03 Februari, 2011

Renungan Imlek

Apakah arti dari imlek? Apakah imlek hanyalah 1 hari dalam 1 tahun yang kita lalui bersama keluarga dan kerabat? Atau apakah imlek hanyalah hari yang menyenangkan karena kita akan mendapatkan uang dalam amplop berwarna merah? Atau Imlek hanyalah sebuah hari tradisi dimana kita makan kue keranjang?

Bilamana Imlek hanyalah hari yang saya pertanyakan di atas, maka apa bedanya imlek dengan hari – hari lainnya? Bukankah setiap hari pun kita bisa lalui bersama keluarga dan kerabat, senang karena mendapatkan uang , dan mengkonsumsi kue kue? Bukankah imlek juga hanya 1 hari yang memiliki 24 jam per harinya? Atau Imlek memiliki makna lain dalam hidup?

Memiliki makna dalam melewati hari bergantung pada cara pandang kita akan hidup itu sendiri. Apakah kita ingin mensyukuri atau hanya menganggap sebagai hari hari lainnya.

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak teman – teman untuk melihat imlek dengan cara pandang yang sedikit berbeda. Dengan melihat imlek sebagai hari yang istimewa , hari yang menandakan sebuah awal dan sebuah akhir. Sebuah akhir dari perjalanan yang kita lalui dengan sia - sia dan sebuah awal akan tujuan hidup dengan Resolusi Imlek. Merenungkan hal hal yang belum dicapai , hal hal yang sudah dilalui, dan merenungkan apa yang ingin kita capai di tahun yang baru ini.

Saya serahkan kembali renungan ini kepada teman – teman semua. Apakah hanya sebuah renungan atau suatu awal langkah , semua bergantung pada diri kita sendiri akhirnya.

Hal yang tak dapat dipungkiri, semangat atau resolusi ini sering kali hanya sebatas suatu wacana yang pada akhirnya akan berlalu begitu saja dan terlupakan. Pengalaman hidup saya menyadarkan dan mengajarkan saya akan beberapa hal, bahwa semangat atau resolusi ini dapat kita capai dengan selalu menjaga 4 (empat) hal , yaitu Fokus, Motivasi, Rasa Malu dan Bersyukur.

Fokus
Seringkali pikiran yang berlari kesana kemari menyebabkan kita gagal dalam mencapai tujuan. Untuk itu, pelatihan untuk menjaga pikiran sangatlah diperlukan untuk dapat mencapai hal hal yang kita inginkan. Menjaga dan menyadari setiap pikiran yang timbul, merubah pikiran yang negatif menjadi kekuatan positif. Hal ini dapat dilakukan dengan berlatih kesadaran. Meditasi adalah salah satu cara untuk kita dapat selalu memfokuskan pikiran.

Motivasi
Ketika diri kita lelah atau bosan dengan usaha yang diperjuangkan, motivasi kan diri anda sendiri. Saya pribadi sering menggunakan beberapa alat bantu untuk memotivasi diri saya sendiri. Salah satunya adalah dengan memasang foto hal – hal yang saya inginkan pada meja kerja saya. Seperti foto rumah, mobil, dll. Setiap hari saya melihat foto foto ini dan disaat yang sama pula saya selalu mengingatkan diri saya untuk terus berjuang demi mencapai cita cita saya. Memotivasi diri saya dengan menyakinkan diri saya bahwa saya akan mendapatkan dan saya layak mendapatkan.

Rasa Malu
Suatu hari saya pernah melihat sebuah cuplikan video mengenai seseorang yang tidak memiliki kaki dan tangan , namun dia dapat mengerjakan tugas di rumah tangga dan melukis dengan indahnya. Bahkan, banyak lukisan yang dibuat telah terjual dan bukan hanya itu saja. Beliau juga menyumbangkan dana hasil penjualan lukisan tersebut untuk membantu kaum fakir miskin. Hal ini membuat saya malu , bahwa saya yang memiliki tangan dan kaki yang sempurna tidak dapat berbuat sebagaimana yang sudah diperbuat beliau. Video cuplikan ini saya simpan dan saya putar setiap kali saya mulai lengah dalam mencapai resolusi saya. Rasa malu meningkatkan upaya saya untuk dapat merealisasikan resolusi yang saya buat.

Bersyukur
Suatu pengalaman yang tak terlupakan ketika saya melihat seorang pemulung yang mengais sisa makanan dari tempat sampah dan segera memakannya karena rasa lapar dan malu. Disaat bersamaan , rasa sedih , rasa haru, rasa kaget dan rasa syukur dalam diri saya bercampur aduk. Mengapa dunia begitu kejam? Di satu sisi saya bisa memilih makanan apa yang hendak saya makan, tapi di sisi lain orang itu hanya bisa memakan makanan sisa yang ditemukan dalam bak sampah. Saya belajar untuk tahu bersyukur bahwa saya masih diberkati. Dan rasa syukur itu berkembang hingga memiliki keinginan untuk dapat membantu mereka yang kurang beruntung. Rasa syukur ini pula yang terus menjaga semangat dalam mencapai resolusi saya sehingga mungkin saya dapat berbuat lebih banyak lagi kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan.

Berlatih untuk fokus , memotivasi diri , memiliki rasa malu dan belajar untuk bersyukur telah mengajarkan diri saya untuk terus berusaha dalam pencapaian resolusi yang saya buat di moment imlek ini. Semoga teman – teman sekalian dapat mencoba apa yang saya dapatkan dalam pengalaman hidup , untuk tidak hanya melewati imlek seperti hari hari lainnya dan bagaimana untuk terus menjaga semangat resolusi ini.


bagi yang merayakan imlek, saya ucapkan:
Gong Xi Fa Cai!
Wan Shi Ru Yi Shen Ti Jian Kang!

Tidak ada komentar: