12 Juni, 2011

Pengalaman bekerja sama maupun melakukan perjanjian sewa menyewa

Ketika saya mempunyai sebuah rumah,
rumah tersebut dipasang spanduk "disewakan / dikontrakkan".
Teman saya yang mengelola usaha laundry menawarkan kerja sama, adapun kerja sama yang ditawarkan adalah seperti berikut.





Setelah berjalan sejak Juni 2010-Desember 2010,
pembayaran-nya seringkali tidak berjalan dengan lancar / semestinya.

Hari pertama memasuki Januari 2011,
saya membuat perjanjian sewa-menyewa rumah untuk jangka waktu 6 (enam) bulan dengan Agnes Aulia Mayasari (pengelola laundry),
diketahui juga oleh pihak keluarganya yang turut menandatangani surat perjanjian tersebut sebagai saksi Ibu Mercy Hendrawaty.
(di atas materai Rp.6.000,-)

Saya pikir ketika ada 2 (dua) pihak mengadakan kerjasama maupun perjanjian sewa-menyewa rumah, walaupun itu adalah teman,
ada tata cara, ada kewajiban dan hak yang dimiliki masing-masing pihak, meliputi juga etika dan tanggung jawab dalam bertransaksi.

Sampai saat ini (12 Juni 2011), jika boleh jujur saya sedih juga kecewa karena untuk biaya maintenance (air dan listrik yang April 2011 masih tertunggak, telepon rumah telah diputus karena ada pemakaian internet speedy sebanyak 3 (tiga) bulan masih belum dibayarkan).

Saya sudah 4-5hari ini sulit menghubungi Agnes,
saya berusaha mencarinya baik melalui teman-teman dekatnya hingga memberitahukan pihak keluarganya, baik orang tuanya, yaitu Ibu THMA Linda Susanti dan juga tantenya Ibu Mercy Hendrawaty
untuk memberitahukan terlebih dahulu dari jauh-jauh hari
agar Agnes boleh mempersiapkan dan menyelesaikan segala biaya maintenance (air, listrik, telepon) dan juga hutang baik dari hasil pembagian kerja sama maupun sewa menyewa yang masih belum terbayarkan sejak November 2010.
[Mengingat sesuai kesepakatan, semua biaya yang terhutang akan diselesaikan sebelum 30 Juni 2011]

Masukan dari pihak keluarganya sangat baik, karena orang tua-nya dan tantenya tidak mau tahu apalagi bertanggung jawab berkenaan semua ini, saya juga sesungguhnya tidak ada maksud melibatkan pihak keluarga Agnes, ini semua sudah saya katakan berulang kali ketika menelpon, ini hanya sebagai itikad baik saya, telah berusaha mencari Agnes.
Agar jauh-jauh hari sebelum waktunya (30 Juni 2011) saya sudah berusaha memberitahukan dan mengingatkan kembali akan kesepakatan yang telah dibuat dan disepakati kedua belah pihak.
Karena rumah tersebut per Juli 2011 sudah ada orang lain / pihak lain yang hendak menggunakan / memakai.
Dan pemakai selanjutnya mendapatkan tagihan air juga listrik yang masih tertunggak, sebelum diputus oleh pihak PDAM dan PLN dia melaporkan kepada saya agar segera diselesaikan.

Jujur saja, apabila saya berusaha meminta pertanggungjawaban kepada Agnes, bahkan memberitahukan hal ini hingga ke keluarganya adalah hal yang tidak benar juga merugikan pihak Agnes, saya mohon maaf sebesar-besarnya.
Saya memang tidak memiliki pengalaman sebanyak pihak Agnes maupun keluarga Agnes dalam berkerja sama maupun melakukan perjanjian, baik itu dengan orang yang tidak dikenal maupun dengan teman (pihak dikenal).

Harapan dan keinginan saya hanyalah mencegah adanya salah paham maupun salah mengerti antara pihak saya maupun pihak Agnes (baik orang tua Agnes, maupun keluarga besar Agnes).
Juga tidak ingin ada salah satu pihak yang merasa tidak enak hati maupun dirugikan baik saat sekarang maupun di waktu-waktu mendatang.
Karena Ibunya Agnes dan Tante-nya Agnes mengatakan:
saya memberi pinjam rumah tersebut,
mengapa jadi ada biaya sewa?
Apalagi Agnes sampai hutang begitu besar sama kamu,
siapa yang mau bayar?
Kalau teman yang baik, yah harusnya gak begitu..
Kalau teman yang baik, yah gak usah terlalu hitungan..



Ketika saya harus membayar yang bukan menjadi tanggung jawab saya,
saya hanya dapat berdoa terlebih dahulu untuk meminta hikmat-NYA..
Sahabat saya memberikan ayat ini buat saya:
Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.
Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku. Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.


Saya mohon agar Tuhan selalu menguatkan saya dalam melalui semua hal,
juga perihal ini boleh saya lalui dengan sabar & tegar.
Saya yakin dengan perihal-perihal yang saya lalui,
Tuhan memberikan bimbingan agar di waktu mendatang saya boleh menjadi orang yang lebih baik dan benar di mata-NYA.

Tidak ada komentar: