebih 20 sen.

Pendeta muda itu mempertimbangkan apa yang akan dilakukannya.
Dia berpikir, “Aku harus mengembalikan 20 sen ini. Adalah salah untuk menyimpannya.”
Tapi kemudian dia berpikir lagi, “Ah, sudahlah, ini hanya 20 sen. Siapa juga yg akan peduli dgn uang kecil ini? Pengemudinya pasti tidak memperhatikan…”

Ketika bus tiba di tempat di mana dia harus turun,
pendeta muda itu berhenti sejenak di depan pintu.
Dia menyerahkan uang 20 sen itu kepada si sopir,
“Ini, kembalianmu tadi kelebihan…”
Sopir bus tersenyum dan berkata,
“Bukankah anda gembala jemaat yang baru di area ini?
Beberapa hari ini aku telah berpikir untuk datang beribadah di gereja Anda.

Aku hanya ingin melihat apa yang akan Anda lakukan, jika aku memberikan kembalian lebih…”

Pendeta muda itu turun dari bus dengan lutut gemetar.
Dia berdiri bersandar sesaat di tiang lampu terdekat,
“Oh, Tuhan, aku hampir saja menjual kekristenan dengan harga 20 sen!”


Kita mungkin tidak akan pernah mengetahui apa pengaruh tindakan kita terhadap orang lain.
Kadang, kitalah satu-satunya ‘Alkitab’ yg akan pernah dibaca oleh seseorang,
atau satu-satunya kekristenan yang akan pernah mereka lihat…
Biarkan mereka membaca Yesus dari hidup kita.
Biarkan mereka membaca tentang cinta-Nya dan tentang anugerah-Nya.

CaraNYA Menghakimi

Apa yang Allah lakukan ketika kita melakukan kesalahan?

1.Ia mencari kita.
Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya:
"Di manakah engkau?" [Kej. 3:9]


2.Ia bertanya dan mendengarkan sungguh2 alasan2 kita.
# Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang?
Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" [Kej. 3:11]

# Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu:
"Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." [Kej. 3:13]

Dia Allah yang sungguh2 mengerti dan memahami, telingaNya tidak kurang tajam untuk mendengarkan kita
# Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;[Yes. 59:1]

Sekalipun ketika kita berdosa kita tidak pernah mengajukan alasan yang benar
# Tidak ada yang mengajukan pengaduan dengan alasan benar, dan tidak ada yang menghakimi dengan alasan teguh; orang mengandalkan kesia-siaan dan mengucapkan dusta, orang mengandung bencana dan melahirkan kelaliman.[Yes. 59:4]

Sekalipun Dia itu adalah Allah yang maha tau,Dia tidak pernah menghakimi dengan sekilas pandang saja
# ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.[Yes. 11:3]

Semua kesalahan pasti ada akibatnya, tetapi ketika kita bersalah Dia itu menghukum sekaligus menolong, menyelamatkan kita dari kesalahan kita.

Terkadang kita terlalu cepat menghakimi orang, kita terlalu tinggi hati untuk menghampiri seseorang yang bersalah dan menolongnya untuk berdiri, kita kekurangan waktu untuk mendengarkan alasan2 orang yang bersalah, kita terlalu sering menghakimi dengan sekilas pandang saja.

Hari ini mari kita pandang Dia, dan mengingat seberapa banyak kita diampuni, seberapa banyak kita ditolongNya dari setiap kesalahan dan kelemahan kita.

Aku berdoa supaya hari ini dan semakin hari, kita semua semakin banyak mengalami Allah yang bermurah hati yang selalu menolong kita dalam setiap keterbatasan kita.

kisah Ember

Seorang pemikul air di India memiliki 2 buah ember. Masing-masing ember tergantung di ujung pikulan yang ia pikul dengan bahunya. Salah satu ember dalam keadaan bocor, sedang ember yang satunya lagi sempurna. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dari sumber air ke rumah tuannya, ternyata air ember yang bocor tinggal setengahnya, sedang di ember yang satu lagi tetap penuh. Ember yang bocor merasa malu dengan ketidak sempurnaannya krn ia hanya mampu membawa setengah dari yang diharapkan. Ember yang sempurna merasa bangga dengan prestasinya karena seluruh kewajibannya dapat diselesaikan.

Setelah 2 tahun berjalan, ember yang bocor tidak tahan lagi dan ia pun berkata kepada tuannya,”Aku merasa malu sekali dan ingin meminta maaf atas ketidak mampuanku.”

“Mengapa engkau harus malu?” tanya pemikul air itu.

“Karena selama 2 tahun ini, aku tidak mampu melakukan tugas dengan sempurna, aku hanya bisa menyelesaikan setengah dari kewajibanku, padahal engkau telah bersusah payah membawaku. Lubang pada tubuhku ini menyebabkan air bocor sepanjang jalan” jawab sang ember.

Si pemikul air berkata, “Apakah kamu memperhatikan bahwa di sepanjang jalan, pada sisi kamu berada penuh dengan bunga yang indah, sedang di sisi lain tidak?”

“Memang benar, aku telah memperhatikannya,” kata sang ember.

Kemudian si pemikul air itu melanjutkan, “Itu terjadi karena aku tahu kekuranganmu dan aku memanfaatkan kelemahanmu. Aku telah menabur bunga di sepanjang sisimu dan kamu telah menyiramnya setiap hari. Dan hasilnya? Setiap hari selama 2 tahun ini aku dapat menghias meja tuanku dengan bunga-bunga yang indah, yang kamu sirami setiap hari”.

Ketahuilah, bahwa memang kita semua memiliki kekurangan, namun bila kita mau, TUHAN dapat menggunakan kekurangan itu untuk menghias meja BAPA di surga dan memuliakanNYA. Jangan kuatir dengan kekurangan kita, karena pada kelemahan dapat kita temukan kekuatan! Terkadang apa yang menjadi kekurangan kita, justru bisa menjadi kelebihan kita.

Berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu

Yesus berbuat baik dengan cara mengajar, menyembuhkan, memberi makan, dan menghibur banyak orang.
Dengan menjadikan Yesus sebagai teladan yang sempurna,
para pengikut-Nya dipanggil untuk memenuhi kebutuhan sesamanya,
termasuk kebutuhan orang-orang yang membenci mereka:
“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.
Mereka harus melayani musuh mereka tanpa pamrih.

Tetapi Aku berkata kepadamu:
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
[Mat.5:44]

"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata:
Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu;
berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.

Barangsiapa menampar pipimu yang satu,
berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain,
dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu;
dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.
Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah juga demikian kepada mereka.
Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu?
Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka.

Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu?
Orang-orang berdosapun berbuat demikian.
Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang,
karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak.

Tetapi kamu,
kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan,
maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
[Lukas 6:27-35]

Doa kami

Syukur untuk setiap rencana-Mu
dan rancangan-Mu yang mulia
dalam satu tubuh kami bersatu
menjadi duta kerajaan-Mu

Kuucapkan Berkat atas Indonesia
biar Kemuliaan Tuhan akan Nyata

Bagi Bangsa ini kami berdiri
dan membawa Doa kami kepada-Mu
sesuatu yang besar pasti terjadi
dan mengubahkan Negeri kami
hanya nama-Mu Tuhan ditinggikan
atas Seluruh Bumi

Kami Rindu melihat Indonesia
Pulih dari semua problema
Hidup Dalam Jalan Kebenaran-Mu
Pancarkan Terang Kemuliaan-Mu
Kami tahu Hati-Mu ada di Bangsa ini

kata-kata yang melukai

"Ketika Ia dicaci maki,Ia tidak membalas dengan mencaci maki;ketika Ia menderita,
Ia tidak mengancam,tetapi Ia MENYERAHKANNYA kepada Dia,yang menghakimi dengan adil."
1 petrus 2:23..

Apakah kita pernah terbayangkan ttg penderitaan Kristus..
dalam tubuhNya yg lemah,menderita,sangat kesakitann..
Ia juga mengalami pencemoohan dari orang2 yg menyaksikan penderitaanNy di kayu salib..

Kata-kata yang dilontarkan hari itu dimaksudkan untuk menyakiti..
dan tidak ada yg lebih sakit dari kata2 yg dimaksudkan untuk melukai hati..

Mungkin kitapun dalam keseharian mengalami yg serupa,
merasakan EJEKAN yg dimaksudkan untuk melukai perasaan kita..

Kita terluka, hati yang patah, harga diri yg terluka, perasaan tersinggung
atau mungkin luka yg sudah lama, tapi masih banyak membekas dan tersembunyi..
dan terkadang kata2 keras byk yg blom dimaafkan..

Apa yg dilakukan Yesus?
Ia menyerahkan diriNy kpd "Dia yg menghakimi dgn adil"
Ia tidak membalas, sebalikny, Ia mati bagi mereka..

1 petrus2:19
berkata, "sebab adalah kasih karunia, jika seorang
karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan
yg tidak harus ia tanggung."
Penderitaan Kristus adalah teladan kita..
Spy Kristus sungguh2 nampak dlm kehidupan kita hari ini.

-No Wonder They Call Him the Saviour
-Max Lucado-

semua yang baik

Sebuah cerita kuno berkisah tentang seorang pengembara yang memohon kepada Sang Ilahi untuk dapat menjadi berkat dalam hidupnya.
Namun dalam permintaannya, dia memohon agar hal itu terjadi tanpa disadarinya.

Ternyata doa dan harapannya di dengar oleh Sang Ilahi dan terkabul.
Di mana pun dia berjalan, bayang-bayang tubuhnya bisa mengubah yang buruk menjadi baik.
Apabila bayang-bayang tubuhnya mengenai tanah tandus dan tumbuh-tumbuhan, semuanya akan tumbuh subur.
Apabila mengenai orang-orang yang sakit, mereka langsung sembuh.
Apabila bayang-bayangnya mengenai sungai dan danau yang kering, semuanya akan menjadi berair kembali.
Sampai akhir hidupnya, sang pengembara itu tak pernah menyadari bahwa dirinya menjadi berkat bagi banyak orang.

* * *

Kisah ini mengingatkan kita betapa hal-hal baik yang keluar dari diri kita akan menghasilkan banyak hal baik bagi orang-orang di sekitar kita.
Namun sayang, di dunia ini banyak orang yang justru selalu ingin segala sesuatu yang dihasilkannya dan segala sesuatu yang diperbuatnya diketahui banyak orang.

Marilah kita belajar untuk tulus berbuat baik kepada orang lain dan tidak memikirkan penghargaan atas semua yang kita lakukan (• ˆ⌣ˆ •)

Tahu Berterima Kasih

Kamu hanya berniat menjatuhkan dia
dari kedudukannya yang tinggi.
Kamu suka berdusta;
dengan mulutmu kamu memberkati,
tetapi dalam hati kamu mengutuk.
[Mazmur 62:5]

Dengan cara inilah pada zaman dahulu wanita-wanita beragama
yang berharap kepada Allah mempercantik diri
dengan tunduk kepada suami mereka.
Sara pun begitu juga,
ia taat kepada Abraham dan menyebut dia tuannya.
Saudara sekarang adalah anak-anak Sara,
kalau kalian melakukan hal-hal yang baik
dan tidak takut kepada apa pun.
[1 Petrus 3:5-6]

Mengenali Tahap-tahap Konflik

Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang sudah percaya kepada-Nya,
"Kalau kalian hidup menurut ajaran-Ku
kalian sungguh-sungguh pengikut-Ku,
maka kalian akan mengenal Allah yang benar,
dan oleh karena itu kalian akan dibebaskan."
[Yohanes 8:31-32]

Jauhilah perdebatan-perdebatan yang tidak berguna,
cerita-cerita asal-usul,
pertengkaran dan perkelahian mengenai hukum agama.
Semuanya itu tidak ada gunanya dan tidak ada untungnya.
Orang yang menyebabkan perpecahan dalam jemaat,
hendaklah engkau tegur satu dua kali;
sesudah itu janganlah lagi bergaul dengan dia.
[Titus 3:9-10]

Sebab itu ingatlah;
janganlah khawatir tentang hidupmu,
yaitu apa yang akan kalian makan dan minum,
atau apa yang akan kalian pakai.
Bukankah hidup lebih dari makanan,
dan badan lebih dari pakaian?
Lihatlah burung di udara.
Mereka tidak menanam, tidak menuai,
dan tidak juga mengumpulkan hasil tanamannya di dalam lumbung.
Meskipun begitu Bapamu yang di surga memelihara mereka!
Bukankah kalian jauh lebih berharga daripada burung?
Siapakah dari kalian yang dengan kekhawatirannya
dapat memperpanjang umurnya biarpun sedikit?
Mengapa kalian khawatir tentang pakaianmu?
Perhatikanlah bunga-bunga bakung yang tumbuh di padang.
Bunga-bunga itu tidak bekerja dan tidak menenun;
tetapi Raja Salomo yang begitu kaya pun,
tidak memakai pakaian yang sebagus bunga-bunga itu!
[Matius 6:25-29]

TUHAN sendiri membimbing dan menolong engkau.
Ia tak akan mengecewakan atau meninggalkan engkau.
Sebab itu janganlah takut atau cemas.
[Ulangan 31:8]

Jangan menyembah ilah lain,
sebab Aku TUHAN, adalah Allah yang tak mau disamakan dengan apa pun.
[Keluaran 34:14]

Yesus Kristus tetap sama,
baik dahulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya.
[Ibrani 13:8]

Rumput menjadi kering dan bunga menjadi layu,
tetapi sabda Allah kita bertahan selama-lamanya.
[Yesaya 40:8]

Beberapa orang dari antaramu sudah menjadi sombong,
sebab mereka menyangka saya tidak akan datang padamu.
[1 Korintus 4:18]

Sebab kami tidak memperhatikan hal-hal yang kelihatan,
melainkan yang tidak kelihatan.
Yang kelihatan hanya tahan sementara,
tetapi yang tidak kelihatan itu kekal sampai selama-lamanya.
[2 Korintus 4:18]

Hati mereka penuh dengan semua yang jahat, yang tidak benar;
penuh dengan keserakahan, kebusukan dan perasaan dengki;
penuh dengan keinginan untuk membunuh, berkelahi, menipu dan mendendam. Mereka suka membicarakan orang lain,
suka memburuk-burukkan nama orang lain;
mereka sombong dan kurang ajar,
yang benci kepada Allah dan suka membual.
Mereka pandai mencari cara-cara baru untuk melakukan kejahatan.
Mereka melawan orang tua;
mereka tidak mau mengerti orang lain;
mereka tidak setia dan tidak berperikemanusiaan.
[Roma 1:29-31]

Sebab itu, matikanlah keinginan-keinginan dunia yang merongrong dirimu,
seperti percabulan, hal-hal yang tidak senonoh, hawa nafsu,
keinginan yang jahat, dan keserakahan
(karena keserakahan adalah serupa dengan menyembah berhala).
Hal-hal semacam itulah yang membangkitkan murka Allah
terhadap orang-orang yang tidak mentaatinya.
Dahulu kalian sendiri pun menuruti keinginan-keinginan itu,
pada waktu kalian dikuasai olehnya.
Tetapi sekarang hendaklah kalian membuang hal-hal yang jahat dari dirimu:
jangan lagi marah, atau mengamuk
atau mempunyai perasaan benci terhadap orang lain.
Jangan sekali-kali keluar dari mulutmu
perkataan-perkataan caci maki atau perkataan yang kotor.
Jangan berbohong satu sama lain,
sebab hidup yang lama dengan segala sifatnya sudah kalian lepaskan.
[Kolose 3:5-9]

Keinginan tabiat manusia nyata
dalam perbuatan-perbuatan yang cabul, kotor, dan tidak patut;
dalam penyembahan berhala dan ilmu guna-guna;
dalam bermusuh-musuhan, berkelahi, cemburu, lekas marah,
dan mementingkan diri sendiri; perpecahan dan berpihak-pihak,
serta iri hati, bermabuk-mabukan, berpesta-pesta dan lain sebagainya. Terhadap semuanya itu saya peringatkan kalian
sekarang sebagaimana saya peringatkan kalian dahulu juga,
bahwa orang-orang yang melakukan hal-hal seperti itu
tidak akan menjadi anggota umat Allah.
[Galatia 5:19-21]

Jagalah jangan sampai ada seorang pun
yang keluar dari lingkungan kebaikan hati Allah,
supaya jangan ada yang menjadi seperti
tumbuhan beracun di tengah-tengah kalian
sehingga menimbulkan kesukaran dan merusak banyak orang dengan racunnya.
Jagalah supaya jangan ada yang hidup cabul
atau tidak menghargai hal-hal rohani,
seperti yang dilakukan oleh Esau.
Ia menjual haknya sebagai anak sulung,
hanya untuk satu mangkuk makanan.
Kalian tahu bahwa kemudian
Esau ingin mendapat berkat itu dari bapaknya,
tetapi ia ditolak.
Sebab sekalipun dengan tangis
ia mencari jalan untuk memperbaiki kesalahannya,
kesempatan untuk itu tidak ada lagi.
[Ibrani 12:15-17]

Orang yang tidak mengasihi, tidak mengenal Allah;
sebab Allah adalah kasih.
[1 Yohanes 4:8]

Karena Allah begitu mengasihi manusia di dunia ini,
sehingga Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan mendapat hidup sejati dan kekal.
[Yohanes 3:16]

Sebab itu, rendahkanlah dirimu
di bawah tangan Allah yang kuat,
supaya Ia meninggikan kalian kalau sudah waktunya.
[1 petrus 5:6]

Kalian sudah diselamatkan oleh Allah,
jadi berusahalah terus supaya kesejahteraanmu menjadi sempurna.
Lakukanlah itu dengan hormat dan patuh kepada Allah,
karena Allah sendiri yang bekerja di dalam dirimu
untuk membuat kalian rela dan sanggup menyenangkan hati Allah.
[Filipi 2:13]

Sebab Allah sudah menunjukkan rahmat-Nya
guna menyelamatkan seluruh umat manusia.
Rahmat Allah itu mendidik kita
supaya tidak lagi hidup berlawanan dengan kehendak Allah
dan tidak menuruti keinginan duniawi.
Kita dididik untuk hidup dalam dunia ini
dengan tahu menahan diri, tulus dan setia kepada Allah.
Sekarang kita sedang menantikan Hari
yang kita harap-harapkan itu;
pada Hari itu dunia akan melihat keagungan Yesus Kristus,
yaitu Allah Mahabesar dan Raja Penyelamat kita.
Ia sudah mengurbankan diri-Nya bagi kita
untuk membebaskan kita dari segala kejahatan,
dan menjadikan kita suatu umat yang bebas dari dosa
dan yang menjadi milik-Nya saja, serta yang rajin berbuat baik.
[Titus 2:11-14]

Allah mengasihi kalian,
itu sebabnya Ia menyelamatkan kalian
karena kalian percaya kepada Yesus.
Keselamatan kalian itu bukanlah hasil usahamu sendiri.
Itu adalah anugerah Allah.
Jadi, tidak ada seorang pun yang dapat menyombongkan dirinya
mengenai hal itu.
[Efesus 2:8-9]

Sebab Kristus sendiri mati hanya sekali saja,
untuk selama-lamanya karena dosa manusia--seorang yang tidak bersalah,
mati untuk orang yang bersalah.
Kristus melakukan itu supaya Ia dapat membimbing kalian kepada Allah.
Ia dibunuh secara jasmani, tetapi dihidupkan kembali secara rohani.
[1 Petrus 3:18]

Tetapi karena rahmat Allah
saya menjadi seperti keadaan saya yang sekarang.
Dan tidaklah percuma Allah mengampuni saya.
Malah justru sayalah yang bekerja lebih keras
dari semua rasul yang lainnya.
Tetapi itu sebenarnya bukan usaha saya;
itu usaha Allah yang mengasihi saya dan yang bekerja bersama-sama saya.
[1 Korintus 15:10]

Ia memilih mereka berdasarkan rahmat-Nya
dan bukan berdasarkan perbuatan mereka.
Sebab kalau pilihan Allah itu berdasarkan perbuatan manusia,
maka rahmat Allah itu bukan lagi rahmat yang sejati.
[Roma 11:6]

Meskipun begitu, rahmat Allah yang diberikan kepada kita
lebih kuat daripada keinginan roh kita itu.
Itulah sebabnya di dalam Alkitab tertulis juga,
"Allah menentang orang yang sombong,
tetapi sebaliknya Ia mengasihi orang yang rendah hati."
Sebab itu, tunduklah kepada Allah dan lawanlah Iblis,
maka Iblis akan lari dari kalian.
Dekatilah Allah, dan Allah pun akan mendekati kalian.
Bersihkanlah tanganmu, kalian yang berdosa!
Dan jernihkanlah hatimu, kalian yang bercabang hati!
[Yakobus 4:6-8]

Di kota itu ada seorang laki-laki bernama Simon,
yang sudah beberapa waktu lamanya
membuat orang-orang Samaria terpesona akan ilmu sihirnya.
Ia mengatakan kepada mereka bahwa ia orang yang luar biasa.
Maka semua orang di kota itu
dari semua lapisan masyarakat sangat memperhatikan dia.
"Orang ini adalah kekuatan Allah yang terkenal sebagai
'Kekuatan Besar' itu," kata mereka.
Sudah lama sekali ia mempesona orang-orang dengan kekuatan sihirnya,
sehingga mereka sangat memperhatikan dia.
Tetapi Filipus memberitakan kepada mereka
tentang Kabar Baik mengenai bagaimana Allah
akan memerintah sebagai raja dan tentang Yesus Kristus,
Raja Penyelamat itu.
Maka mereka percaya akan berita yang disampaikan oleh Filipus,
lalu mereka dibaptis--baik orang laki-laki maupun orang wanita.
Simon sendiri juga percaya.
Dan setelah dibaptis, ia terus mengikuti Filipus.
Keajaiban-keajaiban yang terjadi membuat Simon terheran-heran.
Rasul-rasul di Yerusalem mendengar
bahwa orang-orang Samaria sudah menerima perkataan Allah.
Oleh sebab itu mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana.
Ketika Petrus dan Yohanes tiba,
mereka berdoa untuk orang-orang Samaria itu
supaya mereka mendapat Roh Allah,
sebab Roh Allah belum datang menguasai seorang pun dari mereka;
mereka baru dibaptis atas nama Tuhan Yesus saja.
Lalu Petrus dan Yohanes meletakkan tangan mereka
ke atas orang-orang Samaria itu; maka mereka menerima Roh Allah.
Simon melihat bahwa karena tangan rasul-rasul
diletakkan ke atas orang-orang itu,
Roh Allah diberi kepada mereka.
Karena itu Simon membawa uang kepada Petrus dan Yohanes,
lalu berkata, "Berilah kepada saya kuasa itu juga
supaya kalau tangan saya diletakkan pada siapa saja,
orang itu akan menerima Roh Allah."
Tetapi Petrus menjawab, "Celakalah kau dan uangmu!
Kaukira pemberian Allah dapat dibeli dengan uang?
Engkau tidak punya hak untuk ikut di dalam pekerjaan kami,
sebab hatimu tidak benar terhadap Allah.
Sebab itu tinggalkanlah maksudmu yang jahat itu,
dan mintalah kepada Tuhan
supaya Ia mengampuni pikiranmu yang jahat itu!
Sebab saya tahu engkau penuh dengan iri hati
dan diperbudak oleh kejahatan."
[Kis. 8:9-23]

Carilah itu seperti mencari emas,
dan kejarlah itu seperti mengejar harta yang terpendam.
Dengan demikian kau akan tahu apa artinya
takut akan TUHAN dan kau akan mendapat pengetahuan tentang Allah.
[Amsal 2:4-5]

TUHAN berkata,
"Pikiran-Ku bukan pikiranmu, dan jalan-Ku bukan jalanmu.
Setinggi langit di atas bumi,
setinggi itulah pikiran-Ku di atas pikiranmu,
dan jalan-Ku di atas jalanmu.
[Yesaya 55:8-9]

Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu,
dan janganlah mengandalkan pengertianmu sendiri.
[Amsal 3:5]

Ada jalan yang kelihatannya lurus,
tapi akhirnya jalan itu menuju maut.
[Amsal 14:12]

Sebab bagi orang-orang yang menuju kebinasaan,
berita tentang kematian Kristus pada salib
merupakan omong kosong.
Tetapi, bagi kita yang diselamatkan oleh Allah,
berita itu merupakan caranya Allah menunjukkan kuasa-Nya.
Sebab dalam Alkitab, Allah berkata,
"Kebijaksanaan orang arif akan Kukacaukan,
dan pengertian orang-orang berilmu akan Kulenyapkan."
Nah, apa gunanya orang-orang arif itu?
Apa gunanya mereka yang berilmu?
Apa gunanya ahli-ahli pikir dunia ini?
Allah sudah menunjukkan bahwa kebijaksanaan dunia ini
adalah omong kosong belaka!
Karena bagaimanapun pandainya manusia,
ia tidak dapat mengenal Allah melalui kepandaiannya sendiri.
Tetapi justru karena Allah bijaksana,
maka Ia berkenan menyelamatkan orang-orang yang percaya kepada-Nya
melalui berita yang kami wartakan yang dianggap omong kosong oleh dunia.
Orang Yahudi menuntut keajaiban sebagai bukti,
dan orang Yunani mementingkan kebijaksanaan dunia ini.
Tetapi kita ini hanya memberitakan Kristus yang mati disalib.
Berita itu menyinggung perasaan orang Yahudi,
dan dianggap omong kosong oleh orang-orang bukan Yahudi.
Tetapi bagi orang-orang yang sudah dipanggil oleh Allah
baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi
berita itu merupakan caranya Allah menunjukkan kuasa
dan kebijaksanaan-Nya.
Sebab yang nampaknya bodoh pada Allah,
adalah lebih bijaksana daripada kebijaksanaan manusia;
dan yang nampaknya lemah pada Allah,
adalah lebih kuat daripada kekuatan manusia.
Saudara-saudara! Coba ingat bagaimana keadaanmu
pada waktu Allah memanggil kalian.
Cuma sedikit saja dari antaramu yang bijaksana,
atau berkuasa, atau berkedudukan tinggi menurut pandangan manusia.
Sebab memang Allah sengaja memilih yang dianggap bodoh oleh dunia ini,
supaya orang-orang pandai menjadi malu.
Dan Allah memilih juga yang dianggap lemah oleh dunia ini,
supaya orang-orang yang gagah perkasa menjadi malu.
[1 Kor. 1:18-27]

Berilah kepada orang lain,
supaya Allah juga memberikan kepadamu;
kalian akan menerima pemberian berlimpah-limpah
yang sudah ditakar padat-padat untukmu.
Sebab takaran yang kalian pakai untuk orang lain
akan dipakai Allah untukmu.
[Lukas 6:38]

Begitu juga Saudara, orang-orang muda.
Tunduklah kepada orang-orang yang tua.
Saudara semuanya harus merendahkan diri
dan saling melayani dengan rendah hati.
Sebab dalam Alkitab tertulis begini,
"Allah menentang orang yang sombong,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
[1 Petrus 5:5]

Takut akan TUHAN adalah dasar pendidikan yang baik;
kehormatan didahului oleh kerendahan hati.
[Amsal 15:33]

Orang yang mempertahankan hidupnya, akan kehilangan hidupnya,
tetapi orang yang kehilangan hidupnya karena setia kepada-Ku,
akan mendapat hidupnya.
[Matius 10:39]

Tetapi kalian tidak boleh begitu.
Sebaliknya, orang yang mau menjadi besar di antara kalian,
harus menjadi pelayanmu.
Dan orang yang mau menjadi yang pertama di antara kalian,
harus menjadi hambamu.
[matius 20:26-27]

Hidup menurut Roh

Sebaliknya, kalau orang-orang dipimpin oleh Roh Allah, hasilnya ialah: Mereka saling mengasihi, mereka gembira, mereka mempunyai ketenangan hati, mereka sabar dan berbudi, mereka baik terhadap orang lain, mereka setia,
mereka rendah hati, dan selalu sanggup menguasai diri. Tidak ada hukum agama yang melarang hal-hal seperti itu.
Orang-orang yang sudah menjadi milik Kristus Yesus, orang-orang itu sudah mematikan tabiat manusianya dengan segala nafsu dan keinginannya.
Roh Allah sudah memberikan kepada kita hidup yang baru; oleh sebab itu Ia jugalah harus menguasai hidup kita.
Kita tidak boleh menjadi sombong, dan saling menyakiti hati, serta iri hati satu sama lain.

[Philip]
The Spirit, however, produces in human life fruits such as these: love, joy, peace, patience, kindness, generosity, fidelity,
tolerance and selfcontrol and no law exists against any of them.
Those who belong to Christ Jesus have crucified their lower nature with all that it loved and lusted for.
If our lives are centered in the Spirit, let us be guided by the Spirit.
Let us not be ambitious for our own reputations, for that only means making each other jealous.


Roh, bagaimanapun, menghasilkan buah dalam kehidupan manusia seperti ini: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kemurahan hati, kesetiaan,
toleransi dan pengendalian diri dan hukum tidak melarang terhadap salah satu dari mereka.
Mereka yang milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan sifat rendah mereka lebih dari semua yang dicintai dan untuk bernafsu.
Jika hidup kita berpusat dalam Roh, marilah kita dibimbing oleh Roh.
Janganlah kita menjadi ambisius untuk reputasi kita sendiri, hanya untuk memiliki arti membuat saling cemburu.

[NKJV]
But the fruit of the Spirit is love, joy, peace, longsuffering, kindness, goodness, faithfulness,
gentleness, selfcontrol. Against such there is no law.
And those [who are] Christ's have crucified the flesh with its passions and desires.
If we live in the Spirit, let us also walk in the Spirit.
Let us not become conceited, provoking one another, envying one another.


Tetapi buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelembutan, pengendalian diri. Terhadap seperti ada hukum.
Dan orang-orang [yang] milik Kristus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Jika kita hidup dalam Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Mari kita tidak menjadi sombong, memprovokasi satu sama lain, iri satu sama lain.

[Message]
But what happens when we live God's way? He brings gifts into our lives, much the same way that fruit appears in an orchard--things like affection for others, exuberance about life, serenity. We develop a willingness to stick with things, a sense of compassion in the heart, and a conviction that a basic holiness permeates things and people. We find ourselves involved in loyal commitments,
not needing to force our way in life, able to marshal and direct our energies wisely. Legalism is helpless in bringing this about; it only gets in the way.
Among those who belong to Christ, everything connected with getting our own way and mindlessly responding to what everyone else calls necessities is killed off for good--crucified.
Since this is the kind of life we have chosen, the life of the Spirit, let us make sure that we do not just hold it as an idea in our heads or a sentiment in our hearts, but work out its implications in every detail of our lives.
That means we will not compare ourselves with each other as if one of us were better and another worse. We have far more interesting things to do with our lives. Each of us is an original.


Tapi apa yang terjadi ketika kita hidup dengan cara Tuhan? Dia membawa hadiah ke dalam hidup kita, banyak cara yang sama bahwa buah muncul di kebun - hal-hal seperti kasih sayang bagi orang lain, kegembiraan tentang kehidupan, ketenangan. Kami mengembangkan keinginannya untuk tetap dengan hal-hal, rasa belas kasih dalam hati, dan keyakinan bahwa kekudusan dasar menembus hal-hal dan orang-orang. Kami menemukan diri kita terlibat dalam komitmen setia,
tidak perlu memaksa kita dalam kehidupan, mampu marshal dan mengarahkan energi kita dengan bijak. Legalisme tidak berdaya dalam membawa ini tentang, hanya mendapat di jalan.
Di antara mereka yang menjadi milik Kristus, segala sesuatu yang berhubungan dengan mendapatkan cara kita sendiri dan tanpa berpikir menanggapi apa yang orang lain sebut kebutuhan yang membunuh untuk kebaikan - disalibkan.
Karena ini adalah jenis kehidupan yang telah kita pilih, kehidupan Roh, marilah kita pastikan bahwa kita tidak hanya tahan sebagai ide dalam kepala kita atau sentimen dalam hati kita, tetapi bekerja keluar implikasinya dalam setiap detail dari kehidupan kita.
Itu berarti kita tidak akan membandingkan diri kita dengan satu sama lain seolah-olah salah satu dari kami lebih baik dan lain buruk. Kami memiliki hal-hal yang jauh lebih menarik untuk lakukan dengan hidup kita. Masing-masing dari kita adalah asli.

Hidup menurut daging

Keinginan tabiat manusia nyata dalam perbuatan-perbuatan yang cabul, kotor, dan tidak patut;
dalam penyembahan berhala dan ilmu guna-guna; dalam bermusuh-musuhan, berkelahi, cemburu, lekas marah, dan mementingkan diri sendiri; perpecahan dan berpihak-pihak,
serta iri hati, bermabuk-mabukan, berpesta-pesta dan lain sebagainya. Terhadap semuanya itu saya peringatkan kalian sekarang sebagaimana saya peringatkan kalian dahulu juga, bahwa orang-orang yang melakukan hal-hal seperti itu tidak akan menjadi anggota umat Allah.

[Philip]
The activities of the lower nature are obvious. Here is a list: sexual immorality, impurity of mind, sensuality,
worship of false gods, witchcraft, hatred, mind, jealousy, bad temper, rivalry, factious, partyspirit,
envy, drunkenness, orgies and things like that. I solemnly assure you, as I did before, that those who indulge in such things will never inherit God's kingdom.


Kegiatan sifat rendah yang jelas. Berikut adalah daftar: percabulan, kenajisan pikiran, sensualitas,
menyembah dewa-dewa palsu, sihir, kebencian, pikiran, cemburu, marah yang buruk, persaingan, tidak wajar, partyspirit,
iri hati, kemabukan, pesta pora, dan hal-hal seperti itu. Saya sungguh-sungguh meyakinkan Anda, seperti yang saya lakukan sebelumnya, bahwa mereka yang menikmati hal-hal seperti tidak akan mewarisi kerajaan Allah.

[NKJV]
Now the works of the flesh are evident, which are: adultery, fornication, uncleanness, lewdness,
idolatry, sorcery, hatred, contentions, jealousies, outbursts of wrath, selfish ambitions, dissensions, heresies,
envy, murders, drunkenness, revelries, and the like; of which I tell you beforehand, just as I also told [you] in time past, that those who practice such things will not inherit the kingdom of God.


Sekarang perbuatan daging yang jelas, yaitu: perzinahan, percabulan, kecemaran, percabulan,
penyembahan berhala, sihir, kebencian, perselisihan, kecemburuan, ledakan amarah, ambisi egois, perselisihan, bid'ah,
iri hati, pembunuhan, kemabukan, pesta pora, dan sejenisnya; yang saya katakan sebelumnya, sama seperti aku juga diberitahu [Anda] di masa lalu waktu, bahwa mereka yang melakukan hal-hal seperti itu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

[Message]
It is obvious what kind of life develops out of trying to get your own way all the time: repetitive, loveless, cheap sex; a stinking accumulation of mental and emotional garbage; frenzied and joyless grabs for happiness;
trinket gods; magic-show religion; paranoid loneliness; cutthroat competition; all-consuming-yet-never-satisfied wants; a brutal temper; an impotence to love or be loved; divided homes and divided lives; small-minded and lopsided pursuits;
the vicious habit of depersonalizing everyone into a rival; uncontrolled and uncontrollable addictions; ugly parodies of community. I could go on. This isn't the first time I have warned you, you know. If you use your freedom this way, you will not inherit God's kingdom.


Hal ini jelas apa jenis kehidupan berkembang dari mencoba untuk mendapatkan cara Anda sendiri sepanjang waktu: berulang-ulang, tanpa cinta, seks murah, akumulasi bau sampah mental dan emosional, diperebutkan hiruk pikuk dan muram untuk kebahagiaan;
perhiasan dewa, magic-show agama, kesepian paranoid, persaingan kejam, semua memakan-belum-pernah-puas ingin, marah brutal, sebuah impotensi untuk mencintai atau dicintai, rumah dibagi dan kehidupan terbagi; pengejaran berpikiran sempit dan miring;
kebiasaan ganas depersonalizing semua orang menjadi saingan, kecanduan tidak terkendali dan tidak terkendali, parodi jelek masyarakat. Aku bisa terus. Ini bukan pertama kalinya saya telah memperingatkan Anda, Anda tahu. Jika Anda menggunakan kebebasan Anda dengan cara ini, Anda tidak akan mewarisi kerajaan Allah.

22 September, 2012

Is it possible to be a gay Christian?

“Do you not know that the unrighteous will not inherit the kingdom of God? Do not be deceived; neither fornicators, nor idolaters, nor adulterers, nor effeminate, nor homosexuals, nor thieves, nor the covetous, nor drunkards, nor revilers, nor swindlers, will inherit the kingdom of God” (1 Corinthians 6:9-10). There is a tendency to declare homosexuality as the worst of all sins. While it is undeniable, biblically speaking, that homosexuality is immoral and unnatural (Romans 1:26-27), in no sense does the Bible describe homosexuality as an unforgivable sin. Nor does the Bible teach that homosexuality is a sin Christians will never struggle against.

Perhaps that is the key phrase in the question of whether it is possible to be a gay Christian: “struggle against.” It is possible for a Christian to struggle with homosexual temptations. Many homosexuals who become Christians have ongoing struggles with homosexual feelings and desires. Some strongly heterosexual men and women have experienced a “spark” of homosexual interest at some point in their lives. Whether or not these desires and temptations exist does not determine whether a person is a Christian. The Bible is clear that no Christian is sinless (1 John 1:8,10). While the specific sin / temptation varies from one Christian to another, all Christians have struggles with sin, and all Christians sometimes fail in those struggles (1 Corinthians 10:13).

What differentiates a Christian’s life from a non-Christian’s life is the struggle against sin. The Christian life is a progressive journey of overcoming the “acts of the flesh” (Galatians 5:19-21) and allowing God’s Spirit to produce the “fruit of the Spirit” (Galatians 5:22-23). Yes, Christians sin, sometimes horribly. Sadly, sometimes Christians are indistinguishable from non-Christians. However, a true Christian will always repent, will always eventually return to God, and will always resume the struggle against sin. But the Bible gives no support for the idea that a person who perpetually and unrepentantly engages in sin can indeed be a Christian. Notice 1 Corinthians 6:11, "And that is what some of you were. But you were washed, you were sanctified, you were justified in the name of the Lord Jesus Christ and by the Spirit of our God."

First Corinthians 6:9-10 lists sins that, if indulged in continuously, identify a person as not being redeemed—not being a Christian. Often, homosexuality is singled out from this list. If a person struggles with homosexual temptations, that person is presumed to be unsaved. If a person actually engages in homosexual acts, that person is definitely thought to be unsaved. However, the same assumptions are not made, at least not with the same emphasis, regarding other sins in the list: fornication (pre-marital sex), idolatry, adultery, thievery, covetousness, alcoholism, slander, and deceit. It is inconsistent, for example, to declare those guilty of pre-marital sex as “disobedient Christians,” while declaring homosexuals definitively non-Christians.

Is it possible to be a gay Christian? If the phrase “gay Christian” refers to a person who struggles against homosexual desires and temptations – yes, a “gay Christian” is possible. However, the description “gay Christian” is not accurate for such a person, since he/she does not desire to be gay, and is struggling against the temptations. Such a person is not a “gay Christian,” but rather is simply a struggling Christian, just as there are Christians who struggle with fornication, lying, and stealing. If the phrase “gay Christian” refers to a person who actively, perpetually, and unrepentantly lives a homosexual lifestyle – no, it is not possible for such a person to truly be a Christian.

What does the Bible say about being a lesbian?

Some are under the assumption that, while the Bible condemns gay sex between men, it nowhere condemns being a lesbian/lesbianism. Leviticus 18:22 and 20:13 mention men having sex with other men, but say nothing of women having sex with other women. In the Sodom and Gomorrah account in Genesis 19, the men of the cities wanted to gang rape other men. First Corinthians 6:9 mentions effeminate men, very likely referring to homosexuals, but does not mention lesbians. So, does the Bible in fact condemn male homosexuality, but not lesbianism?

Romans 1:26-27 puts this invalid assumption to rest: “Because of this, God gave them over to shameful lusts. Even their women exchanged natural relations for unnatural ones. In the same way the men also abandoned natural relations with women and were inflamed with lust for one another. Men committed indecent acts with other men, and received in themselves the due penalty for their perversion.” Clearly, this passage puts lesbianism on equal ground with male homosexuality. Lesbianism is described as women exchanging natural relations (with men) for unnatural relations (with women). According to the Bible, being a lesbian is just as sinful as being a homosexual male.

There’s an implication in Romans 1:26 that lesbianism is even worse than male homosexuality. Notice the phrase “even their women.” The text seems to suggest that it is more common for men to engage in sexual depravity, and when women begin to do it, that is a sign things are getting really bad. Men usually have much stronger sex drives than women, and so are more prone to sexual deviancy. When women commit unnatural sexual acts, then the degree of immorality has truly become shameful. Lesbianism is evidence of people being given over to “the sinful desires of their hearts to sexual impurity for the degrading of their bodies with one another” (Romans 1:24).

What does the Bible say about bisexuality?

The Bible nowhere directly mentions bisexuality. However, it is clear from the Bible's denunciations of homosexuality that bisexuality would also be considered sinful. Leviticus 18:22 describes a person having sexual relations with the same sex as an abomination. Romans 1:26-27 condemns sexual relations between the same sex as abandoning what is natural. First Corinthians 6:9 states that homosexual offenders will not inherit the kingdom of God. These truths apply equally to bisexuals and to homosexuals.

The Bible tells us that a person becomes bisexual or homosexual because of sin (Romans 1:24-27). This does not necessarily mean sins the person has committed. Rather, it refers to sin itself. Sin warps, twists, and perverts everything in creation. Bisexuality and homosexuality are caused by sin "damaging" us spiritually, mentally, emotionally, and physically. Sin is the plague, and bisexuality is simply one of the symptoms.

Many Christians mistakenly focus on bisexuality and homosexuality as particularly evil sins. The Bible nowhere describes homosexuality as being any less forgivable than any other sin. A bisexual is the same number of steps away from salvation as the "moral" legalist—one. God offers forgiveness to anyone and everyone who will trust in Jesus Christ for salvation. This includes those involved in bisexuality. Once salvation through Christ is received, God will begin the process of destroying the acts of the flesh (Galatians 5:19-21), including any and all homosexual tendencies, and developing the fruit of the Spirit (Galatians 5:22-23). The promise of a "new creation" is available to anyone who will trust in Christ (2 Corinthians 5:17).

What does the Bible say about homosexuality?

The Bible consistently tells us that homosexual activity is a sin (Genesis 19:1-13; Leviticus 18:22; 20:13; Romans 1:26-27; 1 Corinthians 6:9). Romans 1:26-27 teaches specifically that homosexuality is a result of denying and disobeying God. When people continue in sin and unbelief, God “gives them over” to even more wicked and depraved sin in order to show them the futility and hopelessness of life apart from God. 1 Corinthians 6:9 proclaims that homosexual “offenders” will not inherit the kingdom of God.

God does not create a person with homosexual desires. The Bible tells us that people become homosexuals because of sin (Romans 1:24-27) and ultimately because of their own choice. A person may be born with a greater susceptibility to homosexuality, just as some people are born with a tendency to violence and other sins. That does not excuse the person’s choosing to sin by giving in to sinful desires. If a person is born with a greater susceptibility to anger/rage, does that make it right for him to give into those desires? Of course not! The same is true with homosexuality.

However, the Bible does not describe homosexuality as a “greater” sin than any other. All sin is offensive to God. Homosexuality is just one of the many things listed in 1 Corinthians 6:9-10 that will keep a person from the kingdom of God. According to the Bible, God’s forgiveness is just as available to a homosexual as it is to an adulterer, idol worshipper, murderer, thief, etc. God also promises the strength for victory over sin, including homosexuality, to all those who will believe in Jesus Christ for their salvation (1 Corinthians 6:11; 2 Corinthians 5:17; Philippians 4:13).

What does the Bible say about gay marriage / same sex marriage?

While the Bible does address homosexuality, it does not explicitly mention gay marriage/same-sex marriage. It is clear, however, that the Bible condemns homosexuality as an immoral and unnatural sin. Leviticus 18:22 identifies homosexual sex as an abomination, a detestable sin. Romans 1:26-27 declares homosexual desires and actions to be shameful, unnatural, lustful, and indecent. First Corinthians 6:9 states that homosexuals are unrighteous and will not inherit the kingdom of God. Since both homosexual desires and actions are condemned in the Bible, it is clear that homosexuals “marrying” is not God’s will, and would be, in fact, sinful.

Whenever the Bible mentions marriage, it is between a male and a female. The first mention of marriage, Genesis 2:24, describes it as a man leaving his parents and being united to his wife. In passages that contain instructions regarding marriage, such as 1 Corinthians 7:2-16 and Ephesians 5:23-33, the Bible clearly identifies marriage as being between a man and a woman. Biblically speaking, marriage is the lifetime union of a man and a woman, primarily for the purpose of building a family and providing a stable environment for that family.

The Bible alone, however, does not have to be used to demonstrate this understanding of marriage. The biblical viewpoint of marriage has been the universal understanding of marriage in every human civilization in world history. History argues against gay marriage. Modern secular psychology recognizes that men and women are psychologically and emotionally designed to complement one another. In regard to the family, psychologists contend that a union between a man and woman in which both spouses serve as good gender role models is the best environment in which to raise well-adjusted children. Psychology argues against gay marriage. In nature/physicality, clearly, men and women were designed to “fit” together sexually. With the “natural” purpose of sexual intercourse being procreation, clearly only a sexual relationship between a man and a woman can fulfill this purpose. Nature argues against gay marriage.

So, if the Bible, history, psychology, and nature all argue for marriage being between a man and a woman—why is there such a controversy today? Why are those who are opposed to gay marriage/same-sex marriage labeled as hateful, intolerant bigots, no matter how respectfully the opposition is presented? Why is the gay rights movement so aggressively pushing for gay marriage/same-sex marriage when most people, religious and non-religious, are supportive of—or at least far less opposed to—gay couples having all the same legal rights as married couples with some form of civil union?

The answer, according to the Bible, is that everyone inherently knows that homosexuality is immoral and unnatural, and the only way to suppress this inherent knowledge is by normalizing homosexuality and attacking any and all opposition to it. The best way to normalize homosexuality is by placing gay marriage/same-sex marriage on an equal plane with traditional opposite-gender marriage. Romans 1:18-32 illustrates this. The truth is known because God has made it plain. The truth is rejected and replaced with a lie. The lie is then promoted and the truth suppressed and attacked. The vehemence and anger expressed by many in the gay rights movement to any who oppose them is, in fact, an indication that they know their position is indefensible. Trying to overcome a weak position by raising your voice is the oldest trick in the debating book. There is perhaps no more accurate description of the modern gay rights agenda than Romans 1:31, “they are senseless, faithless, heartless, ruthless.”

To give sanction to gay marriage/same-sex marriage would be to give approval to the homosexual lifestyle, which the Bible clearly and consistently condemns as sinful. Christians should stand firmly against the idea of gay marriage/same-sex marriage. Further, there are strong and logical arguments against gay marriage/same-sex marriage from contexts completely separated from the Bible. One does not have to be an evangelical Christian to recognize that marriage is between a man and a woman.

According to the Bible, marriage is ordained by God to be between a man and a woman (Genesis 2:21-24; Matthew 19:4-6). Gay marriage/same-sex marriage is a perversion of the institution of marriage and an offense to the God who created marriage. As Christians, we are not to condone or ignore sin. Rather, we are to share the love of God and the forgiveness of sins that is available to all, including homosexuals, through Jesus Christ. We are to speak the truth in love (Ephesians 4:15) and contend for truth with “gentleness and respect” (1 Peter 3:15). As Christians, when we make a stand for truth and the result is personal attacks, insults, and persecution, we should remember the words of Jesus: “If the world hates you, keep in mind that it hated me first. If you belonged to the world, it would love you as its own. As it is, you do not belong to the world, but I have chosen you out of the world. That is why the world hates you” (John 15:18-19).

Reflection

Evil is all around us in today's society, from lying and stealing to pornography, drugs, illicit sex, and violence.
God calls us to be holy people set apart, not influenced by our wicked culture.
Sin always has consequences.
Do you take sin and God's wrath seriously?

21 September, 2012

Kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan malam

Mengenai yang berikut ini, saya tidak memuji kalian.
Pertemuan ibadatmu bukannya menghasilkan yang baik,
melainkan yang tidak baik.
Pertama-tama saya mendengar,
bahwa di dalam pertemuan-pertemuanmu
ada golongan-golongan yang saling bertentangan.
Dan saya kira sedikit banyak kabar itu benar.

Memang sudah sewajarnya timbul perpecahan di antaramu,
supaya kelihatan nanti siapa-siapa orang Kristen yang sejati.
Tetapi pada waktu kalian berkumpul,
yang kalian adakan itu bukan Perjamuan Tuhan.
Sebab pada waktu makan,
kalian masing-masing berebut mengambil makanannya sendiri,
sampai ada yang tidak mendapat apa-apa,
sedangkan yang lainnya menjadi mabuk.

Mengapa begitu?
Bukankah Saudara punya rumah?
Saudara bisa makan dan minum di situ!
Ataukah Saudara mau menghina jemaat Allah
dan memalukan orang-orang miskin?
Apakah yang harus saya katakan kepada kalian?
Haruskah saya memuji kalian?
Tidak! Sekali-kali saya tidak akan memuji kalian.

Sebab yang saya ajarkan kepadamu,
itu saya terima dari Tuhan sendiri:
bahwa pada malam itu ketika Yesus, Tuhan kita dikhianati,
Ia mengambil roti,
dan setelah Ia mengucap terima kasih kepada Allah atas roti itu,
Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya,
lalu berkata, "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan untuk kalian.
Lakukanlah ini untuk mengenang Aku."

Begitu pula setelah habis makan,
Ia mengambil piala anggur lalu berkata,
"Anggur ini adalah perjanjian Allah yang baru,
disahkan dengan darah-Ku.
Setiap kali kalian minum ini, lakukanlah ini untuk mengenang Aku."

Memang setiap kali kalian makan roti dan minum anggur ini,
kalian memberitakan kematian Tuhan, sampai Ia datang.
Oleh karena itu, orang yang makan roti Tuhan
atau minum anggur Tuhan dengan cara yang tidak patut,
orang itu berdosa terhadap Tuhan
yang sudah mengurbankan tubuh dan darah-Nya.

Jadi, setiap orang harus memeriksa dirinya dahulu,
baru ia boleh makan roti dan minum anggur itu.
Sebab kalau orang makan roti dan minum anggur
tanpa mengindahkan bahwa perjamuan itu berkenaan dengan tubuh Tuhan,
orang itu makan dan minum
untuk menerima hukuman Allah atas dirinya sendiri.
Itulah sebabnya banyak dari antara kalian yang sakit dan lemah,
dan ada juga yang mati.
Tetapi kalau kita memeriksa diri kita terlebih dahulu,
kita tidak akan dihukum Allah.
Tetapi kalau kita dihukum Allah,
Ia akan mencambuk kita,
supaya kita jangan kena penghukuman bersama-sama dunia ini.

Oleh sebab itu, Saudara-saudaraku,
kalau kalian berkumpul untuk makan pada perjamuan Tuhan,
kalian harus saling menunggu.
Kalau ada yang lapar, ia harus makan dahulu di rumah.
Kalau kalian mengindahkan hal ini,
pertemuan-pertemuan ibadatmu
tidak akan mendatangkan hukuman dari Allah atas dirimu sendiri.
Mengenai masalah-masalah yang lain,
akan saya terangkan kepadamu, kalau saya datang nanti.