02 Mei, 2020

Sangkakala Yang Kelima


Lalu malaikat kelima meniup trompetnya,
dan saya melihat sebuah bintang jatuh dari langit ke atas bumi.
Bintang itu diberi kunci jurang maut.
Maka bintang itu membuka jurang maut itu,
lalu asap keluar dari dalamnya seperti asap dari tungku yang besar.
Matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap dari jurang itu.

Lalu dari dalam asap itu keluarlah belalang-belalang yang turun ke bumi.
Belalang-belalang itu diberi kuasa yang sama seperti yang diberi kepada kalajengking.
Mereka dilarang merusak rumput, atau pohon-pohon,
atau tanaman-tanaman lainnya.
Mereka hanya boleh menyerang orang-orang
yang pada dahinya tidak ada tanda segel dari Allah.

Belalang-belalang itu tidak diizinkan membunuh orang-orang itu,
melainkan hanya menyiksa mereka selama lima bulan.
Nyeri yang diakibatkan oleh siksaan belalang-belalang itu
sama seperti nyeri yang diakibatkan oleh sengat kalajengking.
Selama lima bulan itu, orang-orang itu berusaha supaya mati,
tetapi mereka tidak bisa mati;
mereka ingin mati, tetapi maut jauh dari mereka.

Rupa belalang itu seperti kuda yang siap untuk berperang.
Di kepala mereka ada sesuatu yang kelihatan seperti mahkota emas.
Muka mereka seperti muka manusia.
Rambut mereka seperti rambut wanita,
dan gigi mereka seperti gigi singa.
Dada mereka ditutupi dengan sesuatu yang mirip baju besi.
Suara sayap mereka seperti suara sejumlah besar kereta-kereta kuda
yang sedang menyerbu dalam peperangan.

Mereka mempunyai ekor dan sengat seperti kalajengking.
Dan di dalam ekor mereka itulah terdapat kekuatan mereka
untuk menyiksa manusia selama lima bulan.

Mereka mempunyai raja yang memerintah mereka,
dan raja itu ialah malaikat yang bertanggung jawab atas jurang maut.
Namanya di dalam bahasa Ibrani ialah Abadon;
dan di dalam bahasa Yunani Apolion (yang artinya "Perusak").
Celaka yang pertama telah lalu.
Sesudah itu ada dua celaka lagi yang harus datang.

-Wahyu 9:1-12 BIS

Tidak ada komentar: